0
News
    Home Featured Ki Anom Suroto

    Sosok dan Karier Ki Anom Suroto, Dalang Legendaris yang Meninggal Dunia, Pernah Tampil di 5 Benua - Halaman all - Tribunjatim

    8 min read

     

    Sosok dan Karier Ki Anom Suroto, Dalang Legendaris yang Meninggal Dunia, Pernah Tampil di 5 Benua - Halaman all - Tribunjatim


    TRIBUNJATIM.COM Ki Anom Surotomaestro wayang kulit asal Klaten, Jawa Tengah meninggal dunia pada Kamis (23/10/2025) pagi.

    Dalang senior yang dikenal memiliki gaya khas dan suara berwibawa itu meninggal pada usia 77 tahun.

    Dalang Ki Ngabehi Edi Sulistiyono mengonfirmasi kabar meninggalnya Ki Anom Suroto.

    "Iya barusan dapat informasi dari teman-teman WA Ki Anom Suroto meninggal dunia. Kami mengucapkan belasungkawa yang sedalam-dalamnya bapak kita, senior kita Ki H. Anom Suroto. Semoga kundur beliau diterima sang dalang sesungguhnya Allah SWT," ucap Ki Edi Sulistiyono, dikutip dari RRI, Kami.

    "Jagad pewayangan sangat kehilangan atas meninggalnya beliau ini. Ki Anom adalah sosok dalang yang luar biasa selevel dengan seniornya Ko Narto Sabdo," lanjut Ki Edi.

    Sebagai kenangan terakhir, seperti apa sosok dan kiprah Ki Anom Suroto sebagai dalang di Indonesia?

    Baca juga: Sosok Mbah Kaidi Jadi Wisudawan Terbaik di Usia 84 Tahun: Saya Tidak Mau Diam Saja

    Profil Ki Anom Suroto

    Ki Anom Suroto memiliki nama lengkap Kanjeng Raden Tumenggung Haryo Lebdo Nagoro.

    Ia lahir di Juwiring, Klaten, Jawa Tengah, pada 11 Agustus 1948, dari keluarga seniman pedalangan.

    Bakat seninya menurun dari sang ayah, Ki Sadiyun Harjadarsana, seorang dalang ternama di masanya.

    Ia juga merupakan kakak dari Ki Warseno Slenk, dalang kondang yang dikenal generasi muda penikmat wayang.

    Ki Anom sudah mulai menjadi dalang sejak usia 12 tahun dan mulai dikenal luas di dunia pedalangan sejak sekitar 1975-an.

    Pendidikan dan Perjalanan Seni Ki Anom Suroto

    Dikutip dari Kompas.com, perjalanan panjang Ki Anom di dunia wayang dimulai dari semangat belajar dan pengabdian terhadap budaya Jawa.

    Ia menempuh pendidikan pedalangan di berbagai lembaga budaya, seperti kursus Himpunan Budaya Surakarta (HBS), Pasinaon Dalang Mangkunegaran (PDMN), Pawiyatan Kraton Surakarta, dan Habiranda Yogyakarta.

    Penampilannya di Radio Republik Indonesia (RRI) pada 1968 menjadi titik balik kariernya.

    Saat itu, ia lolos dari seleksi ketat dan berhasil memikat hati pendengar dengan gaya tutur yang khas.

    Satu dekade kemudian, pada 1978, ia diangkat sebagai abdi dalem Penewu Anon-anon dan dianugerahi gelar Mas Ngabehi Lebdocarito oleh Keraton Surakarta.

    Baca juga: Sosok KH Abdul Wahab Hasbullah, Pendiri Ponpes Bahrul Ulum Jombang yang Kini Genap Berusia 2 Abad

    Dalang Indonesia yang Mendunia

    Ki Anom Suroto dikenal sebagai dalang Indonesia pertama yang berhasil tampil di lima benua.

    Ia pernah tampil di Amerika Serikat dalam ajang Kebudayaan Indonesia di AS (KIAS) tahun 1991, serta tampil di Jepang, Spanyol, Jerman Barat, Australia, dan Rusia.

