NATO Kerahkan Jet Tempur: Rudal Rusia Tewaskan Satu Keluarga, Belanda Kirim F-35, Polandia Siaga - Tribunnews.com
NATO Kerahkan Jet Tempur: Rudal Rusia Tewaskan Satu Keluarga, Belanda Kirim F-35, Polandia Siaga - Tribunnews.com
NATO Kerahkan Jet-Jet Tempur: Polandia Siaga Tinggi, Serangan Rusia Tewaskan Satu Keluarga
TRIBUNNEWS.COM - Negara NATO, Polandia dilaporkan mengerahkan jet tempur mereka untuk mempertahankan wilayah udaranya pada Minggu (5/10/2025) dini hari di wilayah perbatasan.
Hal itu terjadi saat Rusia menggempur Ukraina dengan serangan besar semalaman.
Otoritas Ukraina mengatakan, serangan pesawat tak berawak dan rudal Rusia di seluruh negeri, menewaskan lima orang.
Mengapa Hal Ini Penting
Sebagai catatan, bombardemen Rusia lewat serangan udara ke Ukraina ini menargetkan lokasi yang dekat dengan wilayah NATO di sebelah barat Ukraina.
Hal ini mendorong negara aliansi tersebut untuk melindungi wilayah udaranya dengan jet tempur.
Negara-negara anggota NATO secara kolektif berkewajiban untuk menanggapi serangan terhadap negara-negara aliansi lainnya berdasarkan Pasal 5 perjanjian pendirian aliansi keamanan tersebut.
Drone dan rudal Moskow yang memasuki wilayah udara NATO sejauh ini belum dianggap sebagai serangan terhadap aliansi tersebut, meski sekitar 20 drone melintasi wilayah Polandia bulan lalu dalam apa yang disebut Perdana Menteri Donald Tusk sebagai insiden yang disengaja.
Rusia membantah telah sengaja menargetkan negara tersebut.

Apa yang Perlu Diketahui
Militer Polandia mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Minggu kalau mereka telah mengerahkan jet tempur dan menempatkan sistem pertahanan udara dan radar berbasis darat pada "status siaga tertinggi".
Status siaga tinggi itu diterapkan saat Rusia menyerang sejumlah lokasi di Ukraina semalam.
Warsawa mengatakan dalam kabar pembaruan kalau mereka tidak mendeteksi adanya pelanggaran wilayah udaranya dan angkatan bersenjatanya kembali beroperasi seperti biasa.
Jet tempur siluman F-35 Belanda juga terlibat, kata Polandia.
Belanda saat ini sedang melakukan rotasi patroli udara NATO di Polandia, dan anggota lain menyumbangkan pesawat ke negara aliansi tersebut di perbatasan Ukraina bulan lalu.
Rusia menembakkan lebih dari 50 rudal dan 500 drone di seluruh Ukraina, menewaskan "sedikitnya 5 orang dan melukai belasan lainnya," ujar Menteri Luar Negeri Ukraina, Andrii Sybiha, dalam sebuah unggahan di media sosial pada Minggu.
"Seluruh keluarga beranggotakan empat orang," termasuk seorang gadis remaja, tewas di rumah mereka di dekat kota Lviv di Ukraina barat," kata Sybiha.
Satu orang lainnya tewas di wilayah Zaporizhzhia selatan, kata para pejabat.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan Rusia telah menargetkan infrastruktur penting negaranya di sembilan wilayah berbeda, termasuk Lviv.

Rusia Kerahkan Rudal Kinzhal
Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan telah melancarkan "serangan besar-besaran" menggunakan senjata jarak jauh, termasuk rudal hipersonik Kinzhal, terhadap lokasi gas dan energi Ukraina, serta fasilitas industri militer.
Lviv biasanya dianggap sebagai salah satu kota teraman di Ukraina, jauh di sebelah barat garis depan timur tempat pertempuran paling sengit berkecamuk selama lebih dari tiga setengah tahun perang skala penuh.
Upaya Amerika Serikat (AS) untuk menemukan kesepakatan damai antara Rusia dan Ukraina berjalan sangat lambat.
Presiden Donald Trump semakin kesal dengan Rusia yang tampaknya masih enggan ia paksa untuk mencapai kesepakatan.
Pertemuan puncak tatap muka antara Partai Republik dan Presiden Rusia Vladimir Putin di Alaska pada bulan Agustus gagal menghasilkan kesepakatan, dan Trump mencap Rusia sebagai "macan kertas"—yang ditanggapi Kremlin sebagai "beruang sungguhan".
AS Kesal, Mau Beri Rudal ke Ukraina
Wakil Presiden AS, JD Vance bulan lalu mengisyaratkan bahwa AS dapat menyetujui permintaan Ukraina untuk rudal jarak jauh Tomahawk Amerika.
Rudal ini akan secara signifikan meningkatkan kemampuan Kiev untuk menyerang jauh ke Rusia. Senjata-senjata tersebut memiliki jangkauan sekitar 1.550 mil.
Hal itu akan "mengarah pada kehancuran" hubungan AS dengan Rusia, ujar Putin dalam komentar yang dipublikasikan di media pemerintah Rusia akhir pekan lalu.
Pemimpin Kremlin tersebut mengatakan awal pekan ini bahwa pemberian rudal Tomahawk oleh AS kepada Ukraina akan menjadi eskalasi konflik dan akan membutuhkan "partisipasi langsung" personel Amerika.
Menteri Luar Negeri Ukraina, Andrii Sybiha , mengatakan pada hari Minggu: "Untuk menghentikan eskalasi teror ini, Rusia harus menghadapi tekanan trans-Atlantik yang meningkat, terutama pada pendapatan energinya."
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan: "Kita membutuhkan perlindungan yang lebih besar dan implementasi yang lebih cepat dari semua perjanjian pertahanan, terutama pertahanan udara, untuk menghilangkan makna teror udara ini."
Kaja Kallas, diplomat tertinggi Uni Eropa, mengatakan: "Rusia menutupi serangan musim panasnya yang gagal dengan serangan teror terhadap warga sipil dan infrastruktur Ukraina."
Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan pada hari Minggu:
"Tadi malam, Angkatan Bersenjata Federasi Rusia melancarkan serangan besar-besaran menggunakan senjata presisi jarak jauh dari pangkalan darat, laut, dan udara, termasuk rudal aerobalistik hipersonik Kinzhal, serta drone serang."
(oln/nw/*)