Israel Abaikan Desakan Trump, Serangan Baru di Gaza Tewaskan 5 Warga - Beritasatu
Israel Abaikan Desakan Trump, Serangan Baru di Gaza Tewaskan 5 Warga
Bangunan-bangunan yang hancur akibat operasi darat dan udara Israel terlihat di Jalur Gaza saat matahari terbenam, terlihat dari Israel selatan, Jumat 5 September 2025. (AP/AP)
Gaza City, Beritasatu.com — Pasukan Israel kembali melancarkan serangan di Jalur Gaza pada Sabtu (4/10/2025), menewaskan lima warga Palestina, termasuk seorang anak perempuan, serta melukai sejumlah lainnya. Serangan ini terjadi meski ada desakan dari Presiden AS Donald Trump agar Israel segera menghentikan serangan militernya.
Sebelumnya, Trump secara terbuka meminta Israel menghentikan pengeboman Gaza, menyusul pernyataan Hamas yang menyatakan kesediaan membebaskan para sandera Israel sesuai dengan usulan perdamaian yang diajukan Washington.
“Saya percaya Hamas siap untuk perdamaian abadi,” kata Trump dalam keterangannya.
Hamas Respons Positif, Israel Siap Jalankan Gencatan Senjata Trump
Namun, menurut sumber medis dan saksi mata di lapangan, pasukan Israel tetap menyerang dua rumah di Kota Gaza dan kamp pengungsi Nuseirat, yang menyebabkan lima orang tewas dan beberapa lainnya luka-luka.
Selain di Kota Gaza, serangan udara dan darat Israel juga dilaporkan terjadi di Khan Younis, wilayah selatan Gaza. Drone dan bahan peledak digunakan secara intensif untuk menghancurkan bangunan permukiman sepanjang malam.
Hamas Setuju Proposal Damai, Trump Minta Israel Stop Serangan di Gaza
Aksi militer ini memperlihatkan bahwa Israel belum mengindahkan tekanan diplomatik dari Washington, meskipun gencatan senjata tengah dibicarakan di berbagai forum internasional.
Sejak Oktober 2023, serangan militer Israel telah menewaskan hampir 66.300 warga Palestina, sebagian besar di antaranya wanita dan anak-anak.
Badan-badan PBB dan organisasi hak asasi manusia berulang kali memperingatkan bahwa Gaza kini berada di ambang kehancuran total. Wilayah kantong Palestina itu disebut tidak lagi layak huni, dengan kelaparan, kekurangan obat-obatan, dan wabah penyakit yang menyebar cepat di tengah populasi yang mengungsi secara massal.