Israel Sangkal Gencatan Senjata di Gaza, Hanya Sebut Penghentian Sementara Pengeboman - SINDOnews
2 min read
Israel Sangkal Gencatan Senjata di Gaza, Hanya Sebut Penghentian Sementara Pengeboman
Selasa, 07 Oktober 2025 - 15:41 WIB
Asap mengepul dari area tersebut saat Israel melanjutkan serangannya meskipun Presiden AS Donald Trump menyerukan segera hentikan serangan terhadap Gaza. Foto/Khames Alrefi/Anadolu Agency
A
A
A
TEL AVIV - Seorang juru bicara pemerintah Israel mengatakan tidak ada gencatan senjata di Gaza, dan menyebut jeda saat ini hanya sebagai "penghentian sementara" untuk beberapa serangan udara. Ia bersikeras tentara Israel tetap dapat melanjutkan operasi di wilayah kantong tersebut untuk apa yang disebutnya "tujuan defensif," menurut Asharq News.
Juru bicara tersebut mengonfirmasi negosiator Israel akan memulai perundingan tidak langsung dengan Hamas yang dijadwalkan hari Senin, di Sharm el-Sheikh. Perundingan akan dimediasi oleh Amerika Serikat (AS), Mesir, dan Qatar.
Perundingan diperkirakan akan berfokus pada pertukaran tahanan setelah Hamas mengisyaratkan penerimaan proposal Presiden AS Donald Trump.
Gerakan tersebut menyatakan kesediaan untuk merundingkan fase pertama kesepakatan, yang akan membebaskan semua tahanan Israel, baik yang hidup maupun yang telah meninggal, dengan imbalan 250 warga Palestina yang menjalani hukuman seumur hidup dan 1.700 lainnya yang ditahan di Gaza selama perang, yang tidak terkait dengan serangan 7 Oktober.
Sementara itu, pasukan Israel telah menangkap 15 warga Palestina dalam penggerebekan besar-besaran di kota el-Bireh dan kamp pengungsi Jalazone, yang terletak di utara Ramallah, menurut kantor berita Wafa.
Israel juga memperketat tindakan militer di sekitar Ramallah dan el-Bireh dengan mendirikan pos pemeriksaan dan menyebabkan kemacetan lalu lintas yang parah.
Kejadian serupa dilaporkan terjadi di kamp pengungsi Qalandiya di mana pasukan Israel memblokir jalan dan menembakkan gas air mata.
Penggerebekan juga dilaporkan terjadi di Kufr Ni’meh, sebelah barat Ramallah, serta desa-desa di sekitarnya.
Para pemukim Israel mencabut 150 pohon zaitun milik warga Palestina di desa Umm al-Khair di Masafer Yatta, di selatan Hebron.
Baca juga: Israel Terancam Diisolasi Dunia dan Defisit Keuangan Jika Rencana Trump Akhiri Perang Gaza Gagal
Juru bicara tersebut mengonfirmasi negosiator Israel akan memulai perundingan tidak langsung dengan Hamas yang dijadwalkan hari Senin, di Sharm el-Sheikh. Perundingan akan dimediasi oleh Amerika Serikat (AS), Mesir, dan Qatar.
Perundingan diperkirakan akan berfokus pada pertukaran tahanan setelah Hamas mengisyaratkan penerimaan proposal Presiden AS Donald Trump.
Gerakan tersebut menyatakan kesediaan untuk merundingkan fase pertama kesepakatan, yang akan membebaskan semua tahanan Israel, baik yang hidup maupun yang telah meninggal, dengan imbalan 250 warga Palestina yang menjalani hukuman seumur hidup dan 1.700 lainnya yang ditahan di Gaza selama perang, yang tidak terkait dengan serangan 7 Oktober.
Sementara itu, pasukan Israel telah menangkap 15 warga Palestina dalam penggerebekan besar-besaran di kota el-Bireh dan kamp pengungsi Jalazone, yang terletak di utara Ramallah, menurut kantor berita Wafa.
Israel juga memperketat tindakan militer di sekitar Ramallah dan el-Bireh dengan mendirikan pos pemeriksaan dan menyebabkan kemacetan lalu lintas yang parah.
Kejadian serupa dilaporkan terjadi di kamp pengungsi Qalandiya di mana pasukan Israel memblokir jalan dan menembakkan gas air mata.
Penggerebekan juga dilaporkan terjadi di Kufr Ni’meh, sebelah barat Ramallah, serta desa-desa di sekitarnya.
Para pemukim Israel mencabut 150 pohon zaitun milik warga Palestina di desa Umm al-Khair di Masafer Yatta, di selatan Hebron.
Baca juga: Israel Terancam Diisolasi Dunia dan Defisit Keuangan Jika Rencana Trump Akhiri Perang Gaza Gagal
(sya)