Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home BMKG Featured Istimewa Spesial

    BMKG: Panas Ekstrem Oktober Masih dalam Siklus Normal, - RRi

    3 min read

     

    BMKG: Panas Ekstrem Oktober Masih dalam Siklus Normal

    Oleh: Yulia Indrasari
    Editor: Benny Hermawan
    14 Oct 2025 - 20:34
    Surabaya


    Tangkapan kanal YouTube RRI Surabaya saat mewawancarai Supari Ketua Pokja Prediksi Bulanan dan Musiman BMKG Pusat dalam dialog interaktif di Pro1 Selasa (14/10/2025) dipandu Sari Julia. (Foto: RRI/Sari).

    KBRN, Surabaya: Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menjelaskan bahwa fenomena panas ekstrem yang melanda Pulau Jawa pada Oktober ini merupakan siklus cuaca normal yang biasa terjadi setiap tahun. Namun demikian, BMKG mengingatkan bahwa tren peningkatan suhu udara tetap perlu diwaspadai karena menjadi indikasi nyata dari pemanasan global yang terus berlangsung.

    Ketua Pokja Prediksi Bulanan dan Musiman BMKG Pusat, Supari, menjelaskan bahwa fenomena ini terjadi karena posisi semu matahari sedang berada di sekitar wilayah selatan khatulistiwa, sehingga penyinaran matahari lebih kuat di sebagian besar wilayah Indonesia, khususnya Jawa. 

    “Kondisi serupa juga muncul di wilayah lain, hanya waktunya berbeda. Jadi, ini siklus alamiah yang berulang setiap tahun, namun dengan suhu yang terus meningkat dari waktu ke waktu,” ujarnya saat menjadi narasumber dialog interaktif di RRI Surabaya, Selasa (14/10/2025).

    Menurut data BMKG, suhu maksimum di beberapa wilayah Jawa selama pekan kedua Oktober 2025 tercatat antara 36 hingga 38 derajat Celsius. 

    Supardi menambahkan, dari hasil pemantauan klimatologis, suhu siang hari meningkat sekitar 1,1 hingga 1,3 derajat Celsius setiap 10 tahun terakhir, dan ini berkaitan erat dengan laju pemanasan global akibat aktivitas manusia seperti pembakaran bahan bakar fosil, deforestasi, dan urbanisasi.

    “Meski Indonesia hanya menyumbang sebagian kecil emisi karbon dunia dibanding negara maju, namun ini tetap menjadi pengingat agar krisis iklim tidak berkelanjutan. Upaya mitigasi dan pencegahan harus terus dilakukan,” tegasnya. Ia menilai bahwa kesadaran masyarakat dan kebijakan pemerintah berperan penting untuk menahan laju kerusakan atmosfer.

    BMKG kini tengah mengembangkan sistem peringatan dini suhu ekstrem dengan pendekatan berbasis model iklim dinamis dan data pengamatan permukaan. Melalui pendekatan ini, BMKG dapat memperkirakan potensi kenaikan suhu hingga beberapa hari ke depan, sehingga masyarakat dapat mempersiapkan langkah antisipatif. Sistem ini juga melengkapi layanan early warning yang sebelumnya berfokus pada potensi hujan lebat dan kekeringan.

    Dalam laman resminya, BMKG kembali mengingatkan masyarakat agar tidak panik menghadapi cuaca panas ekstrem, namun tetap waspada terhadap risiko kesehatan seperti dehidrasi dan kelelahan. 

    BMKG juga mengimbau agar masyarakat mengurangi aktivitas di luar ruangan pada siang hari, mengenakan pelindung dari sinar matahari, dan menjaga asupan cairan tubuh.

    Supari menutup dengan pesan bahwa fenomena panas Oktober ini menjadi alarm agar masyarakat semakin sadar terhadap pentingnya menjaga bumi. 

    “Krisis iklim bukan isu jauh di depan mata, tapi sedang kita alami hari ini. Maka, setiap langkah kecil ramah lingkungan akan sangat berarti,” ujarnya.

    Kata Kunci:
    Komentar
    Additional JS