Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home Badan Gizi Nasional Featured Makan Bergizi Gratis Spesial

    BGN Tutup 106 Dapur MBG Imbas Keracunan Massal - SindoNews

    2 min read

     

    BGN Tutup 106 Dapur MBG Imbas Keracunan Massal

    Selasa, 21 Oktober 2025 - 05:44 WIB

    Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana menyatakan telah menutup sebanyak 106 SPPG atau unit dapur Makan Bergizi Gratis (MBG) yang tak sesuai standar operasional (SOP). Foto/Dok.SindoNews
    A
    A
    A
    JAKARTA - Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana mengungkapkan pihaknya telah menutup sebanyak 106 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) atau unit dapur Makan Bergizi Gratis (MBG) yang tak sesuai standar operasional (SOP). Langkah ini diambil menyusul adanya kejadian luar biasa (KLB) keracunan massal yang dialami siswa sekolah hingga para guru beberapa waktu lalu usai menyantap MBG.

    "Sekarang itu ada 106 yang dihentikan operasionalnya, baru 12 yang kami rilis," ungkap Dadan kepada awak media di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (20/10/2025).

    Baca juga: Respons Prabowo soal Kepala BGN Kembalikan Anggaran Rp70 Triliun ke Negara: Patriot Bangsa!

    Lebih lanjut, Dadan menegaskan bahwa pihaknya sudah bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dalam memperbarui data keracunan MBG. Data itu, kata Dadan, dapat dipantau langsung melalui laman resmi BGN.



    Dadan juga mengungkapkan pergeseran target penerima manfaat program MBG. Sebanyak 82,9 juta penerima manfaat ditargetkan tercapat hingga Februari 2026. Adapun sebelumnya, angka ini ditargetkan tercapai hingga akhir tahun.

    Dadan menambahkan pergeseran target penerima MBG ini disebabkan karena sejumlah kendala yang menghambat proses distribusi dan verifikasi penerima. Meski demikian, Dadan mengupayakan 82,9 juta penerima MBG dapat tercapai hingga akhir tahun 2025.

    Baca juga: 36,2 Juta Penerima Program MBG, Setara 1,4 Miliar Porsi Makanan

    "Kita usahakan. Ya selambat-lambatnya Februari lah. Tapi kita yakin kita masih bisa kejar, tergantung intensitas gangguan yang terjadi. Karena sekarang tidak hanya di darat, di udara pun kita sudah mulai diganggu," jelas Dadan.

    "Ada hal yang harus kita atasi darurat dan sebagainya, termasuk udara. Kan ketika sistem kita diganggu, otomatis untuk verifikasi pun terganggu. Jadi kadang-kadang ada gangguan seperti itu yang memang kita sedang atasi terus," paparnya.
    (shf)
    Komentar
    Additional JS