Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home Featured Gen Z Istimewa Lowongan Kerja Spesial

    Persaingan Makin Ketat! 1,2 Juta Gen Z Kini Rebutan 17.000 Lowongan Kerja - Viva

    3 min read

     

    Persaingan Makin Ketat! 1,2 Juta Gen Z Kini Rebutan 17.000 Lowongan Kerja

    Kamis, 30 Oktober 2025 - 19:30 WIB
    Oleh :

    Sumber :
      Share :

      Jakarta, VIVA – Generasi Z sering dianggap sebagai generasi pekerja yang malas dan kurang ambisi, tapi kenyataannya mereka sama bertekadnya dengan generasi milenial atau Gen X untuk memulai karier mereka. Hanya saja, saat ini tantangannya berbeda. 

      Baca Juga :

      Salah satu rintangan terbesar datang dari persaingan ketat di pasar kerja, di mana AI mulai mengambil alih posisi entry-level. Beberapa perusahaan bahkan menampilkan “lowongan hantu” untuk mempercantik citra mereka. 

      Situasi ini sangat terasa di Inggris. Pasar kerja lulusan muda saat ini digambarkan seperti “wild west” karena persaingan yang luar biasa sengit. Banyak lulusan baru harus bersaing satu sama lain hanya untuk mendapatkan sedikit kesempatan. 

      Baca Juga :

      Menurut para pakar, lulusan harus siap beradaptasi dengan perubahan yang cepat, termasuk pemanfaatan AI dalam dunia kerja. 

      “Sekarang ada banyak lulusan yang keluar dari universitas, yang berarti jumlah orang yang lulus lebih banyak daripada jumlah pekerjaan yang tersedia,” ungkap Rob Breare, CEO dari sistem sekolah independen Inggris Malvern College International, sebagaimana dikutip dari Fortune, Kamis, 30 Oktober 2025.

      Baca Juga :

      Ilustrasi pengangguran.

      Photo :

        “Saya melihat statistik yang cukup mengejutkan di Inggris minggu ini. Menurut Institute of Student Employers (ISE), 1,2 juta aplikasi diajukan untuk hanya 17.000 lowongan lulusan di Inggris pada 2023/2024," ungkapnya. 

        Sebagai perbandingan, pada 2021/2022, ada 559.959 pelamar yang mendapatkan interview kerja, dan 19.646 orang dipekerjakan. Generasi Z saat ini menghadapi persaingan dua kali lebih ketat dibandingkan dengan 'kakak' mereka dari generasi sebelumnya. 

        Tahun lalu menjadi rekor tertinggi jumlah pelamar per lowongan sejak ISE mulai melacak data pada 1991. Hal ini mencerminkan kondisi betapa sulitnya berburu pekerjaan entry-level. 

        Di Amerika Serikat, kondisi serupa juga terjadi. Prospek kerja bagi Gen Z di kota-kota dengan pertumbuhan tinggi dan industri menjanjikan tidak lebih baik. Di New York City, salah satu pusat pekerjaan terbesar, kurang dari 1.000 pekerjaan sektor swasta tersedia pada paruh pertama tahun ini, padahal sebelum pandemi, kota tersebut menambah sekitar 100.000 lowongan kerja per tahun.

        Sektor teknologi yang sangat menguntungkan, termasuk perusahaan triliunan dolar seperti Meta dan Nvidia, juga semakin mengecilkan peluang bagi Gen Z. Proporsi pekerja berusia 21 hingga 25 di perusahaan teknologi publik menurun dari 15 persen pada 2023 menjadi 6,8 persen pada Agustus tahun ini.

        Banyak lulusan Gen Z mulai meragukan nilai gelar kuliah mereka, yang dulu menjanjikan pekerjaan bergaji tinggi. CEO dan pakar menyoroti bahwa universitas sering gagal mengikuti perkembangan zaman, khususnya dengan kehadiran AI. 

        “Dengan AI, banyak pekerjaan untuk fresh graduate berubah atau menjadi lebih sulit untuk dimasuki,” kata Breare.

        Komentar
        Additional JS