Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home Featured Istimewa Jakarta Kesehatan Menkes Mikroplastik Spesial

    Menkes soal Ancaman Mikroplastik di Jakarta: Pakai Masker, Jangan Langsung Keluar Sesudah Hujan - Liputan6

    5 min read

     

    Menkes soal Ancaman Mikroplastik di Jakarta: Pakai Masker, Jangan Langsung Keluar Sesudah Hujan

    Pemerintah mendorong masyarakat untuk melakukan langkah sederhana seperti memakai masker dan tidak beraktivitas di luar rumah setelah hujan demi kesehatan bersama.

    Potensi Cuaca Ekstrem di Akhir Tahun, Pemprov DKI Kaji Penerapan WFH
    Aktivitas warga saat hujan deras di kawasan Jalan Sudirman, Jakarta, Jumat (9/12/2022). Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono menyebut pihaknya akan mengkaji penerapan bekerja dari rumah atau work from home (WFH), hal ini berkaitan dengan arahan dari Presiden Joko Widodo atau Jokowi tentang potensi cuaca ekstrem pada penghujung 2022. (Liputan6.com/Faizal Fanani)
    ... Selengkapnya

      Liputan6.com, Jakarta Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengungkapkan temuan mengejutkan bahwa air hujan di Jakarta telah terkontaminasi partikel-partikel mikroplastik yang berpotensi membahayakan kesehatan dan lingkungan.

      Terkait hal itu, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyarankan agar masyarakat bisa menggunakan masker saat ke luar rumah.

      BACA JUGA:

      "Imbauan saya buat masyarakat adalah, bahwa kalau bisa yang paling aman melindunginya pakai masker kalau jalan di luar," kata dia seperti dikutip Rabu (29/10/2025).

      Tak hanya itu, Budi juga menyarankan, sebisa mungkin masyarakat tak langsung keluar rumah setelah turun hujan.

      "Kalau tidak, ya usahkan jangan jalan di luar sesudah hujan. Karena ini (mikroplastik) turunnya kan dekat-dekat hujan, partikelnya. Mungkin pencegahan lainnya ya paling bagus memang di hulunya," ungkap Budi.

      Ia pun juga ingin agar masyarakat turut mengurangi sumber polusi yang datang atau berasal dari mikroplastik.

      "Artinya memang kita mesti mengurangi sumber polusi dari mikroplastik ini dan ini memang peranan Pak Gub (Gubernur Jakarta) penting sekali. Pak Gub-nya berperan banyak, polusinya berkurang, kita di Kementerian Kesehatan juga akan sangat berkurang bebannya," kata dia.

      Promosi 1

      Pakar Singgung Dampak Mikroplastik pada Manusia dan Hewan

      Sebelumnya, mikroplastik yang mencemari udara dan air menjadi ancaman bagi kesehatan hewan dan manusia. Bahkan, pada studi hewan partikel ini berpotensi memicu gangguan reproduksi.

      "Ancaman mikroplastik terhadap kesehatan manusia sangat besar. Pada studi hewan, partikel ini sudah ditemukan di beberapa organ dan berpotensi menyebabkan gangguan reproduksi," kata Dosen Departemen Kesehatan Lingkungan, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) Universitas Gadjah Mada (UGM), Dr. Annisa Utami Rauf, S.Pd pada Jumat, 24 Oktober 2025.

      Sejumlah penelitian global juga telah menemukan keberadaan mikroplastik dalam darah dan organ manusia, termasuk sistem pencernaan. Temuan tersebut memperkuat dugaan bahwa partikel plastik mampu masuk dan menetap di tubuh dalam jangka waktu lama.

      Meski begitu, Annisa menekankan bahwa bukti ilmiah mengenai dampak spesifik terhadap kesehatan manusia masih terus dikembangkan. "Beberapa penelitian memang menunjukkan adanya akumulasi dalam tubuh manusia, tetapi efek pastinya belum jelas karena penelitian masih berlangsung," ujarnya mengutip ugm.ac.id.

      Dia, menambahkan, perbedaan respons tubuh terhadap paparan mikroplastik membuat penelitian di bidang ini semakin kompleks. Setiap individu bisa memiliki kemampuan berbeda dalam melepaskan atau menahan partikel mikroplastik yang masuk ke tubuh.

      Karena itu, langkah pencegahan menjadi hal yang paling masuk akal dilakukan saat ini. "Kita belum tahu pasti seperti apa efeknya, tapi yang jelas upaya preventif harus dijalankan sedini mungkin," kata Annisa.

      BACA JUGA:

      Risiko Paparan Mikroplastik Lebih Tinggi di Wilayah Ini

      Menurut Annisa, risiko paparan mikroplastik lebih tinggi di wilayah perkotaan yang padat penduduk. Aktivitas masyarakat yang masih bergantung pada plastik sekali pakai berkontribusi besar terhadap akumulasi partikel plastik di udara dan lingkungan.

      Kesadaran masyarakat untuk membatasi konsumsi plastik perlu ditingkatkan agar dampaknya dapat ditekan. "Risikonya memang tinggi di kota besar seperti Jakarta dan Yogyakarta. Namun, upaya mengganti plastik dengan bahan ramah lingkungan sudah mulai terlihat di beberapa tempat, dan hal ini perlu terus didukung," ujarnya.

      Sumber utama paparan mikroplastik di kehidupan sehari-hari berasal dari kemasan makanan dan minuman berbahan plastik. Air dalam botol sekali pakai, wadah makanan panas, serta lapisan plastik pada produk makanan berpotensi menjadi media perpindahan mikroplastik ke tubuh manusia.

      Menurut Annisa, gaya hidup praktis di kota membuat masyarakat sering tidak sadar terhadap bahayanya. "Paparan paling tinggi biasanya dari makanan dan minuman yang dikemas plastik. Kebiasaan ini memang perlu diubah secara bertahap," ujarnya.

      Reporter: Nur Habibie/Merdeka.com

      Komentar
      Additional JS