Siswa SMP di Serang Keracunan Makanan, Alur Produksi MBG Jadi Sorotan - Liputan 6
Kesehatan
Siswa SMP di Serang Keracunan Makanan, Alur Produksi MBG Jadi Sorotan
Beberapa siswa di Serang, Banten mengalami keracunan makanan usai mengonsumsi MBG. Penyelidikan tengah dilakukan untuk mengetahui penyebab para siswa alami mual dan sakit perut.
Liputan6.com, Jakarta Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) Serang, Banten mengatakan ada hal yang perlu dievaluasi dalam alur produksi makanan dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG). Evaluasi dilakukan usia beberapa siswa SMPN 1 Kramatwatu Serang keracunan makanan diduga akibat MBG.
"Dari hasil pengawalan, ada memang beberapa hal yang harus diperbaiki, misalnya alur produksi agar lebih tertib. Kemudian, operasional personel juga harus ditingkatkan," kata Kepala BBPOM Mojaza Sirait.
Meski begitu, Mojaza mengatakan penyebab pasti para siswa mengalami keracunan makanan belum diketahui. Saat ini masih menunggu hasil uji laboratorium yang dikoordinasikan dengan Dinas Kesehatan.
Ia menegaskan dalam pelaksanaan MBG, peran BPOM dan BBPOM sebagai sebagai pendamping untuk perbaikan sistem. BPOM bukan bertugas dalam penindakan hukum.
"Kami menyebutnya pengawalan atau pendampingan, bukan pengawasan. Fungsi kami adalah mencegah jangan sampai terjadi kejadian luar biasa keracunan pangan," kata Mojaza mengutip Antara.
Standar Dapur MBG
Di kesempatan itu, Mojaza mengatakan dapur MBG telah memiliki standar yang disetujui Badan Gizi Nasional (BGN). Namun, dalam pelaksanaan perlu kedisiplinan dalam menjalankan produksi makanan MBG. Hal itu perlu terus diperkuat melalui edukasi berkelanjutan.
Sebagai tindak lanjut di lapangan, BBPOM telah memberikan edukasi singkat kepada para pekerja mengenai cara mengolah makanan yang aman. Serta upaya terhindar dari tiga jenis cemaran, yaitu kimia, fisik, dan biologi.
Kasus Keracunan Makanan pada Siswa di Serang
Sebelumnya, pada 3 September 2025 ada tiga siswa SMP Negeri 1 Kramatwatu Serang mengalami keracunan makanan. Diduga akibat mengonsumsi telur basi yang ada pada menu MBG.
"Kemarin itu saya coba dulu, ada menu telur yang sudah basi. Saya coba makan, tapi karena kondisi saya sehat jadi tidak masalah," kata Wakil Kepala SMPN 1 Kramatwatu Faidul Ulum mengutip Antara.
Setelah menyadari ada telur yang basi, ia meminta agar para siswa tidak mengonsumsi telur. Namun, beberapa siswa sudah mengonsumsinya.
"Akhirnya ada tiga siswa yang dibawa ke ruang usaha kesehatan sekolah (UKS) dengan keluhan mual dan sakit perut," ujarnya.
Faidul menambahkan pihak sekolah masih terus mendata kemungkinan adanya siswa lain yang mengalami gejala serupa.