FPP-TNI Tolak Setiap Bentuk Ideologi Komunis - Tirto
FPP-TNI Tolak Setiap Bentuk Ideologi Komunis
FPP-TNI berkomitmen untuk berdiri di garis terdepan dalam menjaga Indonesia dari bahaya laten komunis.
tirto.id - Forum Purnawirawan Prajurit TNI (FPP-TNI) menolak tegas dan berjuang sampai titik darah penghabisan dalam menghadapi setiap bentuk ideologi komunis, termasuk PKI gaya baru dalam bentuk apa pun.
Hal itu disampaikan perwakilan FPP-TNI, Moh. Amien Syahbudiono, dalam acara silaturahmi bersama keluarga besar Pahlawan Revolusidi Museum Sasmitaloka Jenderal Ahmad Yani, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (4/10/2025).
“Kami tegak lurus kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945 yang asli, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika,” kata Marsekal Muda TNI (Purn.) Amien.

FPP-TNI mengajak seluruh rakyat Indonesia untuk tetap waspada dan tidak lengah terhadap bahaya laten komunis. Selain itu, Amien juga mengingatkan generasi muda untuk tidak melupakan sejarah kelam pengkhianatan PKI, yang telah mengorbankan para pahlawan revolusi.

“Kami berkomitmen meneruskan perjuangan para pahlawan revolusi demi menjaga persatuan, kesatuan, kedaulatan, dan kelangsungan hidup bangsa Indonesia,” lanjut Amien.

Dengan semangat kebersamaan, FPP-TNI berkomitmen untuk berdiri di garis terdepan dalam menjaga Indonesia dari bahaya laten komunis. FPP-TNI menyampaikan bahwa acara tersebut digelar untuk mendoakan para pahlawan, khususnya pahlawan revolusi, serta untuk mengingatkan kembali bahaya laten PKI.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Forum Purnawirawan Prajurit TNI/FPP-TNI, Jenderal TNI (Purn) Tyasno Sudarto, mengatakan, meski PKI sudah dibubarkan dengan Tap MPR, tetapi mereka seperti sudah siap mengerjakan sesuatu untuk menguasai NKRI dan mengganti Pancasila dengan komunisme.
"Oleh karena itu, kami dalam forum purnawirawan prajurit TNI ini berpikir, mari kita terus ingat. Selanjutnya kita harus berdoa kepada para pahlawan itu, selanjutnya kita harus waspada untuk menghadapi sesuatu yang sangat membahayakan bagi kehidupan NKRI," kata Tyasno.
Hal itu menjadi pokok utama acara dilangsungkan. Apalagi, menurutnya, banyak dari masyarakat belum mengerti sejarah PKI lantaran sebagian besar masih bersekolah saat kejadian berlangsung.