Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home Featured Istimewa Madiun Spesial

    Ortu Siswa SMAN 4 Kota Madiun Keluhkan Beban Patungan untuk Perayaan Ultah Sekolah - Kompas

    4 min read

     

    Ortu Siswa SMAN 4 Kota Madiun Keluhkan Beban Patungan untuk Perayaan Ultah Sekolah

    Kompas.com, 10 Oktober 2025, 16:44 WIB

    Lihat Foto

    MADIUN, KOMPAS.com - Orangtua murid SMAN 4 Kota Madiun mengeluhkan adanya praktik patungan uang yang dibebankan kepada siswa untuk penyelanggaran perayaan hari ulang tahun sekolah tersebut.

    Meski patungan uang sifatnya sukarela, namun para orangtua terpaksa harus ikut menyumbang lantaran khawatir anaknya nanti akan dikucilkan bila tidak berpartisipasi.

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

    Keluhan itu disampaikan beberapa orangtua murid SMAN 4 Kota Madiun, Jawa Timur, yang ditemui Kompas.com, Jumat (10/10/2025).

    Para orangtua yang diwawancara meminta namanya disamarkan agar anaknya yang bersekolah di SMAN 4 Kota Madiun tidak menjadi sasaran kemarahan para guru dan siswa lainnya.

    Gedung Putih Kritik Hasil Nobel: Mereka Mengutamakan Politik daripada Perdamaian

    “Sebetulnya kami keberatan. Banyak rangkaian kegiatan HUT SMAN 4 Kota Madiun yang menjadikan kami sebagai orangtua mengeluarkan biaya banyak. Tetapi kalau dihitung dan dijumlahkan bisa mencapai 300.000,” kata MS, salah satu orangtua siswa SMAN 4 Kota Madiun.

    Ia mencontohkan, setiap murid diwajibkan menonton kegiatan lomba futsal dengan membeli tiket sebesar Rp 25.000. Bagi suporter, maka diwajibkan membeli kaus sebesar Rp 75.000.

    Tak hanya itu, banyak uang patungan untuk berbagai kegiatan mulai dari Rp 15.000 hingga Rp 40.000 per kegiatan.

    “Uang itu katanya untuk membuat mading, dekor kelas hingga acara lain dalam rangkain HUT SMAN 4 Kota Madiun,” jelas MS.

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

    Menurut MS, pihak sekolah tidak mengeluarkan surat resmi yang meminta bantuan kepada orangtua siswa untuk penyelenggaraan HUT SMAN 4 tahun ini. Permintaan bantuan itu dibagikan di grup-grup orangtua siswa.

    Tak hanya uang, kata MS, siswa juga diminta membawa barang yang dijadikan sebagai hadiah pada acara jalan santai perayaan HUT SMAN 4 Kota Madiun.

    Kendati permintaan hadiah dapat berasal dari barang bekas, namun tidak mungkin orangtua akan memberikan barang bekas kepada sekolah.

    “Memang di situ disampaikan barang yang tidak terpakai (untuk dijadikan hadiah). Tetapi tidak mungkin semisal ember bekas harus dibawa anak saya untuk dijadikan doorprize. Apalagi barang yang untuk jadi hadiah tidak boleh dikemas dari rumah. Berarti kelihatan ini barangnya apa,” kata MS.

    Sebagai orangtua, MS merasa kasihan kepada siswa yang orangtuanya tidak mampu tetapi harus dibebani dengan patungan uang untuk kegiatan penyelenggaran perayaan ulang tahun sekolah.

    Terlebih, patungan uang yang dibebankan pada siswa sering dilakukan dalam rangkaian perayaan HUT SMAN 4 Kota Madiun.

    Terkait keluhan para orangtua siswa tersebut, Kepala Sekolah SMAN 4 Kota Madiun, Sriyono yang dikonfirmasi melalui aplikasi WhatsApp menyatakan semua kegiatan atas kemauan siswa. 

    Ia membantah ada instruksi dari sekolah terkait iuran untuk pelaksanaan perayaan HUT SMAN 4 Kota Madiun.

    "Untuk HUT SMAN 4 belum dilaksanakan baru rencana. Semua kegiatan atas kemaun siswa, dan tidak ada intruksi dari sekolah terkait iuran-iuran. Karena ini masih rencana maka kami ringkas kegiatannya," kata Sriyono.

    Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur, Aries Agung Paewai yang dikonfirmasi terpisah melalui pesan aplikasi WhatsApp juga tidak berkomentar. Namun, pesan konfirmasi itu terbaca lantarang sudah centang warna biru.

    Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang
    Komentar
    Additional JS