AS Terus Takut-takuti Maduro, Giliran Sepasang Bomber B-1B Dekati Venezuela - SINDOnews
3 min read
AS Terus Takut-takuti Maduro, Giliran Sepasang Bomber B-1B Dekati Venezuela
Selasa, 28 Oktober 2025 - 11:39 WIB
AS terus menakut-nakuti rezim Presiden Nicolas Maduro dengan mengerahkan aset-aset tempur ke dekat Venezuela. Yang terbaru, sepasang pesawat pengebom B-1B mendekati wilayah Venezuela pada Senin (27/10/2025). Foto/via Air Force Times
A
A
A
CARACAS - Sepasang pesawat pengebom (bomber) B-1B Amerika Serikat (AS) terbang di lepas pantai Venezuela pada hari Senin. Ini menjadi taktik terbaru Amerika dalam menakut-nakuti Presiden Nicolas Maduro, yang khawatir pengerahan aset-aset tempur Washington bukan sekadar untuk perang melawan kartel narkoba tapi untuk menggulingkan rezim di Venezuela.
Menurut data pelacakan Flightradar24, sepasang pesawat pengebom B-1B Amerika terbang di atas Laut Karibia di lepas pantai Venezuela dalam unjuk kekuatan ketiga oleh pesawat militer AS dalam beberapa pekan terakhir.
Kedua pesawat pengebom tersebut lepas landas dari sebuah pangkalan di negara bagian North Dakota, AS bagian utara dan terbang sejajar dengan pantai Venezuela sebelum menghilang dari pandangan.
Baca Juga: Ketegangan Memanas, Kapal Perang AS Sudah Tiba di Dekat Venezuela
Manuver sepasang bomber B-1B ini menyusul penerbangan lain di dekat Venezuela oleh setidaknya satu pesawat B-1B minggu lalu, dan satu lagi oleh beberapa pesawat pengebom B-52 minggu sebelumnya.
Amerika Serikat juga telah memerintahkan gugus tugas kapal induk USS Gerald R Ford dikerahkan ke dekat Venezuela. Sebelumnya, Washington telah mengerahkan 10 pesawat tempur siluman F-35 ke Puerto Riko, dan saat ini memiliki tujuh kapal Angkatan Laut AS di Karibia sebagai bagian dari apa yang disebutnya sebagai operasi militer anti-narkotika.
Pasukan Washington telah melancarkan serangan terhadap setidaknya 10 kapal yang diduga sebagai penyelundup narkoba—sembilan kapal dan satu kapal selam—sejak awal September, menewaskan sedikitnya 43 orang, menurut penghitungan AFP berdasarkan data AS, yang dilansir Selasa (28/10/2025).
Namun, Amerika Serikat belum merilis bukti bahwa kapal-kapal yang menjadi targetnya digunakan untuk menyelundupkan narkoba.
Ketegangan regional telah meningkat akibat kampanye dan peningkatan kekuatan militer yang menyertainya, dengan Venezuela menuduh Amerika Serikat berkomplot untuk menggulingkan Presiden Nicolas Maduro, yang menuduh Washington "mengada-adakan perang".
Pada hari Minggu, kapal perang AS; USS Gravely, tiba Trinidad dan Tobago yang dekat dengan Venezuela. Kapal perusak berpeluru kendali itu berlabuh di ibu kota Trinidad, Port of Spain, untuk kunjungan empat hari, yang akan mencakup latihan gabungan dengan pasukan pertahanan lokal.
Kedatangan kapal perang Amerika ini memicu kemarahan pemerintah Maduro. Trinidad dan Tobago, yang terletak hanya 11 kilometer dari pantai Venezuela pada titik terdekatnya, telah berpihak pada Washington melawan tetangganya.
"Provokasi militer Trinidad dan Tobago, yang berkoordinasi dengan CIA, bertujuan memprovokasi perang di Karibia," kata pemerintah Venezuela, seperti dikutip AFP.
Caracas menambahkan bahwa mereka telah menangkap sekelompok tentara bayaran yang terkait dengan CIA, beberapa hari setelah Trump mengatakan telah mengizinkan operasi rahasia CIA terhadap Venezuela.
Pemerintah Maduro mengeklaim bahwa para tentara bayaran diduga melakukan serangan "bendera palsu" yang bertujuan memprovokasi perang besar-besaran, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.
Venezuela secara rutin mengeklaim telah menangkap tentara bayaran yang didukung AS yang bekerja untuk mengganggu stabilitas pemerintahan Maduro.