    Atas rekomendasi Dr. Soedjarwo, Ketua Umum Sena Wangi, ia juga sempat melakukan perjalanan ke India, Nepal, Thailand, Mesir, dan Yunani untuk memperdalam pengetahuan tentang karakter dewa-dewa dalam dunia pewayangan.

    Ragam Penghargaan Ki Anom Suroto

    Dedikasinya terhadap pelestarian budaya Indonesia membuat Ki Anom menerima sejumlah penghargaan bergengsi, antara lain:

    • Satya Lencana Kebudayaan RI dari Presiden Soeharto (1995)
    • Dalang Kesayangan dalam Pekan Wayang Indonesia VI (1993)
    • Anugerah Lebdocarito dari Keraton Surakarta (1997), di mana ia diangkat sebagai Bupati Sepuh bergelar Kanjeng Raden Tumenggung (KRT) Lebdonagoro

    Kiprah di Ranah Sosial dan Politik

    Selain dikenal sebagai seniman, Ki Anom juga sempat aktif di kegiatan sosial dan kebudayaan nasional.

    Pada November 2023, ia masuk dalam susunan Tim Kampanye Nasional (Timnas) Anies Baswedan–Muhaimin Iskandar (AMIN) sebagai Co-Capt 9.

    Kedekatannya dengan Anies Baswedan sudah terjalin lama.

    Pada 1 Februari 2023, Anies berkunjung ke rumah Ki Anom di Makamhaji, Kecamatan Kartosuro, Sukoharjo, dalam kapasitasnya sebagai Pembina Komunitas Pelestari Seni Budaya Nusantara (KPSBN), wadah yang menaungi para dalang di Indonesia.

    “Kita selalu menjaga silaturahmi dengan para dalang ya termasuk hari ini,” kata Anies kepada TribunSolo.com.

    “Momen pada sore hari ini kami bisa silaturahmi dengan semua dalang-dalang se-Jawa Tengah,” ucap Anies.

    “Hanya diskusi kebudayaan,” aku dia.

    “Poin terpenting yaitu nantinya komunitas ini bisa difasilitasi oleh tiga pelaku utama, ada unsur pemerintah, ada unsur pelaku seni dan unsur masyarakat,” terangnya.

    Baca juga: Sosok Wiwin, Anak Mantan Muncikari yang Tutup Lokalisasi hingga Bangun Musala Pakai Uang Pribadi

    Warisan Budaya yang Abadi

    Kehidupan Ki Anom Suroto adalah simbol dedikasi terhadap kesenian tradisional Jawa.

    Ia tak hanya mewariskan ribuan pementasan wayang, tetapi juga semangat menjaga budaya sebagai identitas bangsa.

    Cengkok suaranya yang lembut, narasi filosofis dalam setiap lakon, serta kemampuannya memadukan nilai moral dan humor menjadikannya dalang panutan lintas generasi.

    Kini, sang maestro telah berpulang, tetapi nama Ki Anom Suroto akan tetap hidup dalam setiap tabuhan gamelan dan kisah wayang yang terus dituturkan penerusnya.

    Pesan Terakhir

    Putra kelima almarhum, Ki Jatmiko Anom Saputro, mengungkapkan sang ayah sempat dirawat di Rumah Sakit Dr. Oen Kandang Sapi, Surakarta, selama lima hari akibat sakit jantung.

    "Sudah lima hari dirawat karena sakit jantung. Sebetulnya sudah lama beliau sakit, tapi tidak pernah dirasakan," ungkap Jatmiko, dikutip dari Kompas.com.

    Meskipun kondisi kesehatan menurun, Ki Anom Suroto masih sempat berbincang dengan keluarga.

    Ia berpesan agar keluarga tetap rukun dan melanjutkan perjuangannya dalam dunia pedalangan.

    "Bapak sempat berpesan kepada saya dan Mas Bayu untuk tetap rukun dan melanjutkan perjuangan beliau lewat pagelaran wayang," tuturnya.

    Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews Tribunjatim.com

    Komentar
    Additional JS