Pejabat Gaza Tolak Rencana Trump, Serukan Diakhirinya Perang, Lindungi Hak-hak Palestina - Sindo news
1 min read
Pejabat Gaza Tolak Rencana Trump, Serukan Diakhirinya Perang, Lindungi Hak-hak Palestina
Selasa, 30 September 2025 - 21:01 WIB
Ismail al-Thawabta, Direktur Jenderal Kantor Media Pemerintah di Gaza, mengadakan konferensi pers di Kota Gaza, Gaza pada 15 Agustus 2024. Foto/Ashraf Amra/Anadolu Agency
A
A
A
JALUR GAZA - Kepala Kantor Media Pemerintah di Gaza, Ismail Al-Thawabta, menolak rencana yang diumumkan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk mengakhiri perang di Gaza. Dia menyebutnya "bukan solusi yang nyata, adil, atau objektif."
Al-Thawabta mengatakan, “Usulan AS tersebut merupakan upaya memaksakan perwalian baru yang melegitimasi pendudukan Israel dan merampas hak-hak rakyat Palestina."
Ia menekankan, "Satu-satunya cara menghentikan perang adalah dengan mengakhiri agresi Israel, mencabut blokade yang tidak adil, dan menghentikan penghancuran sistematis," sembari menegaskan hak rakyat Palestina atas "kebebasan, kemerdekaan, dan penentuan nasib sendiri."
Ia menambahkan, "Setiap usulan yang mengabaikan hak-hak ini dan memperlakukan Gaza sebagai entitas keamanan tanpa kedaulatan di bawah administrasi internasional sepenuhnya ditolak oleh pola pikir kolektif nasional Palestina."
Menutup pernyataannya, Al-Thawabta mengatakan, "Beginilah cara kita memahami hubungan antara orang-orang hebat yang telah berkorban besar di bawah pendudukan selama 77 tahun, dan geng-geng kriminal yang telah merebut Palestina dengan paksa," menyerukan "segera diakhirinya perang kriminal ini."
Sebelumnya, Trump mengatakan, “Senin adalah hari yang sangat penting, berpotensi menjadi salah satu hari terbesar dalam sejarah peradaban. Kita berbicara tentang perdamaian abadi di seluruh Timur Tengah, bukan hanya mengakhiri perang di Gaza."
Gedung Putih menerbitkan rencana Trump kemarin, yang mencakup gencatan senjata segera dan penarikan pasukan Israel secara bertahap dengan imbalan pembebasan semua sandera, diikuti dengan pembebasan tahanan Palestina.
Baca juga: Pemimpin Gerakan Jihad Islam Tolak Rencana Trump: Hal Itu akan Picu Konflik di Kawasan
Al-Thawabta mengatakan, “Usulan AS tersebut merupakan upaya memaksakan perwalian baru yang melegitimasi pendudukan Israel dan merampas hak-hak rakyat Palestina."
Ia menekankan, "Satu-satunya cara menghentikan perang adalah dengan mengakhiri agresi Israel, mencabut blokade yang tidak adil, dan menghentikan penghancuran sistematis," sembari menegaskan hak rakyat Palestina atas "kebebasan, kemerdekaan, dan penentuan nasib sendiri."
Ia menambahkan, "Setiap usulan yang mengabaikan hak-hak ini dan memperlakukan Gaza sebagai entitas keamanan tanpa kedaulatan di bawah administrasi internasional sepenuhnya ditolak oleh pola pikir kolektif nasional Palestina."
Menutup pernyataannya, Al-Thawabta mengatakan, "Beginilah cara kita memahami hubungan antara orang-orang hebat yang telah berkorban besar di bawah pendudukan selama 77 tahun, dan geng-geng kriminal yang telah merebut Palestina dengan paksa," menyerukan "segera diakhirinya perang kriminal ini."
Sebelumnya, Trump mengatakan, “Senin adalah hari yang sangat penting, berpotensi menjadi salah satu hari terbesar dalam sejarah peradaban. Kita berbicara tentang perdamaian abadi di seluruh Timur Tengah, bukan hanya mengakhiri perang di Gaza."
Gedung Putih menerbitkan rencana Trump kemarin, yang mencakup gencatan senjata segera dan penarikan pasukan Israel secara bertahap dengan imbalan pembebasan semua sandera, diikuti dengan pembebasan tahanan Palestina.
Baca juga: Pemimpin Gerakan Jihad Islam Tolak Rencana Trump: Hal Itu akan Picu Konflik di Kawasan
(sya)