Jepang Berencana Naikkan Biaya Visa bagi Wisatawan Asing | tempo.co
Jepang Berencana Naikkan Biaya Visa bagi Wisatawan Asing | tempo.co
PEMERINTAH Jepang tengah mempertimbangkan menaikkan biaya visa bagi pengunjung asing. Alasannya, biaya yang diberlakukan saat ini masih rendah dibandingkan dengan biaya di Amerika Serikat dan negara-negara Eropa.
Baca berita dengan sedikit iklan,
Menteri Luar Negeri Jepang Takeshi Iwaya mengungkapkan bahwa rincian tinjauan ini belum diputuskan, namun pemerintah mempertimbangkan berbagai faktor, termasuk kemungkinan dampaknya terhadap pariwisata inbound. "Kami akan mengkaji biaya yang ditetapkan di negara lain. Saya yakin biaya di Jepang saat ini cukup rendah," kata Iwaya dalam konferensi pers pada Jumat, 17 Oktober 2025, yang dikutip Kyodo.
Scroll ke bawah untuk melanjutkan membaca
Baca berita dengan sedikit iklan,
Beredar kabar bahwa kenaikan setara dengan biaya yang berlaku di Amerika Serikat dan Eropa paling cepat berlaku pada tahun fiskal 2026, setelah periode konsultasi publik yang difasilitasi oleh Kementerian Luar Negeri.

Rencana kenaikan visa ini merupakan yang pertama kalinya dalam hampir lima dekade. Kenaikan terakhir biaya visa Jepang terjadi pada tahun 1978. Dengan tingkat pariwisata yang memecahkan rekor dan biaya administrasi yang meningkat, pemerintah berupaya mengatasi tuntutan finansial yang semakin besar dalam pemrosesan visa sekaligus memastikan Jepang tetap menjadi destinasi yang menarik bagi wisatawan.
Dilansir Travel and Tour World, biaya visa Jepang saat ini termasuk yang terendah di dunia. Visa sekali masuk berharga sekitar 3.000 yen atau sekitar Rp 330 ribu, dan visa beberapa kali masuk berharga 6.000 yen atai sekitar Rp 660 ribu. Biaya ini jauh lebih rendah daripada destinasi global utama. Misalnya, Amerika Serikat mengenakan biaya $185 atau Rp 3 juta untuk visa kunjungan singkat, Inggris mengenakan biaya £177 atau Rp 3,9 juta, dan negara-negara Schengen menetapkan biaya €90 atau Rp 1,7 juta.
Jumlah Wisatawan Melonjak
Laporan pemerintah menunjukkan bahwa jumlah wisatawan asing ke Jepang dari Januari hingga September naik 17,7 persen dari tahun sebelumnya menjadi sekitar 31,65 juta. Pertumbuhan ini menandai laju tercepat yang pernah tercatat untuk melampaui 30 juta dalam setahun.

Jumlah tahunan tersebut dipastikan akan melampaui rekor 36,87 juta yang dicapai pada 2024, bahkan mungkin mencapai kisaran 40 juta. Peningkatan ini terjadi di tengah melemahnya yen dan lonjakan wisatawan Cina.
Tingginya jumlah wisatawan ke negara itu menyebabkan pariwisata berlebihan atau overtourism di beberapa wilayah. Hal itu menyebabkan kerusakan lingkungan di beberapa daerah
Iwaya mengatakan pemerintah juga akan melihat dampak overtourism dari tinjauan ini. "Namun, saya pribadi tidak berpikir potensi kenaikan ini akan berdampak langsung pada overtourism," kata Iwaya.