Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home Dunia Internasional Featured Istimewa Konflik Rusia Ukraina NATO Rusia Spesial

    Situasi Memanas! Rusia Berlatih Gunakan Senjata Nuklir, NATO Juga Unjuk Kekuatan - Sindo news

    3 min read

     Dunia Internasional, 

    Situasi Memanas! Rusia Berlatih Gunakan Senjata Nuklir, NATO Juga Unjuk Kekuatan

    Minggu, 14 September 2025 - 09:08 WIB

    Rusia dan NATO saling unjuk kekuatan, membuat situasi di Eropa Timur memanas. Foto/Ukrinform
    A
    A
    A
    MOSKOW - Situasi di Eropa Timur memanas setelah Polandia mengeklaim telah diinvasi oleh drone-drone Rusia. Di tengah situasi tersebut, militer Moskow berlatih menggunakan senjata nuklir dan NATO bersiap latihan perang untuk melindungi sekutu timur-nya.

    Mengutip laporan kantor berita TASS, Minggu (14/9/2025), Rusia dan Belarusia mengadakan latihan militer mulai Jumat lalu yang mencakup perencanaan penggunaan senjata nuklir dan uji coba rudal balistik.

    Laporan itu mengeklaim bahwa latihan militer ini sudah dijadwalkan sebelum insiden drone di Polandia. Latihan tersebut mencakup gerakan taktis di darat, serta aktivitas maritim, dengan sebuah kapal tanker, sebuah kapal anti-kapal selam besar, sebuah kapal tunda, dan sebuah kapal pendarat, semuanya ditempatkan di wilayah Samudra Arktik.

    Baca Juga: Jet Tempur Siluman F-35 Belanda Tembak Jatuh Drone Rusia di Polandia, Ini Respons Kremlin

    "Latihan akan berlanjut hingga 16 September, dan mencakup berbagai latihan taktis, termasuk menangkis serangan udara, melawan unit sabotase musuh, dan merencanakan penggunaan senjata nuklir, serta menguji sistem rudal balistik jarak menengah Oreshnik terbaru Rusia," tulis kantor berita TASS, mengutip Kementerian Pertahanan Rusia.

    Kementerian itu mencatat bahwa latihan akan dilakukan secara bertahap, dengan yang pertama difokuskan pada menangkis serangan dan yang kedua pada memulihkan integritas teritorial negara kesatuan dan menghancurkan musuh, termasuk dengan partisipasi pasukan koalisi dari negara-negara sahabat.

    Sementara itu, NATO mengumumkan latihan perang baru yang bertujuan untuk menghalau Rusia. Pengumuman muncul setelah Polandia menuduh Moskow melanggar wilayah udaranya dengan sejumlah drone.

    Sekretaris Jenderal NATO Mark Rutte mengeklaim latihan tersebut, yang dijuluki "Penjaga Timur", bertujuan untuk memperkuat posisi blok tersebut di sisi timurnya. Manuver akan dimulai dalam beberapa hari mendatang dan berlangsung untuk jangka waktu yang tidak diungkapkan, kata para pejabat aliansi.

    "Penjaga Timur dihadirkan sebagai tanggapan atas pelanggaran wilayah udara yang sedang berlangsung, termasuk sejumlah pesawat nirawak Rusia yang melanggar wilayah udara Polandia pada 10 September," kata NATO dalam sebuah pernyataan.

    Sebagai bagian dari upaya tersebut, Denmark akan mengirimkan dua F-16 dan satu fregat anti-pesawat, Prancis akan mengirimkan tiga jet Rafale, dan Jerman akan mengerahkan empat Eurofighter. Inggris juga menyatakan kesediaannya untuk berkontribusi.

    Polandia telah menutup perbatasannya dengan Belarusia, sekutu dekat Rusia.

    Menyusul insiden drone-drone Rusia memasuki wilayah udara Polandia, Warsawa menerapkan Pasal 4 NATO, yang secara resmi memulai konsultasi dengan sekutu tentang cara merespons. Selama bertahun-tahun, banyak negara Eropa khawatir bahwa perang Rusia akan meluas melampaui Ukraina, dan insiden drone di Polandia semakin memperparah kekhawatiran tersebut.

    "Ini gegabah dan tidak dapat diterima. Kita tidak bisa membiarkan pesawat nirawak Rusia memasuki wilayah udara sekutu," kata Rutte.

    Presiden Donald Trump juga mengomentari pelanggaran wilayah udara Polandia oleh drone-drone Rusia. "Saya tidak menyukainya, saya tidak senang. Saya tidak senang dengan keseluruhannya," katanya.

    Kementerian Pertahanan Rusia tetap membantah drone-drone Moskow melanggar wilayah udara Polandia.

    "Tidak ada target di wilayah Polandia yang direncanakan...namun demikian, kami siap untuk mengadakan konsultasi mengenai masalah ini dengan Kementerian Pertahanan Polandia," katanya.
    (mas)
    Komentar
    Additional JS