Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home Featured Istimewa Kereta Cepat Spesial Whoosh

    Putar Otak Selesaikan Utang Kereta Cepat Whoosh, AHY: Masih Dihitung Semuanya - Kompas

    4 min read

     

    Putar Otak Selesaikan Utang Kereta Cepat Whoosh, AHY: Masih Dihitung Semuanya

    Kompas.com, 21 Oktober 2025, 05:16 WIB
    Lihat Foto

    JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Infrastruktur dan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) memutar otak mencari cara untuk mendanai atau merestrukturisasi utang Kereta Cepat Jakarta-Bandung atau Whoosh.

    AHY menyebutkan, setelah Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa enggan membiayai utang proyek itu menggunakan APBN, ada sejumlah opsi yang tengah dikembangkan.

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

    "Nah, di sini masih terus dikembangkan sejumlah opsi. Saya tidak atau belum bisa menyampaikan secara final karena memang masih dikembangkan opsi-opsinya dan masih dihitung semuanya segala sesuatunya," kata AHY usai sidang kabinet paripurna di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Senin (20/10/2025).

    AHY mengungkapkan, opsi itu dibicarakan dalam koordinasi lintas kementerian/lembaga bersama Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara beberapa hari yang lalu.

    Trump Melunak soal Perang Dagang, Sebut Berhubungan Baik dengan Xi Jinping

    Ia menyampaikan, Kemenko Infrastruktur intensif mengundang Kementerian Perhubungan (Kemenhub) termasuk PT KAI (Persero) dan BPI Danantara untuk duduk bareng mencari jalan keluar.

    AHY menuturkan, masalah ini perlu penyelesaian mengingat pihaknya berencana memperpanjang rute kereta cepat dari Jakarta hingga ke Surabaya.

    "Tentunya harus mendapatkan perhatian. Mengapa? Karena memang utang yang harus segera diselesaikan ini juga tidak boleh kemudian menghambat rencana besar kita untuk mengembangkan konektivitas berikutnya. Tadi Jakarta sampai dengan Surabaya," ucap AHY.

    AHY menuturkan, setidaknya ada dua alternatif yang berkembang.

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

    Restrukturisasi bisa dilakukan oleh Danantara, atau kontribusi dari Kementerian Keuangan melalui APBN.

    Di sisi lain, ia mengaku akan menunggu arahan lebih lanjut dari Presiden Prabowo Subianto soal masalah ini.

    "Jadi artinya kami masih terus menunggu arahan Pak Presiden juga, sambil terus mengembangkan berbagai opsi yang paling baik dan berkelanjutan. Artinya bisa kemudian kita move on untuk membicarakan pengembangan kereta cepat berikutnya untuk Jakarta ke Surabaya," kata AHY.

    Utang proyek kereta cepat

    Sebagai informasi, KCJB alias Whoosh kini menghadapi beban utang yang cukup berat.

    Kerugian bisa dilihat dalam laporan keuangan PT KAI (Persero), selaku induk usaha dan salah satu pemegang saham terbesar.

    KAI bersama dengan tiga BUMN lainnya harus menanggung renteng kerugian dari Whoosh sesuai porsi sahamnya di PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PT PSBI).

    Dalam laporan keuangan per 30 Juni 2025 (unaudited) yang dipublikasikan di situs resminya, entitas anak KAI, PT PSBI, tercatat merugi hingga Rp 4,195 triliun sepanjang 2024.

    Artinya, dalam sehari saja, bila menghitung dalam setahun ada 365 hari, konsorsium BUMN Indonesia harus menanggung rugi dari beban KCIC sebesar Rp 11,493 miliar per hari.

    Kerugian itu masih berlanjut tahun ini.

    Hingga semester I-2025 atau periode Januari–Juli, PSBI sudah membukukan kerugian sebesar Rp 1,625 triliun.

    Sebagai pemimpin konsorsium, KAI memegang porsi saham terbesar di PSBI, yakni 58,53 persen, sesuai penugasan yang diberikan pada masa pemerintahan Presiden Joko Widodo.

    Selain KAI, pemegang saham lain PSBI adalah Wika dengan kepemilikan 33,36 persen, Jasa Marga sebesar 7,08 persen, dan PTPN VIII sebesar 1,03 persen.

    Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang
    Komentar
    Additional JS