Budi Arie soal Kereta Cepat Whoosh: Itu Karya Terbaik Jokowi - Liputan6
Budi Arie soal Kereta Cepat Whoosh: Itu Karya Terbaik Jokowi
Terkait masalah utang kereta cepat Whoosh yang menggunung, Budi Arie menegaskan bahwa hal tersebut merupakan investasi dalam jangka panjang.
Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Relawan Projo, Budi Arie Setiadi ikut menangapi terkait polemik masalah utang kereta cepat Whoosh tinggalan pemerintahan Presiden Jokowi. Mantan Menteri Koperasi Kabinet Merah Putih itu menyatakan bahwa kereta Whoosh merupakan karya terbaik.
“Itu kan kajian sudah dilakukan. Kalau syarat secara technical-nya tanya yang berkompeten ya, (Kementerian) Perhubungan dan pihak-pihak terkait. Tapi kalau saya kan lihatnya Whoosh itu sudah berguna kok, berguna buat masyarakat,” kata dia kepada wartawan saat meninggalkan kediaman pribadi Jokowi di Solo, Jumat (24/10/2025).
Sedangkan terkait masalah utang kereta cepat Whoosh yang menggunung, Budi Arie menegaskan bahwa hal tersebut merupakan investasi dalam jangka panjang.
“Enggak, itu investasi. Detailnya tanya (yang berkompeten), ini kan investasi,” ujar dia.
Permasalahan utang kereta cepat Whoosh itu dikaitkan dengan Jokowi. Budi Arie menegaskan bahwa permasalahan tersebut tidak ada sangkut pautnya dengan Presiden RI ke-7 tersebut.
“Enggaklah (soal utang kereta cepat Whoosh dikaitkan Jokowi). Itu karya terbaik kok. Kalau enggak ada Whoosh, harusnya ditambahin itu kereta cepat dari Jakarta-Surabaya, eh Banyuwangi. Wong bagus buat rakyat kok programnya,” ucapnya.
Menkeu Purbaya Blak-Blakan Enggan Bayar Utang Whoosh di Rapat Danantara
Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa, secara blak-blakan tidak akan menggunakan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk menutupi pembayaran proyek kereta cepat Whoosh yang dikelola PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC).
Purbaya menjelaskan, alasan tidak mau membayar. Ia menilai dividen Danantara mampu membayar utang Whoosh tersebut. Bahkan diperkirakan dividen yang dimiliki Danantara sebesar Rp 80-90 triliun setiap tahunnya.
Diketahui, utang Whoosh yang harus dibayar adalah Rp 2 triliun setiap tahun.
Bos Danantara: Utang Kereta Cepat Whoosh Tak Mesti Dibayar Pakai APBN
Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) masih mencari formula penyelesaian utang proyek kereta cepat Whoosh. Termasuk didalamnya tidak menggunakan dana anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN).
Chief Operating Officer (COO) Danantara, Dony Oskaria mengatakan belakangan banyak pandangan mengenai perlu atau tidaknya suntikan APBN. Padahal menurutnya solusi penyelesaian utang Kereta Cepat Jakarta-Bandung itu masih terus dikaji.
"Menurut saya, kita terjebak sama itu ya, sama perdebatan itu (pakai APBN atau tidak)," kata Dony, ditemui di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Kamis (23/10/2025).
Dia menegaskan, Danantara selaku pengelola dan tim negosiasi restrukturisasi utang kereta cepat masih terus mencari opsi terbaik. Opsi tidak menggunakan APBN pun masih dalam daftar pilihannya.
Dony menuturkan, keputusan finalnya akan dibahas secara lintas pemangku kepentingan. Danantara sebagai pengelola BUMN, termasuk PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC), akan mengikuti arahan pemerintah.
"Menurut saya sebetulnya kita akan cari opsi terbaik, belum tentu pakai itu (APBN) dan kami mengikuti aja arahan dari pemerintah, toh Danantara juga sebenarnya yang paling penting adalah bagaimana beroperasinya (kereta cepat Whoosh)," jelas dia.