Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home Featured Harimau Sumatera Istimewa Spesial

    Harimau Sumatera yang Terjerat di Lampung Bakal Dites DNA, Dokter Jelaskan Kemiripan dengan Manusia - Liputan6

    4 min read

     

    Harimau Sumatera yang Terjerat di Lampung Bakal Dites DNA, Dokter Jelaskan Kemiripan dengan Manusia


    Harimau Sumatera yang terjerat di Lampung bakal dilakukan tes DNA dan loreng. Alasannya setiap harimau memiliki pola loreng unik layaknya sidik jari manusia. Saat ini si raja hutan itu mengalami dua luka ringan.

    Harimau Sumatera dewasa yang masuk ke dalam kandang jebak di Lampung Barat itu mengalami dua luka jerat di bagian kaki dan pinggang.
    Harimau Sumatera dewasa yang masuk ke dalam kandang jebak di Lampung Barat itu mengalami dua luka jerat di bagian kaki dan pinggang. Foto : (Dok. Istimewa)
    ... Selengkapnya

    Liputan6.com, Jakarta Tim Balai Besar Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (BB-TNBBS) bersama Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bengkulu terus melakukan pemeriksaan terhadap Harimau Sumatera jantan yang tertangkap di kawasan Pemangku Kali Pasir, Pekon Sukabumi, Kecamatan Batu Brak, Kabupaten Lampung Barat. 

    Satwa dilindungi berukuran sekitar 150 sentimeter itu akan menjalani pemeriksaan mendalam. Termasuk analisis DNA dan pola loreng, untuk memastikan apakah benar-benar hewan yang terlibat dalam sejumlah konflik manusia-satwa di wilayah Suoh, Bandar Negeri Suoh (BNS), dan Batu Brak dalam beberapa bulan terakhir.

    BACA JUGA:

    Dokter hewan BB-TNBBS, drh. Erni Suyanti mengatakan, identifikasi itu penting untuk mengetahui asal-usul dan pergerakan harimau tersebut, terutama karena beberapa kejadian penyerangan terhadap warga di sekitar kawasan konservasi masih dalam penyelidikan.

    “Kami akan memeriksa secara detail untuk memastikan apakah harimau ini individu yang sama dengan yang sebelumnya menyerang manusia di wilayah BNS, Suoh, atau Batu Brak,” jelas drh. Erni, Rabu (29/10/2025).

    Meski dalam kondisi stabil, hasil pemeriksaan awal menunjukkan harimau dewasa itu mengalami dua luka jerat di bagian kaki dan pinggang. Luka di pinggang tampak terbuka dan cukup dalam, sementara luka di kaki menunjukkan bekas lilitan kawat.

    Tim medis menduga luka tersebut berasal dari jeratan sebelum satwa itu masuk ke dalam kandang jebak yang dipasang petugas BB-TNBBS sejak 20 September 2025.

    “Kondisi harimau cukup baik dan responsif, tapi dua luka jeratnya membutuhkan penanganan intensif agar tidak terinfeksi,” katanya. 

    Selain luka akibat jeratan, tim juga menemukan gesekan ringan pada tubuh harimau yang kemungkinan muncul saat proses evakuasi dari dalam kandang jebak.

    Promosi 1Harimau Sumatera dewasa yang masuk ke dalam kandang jebak di Lampung Barat itu mengalami dua luka jerat di bagian kaki dan pinggang
    Harimau Sumatera dewasa yang masuk ke dalam kandang jebak di Lampung Barat itu mengalami dua luka jerat di bagian kaki dan pinggang. Foto : (Dok. Istimewa)
    ... Selengkapnya

    Jalani Uji Pola Loreng dan DNA

    Untuk memastikan identitasnya, tim konservasi akan melakukan pemeriksaan morfologi, analisis pola loreng, serta uji DNA. Alasannya setiap harimau memiliki pola loreng unik layaknya sidik jari manusia. Sehingga bisa digunakan untuk mengidentifikasi individu yang sama dari rekaman kamera trap di lapangan. 

    “Kami akan mencocokkan pola loreng harimau ini dengan data visual dari kamera trap di wilayah konflik. Selain itu, sampel DNA juga akan diuji di laboratorium,” ungkap dia.

    Hasil pemeriksaan lengkap nantinya akan menjadi dasar keputusan mengenai langkah selanjutnya, apakah satwa tersebut akan dilepasliarkan kembali, direhabilitasi, atau ditempatkan di lembaga konservasi sesuai arahan Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) Kementerian LHK. 

    Harimau itu sebelumnya tertangkap setelah warga melaporkan seringnya kemunculan dan jejak satwa besar di sekitar area perkebunan. Kandang jebak yang dipasang petugas akhirnya berhasil menangkap harimau tersebut, pada Selasa (28/10).

    Komentar
    Additional JS