USS Gravely adalah salah satu dari beberapa kapal perang yang dikerahkan Washington ke Karibia pada bulan Agustus sebagai bagian dari kampanye anti-narkoba yang dianggap Venezuela sebagai kedok untuk menggulingkan Maduro, yang kemenangan pemilu-nya ditolak Washington karena dianggap curang.
Ketegangan meningkat tajam pada hari Jumat pekan lalu, ketika Pentagon juga memerintahkan pengerahan kapal induk terbesar di dunia, USS Gerald R Ford, ke wilayah tersebut.
Menurut data pelacakan Flightradar24, sepasang pesawat pengebom B-1B Amerika terbang di atas Laut Karibia di lepas pantai Venezuela dalam unjuk kekuatan ketiga oleh pesawat militer AS dalam beberapa pekan terakhir.
Kedua pesawat pengebom tersebut lepas landas dari sebuah pangkalan di negara bagian North Dakota, AS bagian utara dan terbang sejajar dengan pantai Venezuela sebelum menghilang dari pandangan.
Baca Juga: Ketegangan Memanas, Kapal Perang AS Sudah Tiba di Dekat Venezuela
Manuver sepasang bomber B-1B ini menyusul penerbangan lain di dekat Venezuela oleh setidaknya satu pesawat B-1B minggu lalu, dan satu lagi oleh beberapa pesawat pengebom B-52 minggu sebelumnya.
Amerika Serikat juga telah memerintahkan gugus tugas kapal induk USS Gerald R Ford dikerahkan ke dekat Venezuela. Sebelumnya, Washington telah mengerahkan 10 pesawat tempur siluman F-35 ke Puerto Riko, dan saat ini memiliki tujuh kapal Angkatan Laut AS di Karibia sebagai bagian dari apa yang disebutnya sebagai operasi militer anti-narkotika.
Pasukan Washington telah melancarkan serangan terhadap setidaknya 10 kapal yang diduga sebagai penyelundup narkoba—sembilan kapal dan satu kapal selam—sejak awal September, menewaskan sedikitnya 43 orang, menurut penghitungan AFP berdasarkan data AS, yang dilansir Selasa (28/10/2025).
Namun, Amerika Serikat belum merilis bukti bahwa kapal-kapal yang menjadi targetnya digunakan untuk menyelundupkan narkoba.
Ketegangan regional telah meningkat akibat kampanye dan peningkatan kekuatan militer yang menyertainya, dengan Venezuela menuduh Amerika Serikat berkomplot untuk menggulingkan Presiden Nicolas Maduro, yang menuduh Washington "mengada-adakan perang".
Pada hari Minggu, kapal perang AS; USS Gravely, tiba Trinidad dan Tobago yang dekat dengan Venezuela. Kapal perusak berpeluru kendali itu berlabuh di ibu kota Trinidad, Port of Spain, untuk kunjungan empat hari, yang akan mencakup latihan gabungan dengan pasukan pertahanan lokal.
Kedatangan kapal perang Amerika ini memicu kemarahan pemerintah Maduro. Trinidad dan Tobago, yang terletak hanya 11 kilometer dari pantai Venezuela pada titik terdekatnya, telah berpihak pada Washington melawan tetangganya.
"Provokasi militer Trinidad dan Tobago, yang berkoordinasi dengan CIA, bertujuan memprovokasi perang di Karibia," kata pemerintah Venezuela, seperti dikutip AFP.
Caracas menambahkan bahwa mereka telah menangkap sekelompok tentara bayaran yang terkait dengan CIA, beberapa hari setelah Trump mengatakan telah mengizinkan operasi rahasia CIA terhadap Venezuela.
Pemerintah Maduro mengeklaim bahwa para tentara bayaran diduga melakukan serangan "bendera palsu" yang bertujuan memprovokasi perang besar-besaran, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.
Venezuela secara rutin mengeklaim telah menangkap tentara bayaran yang didukung AS yang bekerja untuk mengganggu stabilitas pemerintahan Maduro.
USS Gravely adalah salah satu dari beberapa kapal perang yang dikerahkan Washington ke Karibia pada bulan Agustus sebagai bagian dari kampanye anti-narkoba yang dianggap Venezuela sebagai kedok untuk menggulingkan Maduro, yang kemenangan pemilu-nya ditolak Washington karena dianggap curang.
Ketegangan meningkat tajam pada hari Jumat pekan lalu, ketika Pentagon juga memerintahkan pengerahan kapal induk terbesar di dunia, USS Gerald R Ford, ke wilayah tersebut.
(mas)