Suriah Gelar Pemilu Pertama setelah Rezim Bashar al-Assad Tumbang - Okezone
2 min read
Suriah Gelar Pemilu Pertama setelah Rezim Bashar al-Assad Tumbang
views:
Republik Arab Suriah menggelar Pemilu Parlemen pada hari Minggu. Ini merupakan Pemilu pertama sejak rezim pemerintahan Bashar al-Assad tumbang. Foto/SANA
DAMASKUS - Republik Arab Suriah menggelar Pemilu Parlemen pada hari Minggu. Ini adalah Pemilu pertama sejak tumbangnya rezim pemerintahan Bashar al-Assad.
Antara 7.000 hingga 8.000 orang yang dipilih oleh Komisi Pemilihan Umum Pusat Republik Arab Suriah telah memilih 140 anggota Parlemen. Sebanyak 70 perwakilan lainnya dari 210 anggota Parlemen akan ditunjuk oleh presiden sementara, Ahmed al-Sharaa.
Daftar nama akhir akan diumumkan pada hari Senin (6/10/2025), sebagaimana dikutip dari Reuters.
Menurut pejabat Suriah, lebih dari 1.500 kandidat, termasuk lebih dari 200 perempuan, mencalonkan diri untuk majelis tersebut, yang akan memiliki mandat 30 bulan yang dapat diperpanjang.
Baca Juga: Eks Diktator Suriah Bashar al-Assad Nyaris Meninggal Diduga akibat Diracun di Rusia
Provinsi Sweida di timur laut Suriah dan selatan yang mayoritas penduduknya Druze dikeluarkan dari proses tersebut karena berada di luar kendali Damaskus, dan 32 kursi mereka akan tetap kosong.
Sejak rezim Assad tumbang, provinsi yang dikuasai Kurdi tersebut telah dilanda pembantaian terhadap minoritas Alawite, Druze, dan Kristen.
Berdasarkan konstitusi sementara yang diumumkan pada bulan Maret, Parlemen yang akan datang akan menjalankan fungsi legislatif hingga konstitusi permanen diadopsi dan Pemilu baru diadakan.
Al-Sharaa sebelumnya mengatakan bahwa mustahil untuk menyelenggarakan Pemilu langsung sekarang, karena jutaan warga Suriah melarikan diri ke luar negeri atau telah mengungsi secara internal akibat perang.
Pada bulan Mei, Presiden AS Donald Trump bertemu dengan al-Sharaa dan mengumumkan pencabutan sanksi, yang sebagian besar telah diberlakukan selama pemerintahan Assad. Al-Sharaa menyebut langkah Trump sebagai "keputusan bersejarah dan berani, yang meringankan penderitaan rakyat, berkontribusi pada kebangkitan mereka, dan meletakkan fondasi bagi stabilitas di kawasan."
Antara 7.000 hingga 8.000 orang yang dipilih oleh Komisi Pemilihan Umum Pusat Republik Arab Suriah telah memilih 140 anggota Parlemen. Sebanyak 70 perwakilan lainnya dari 210 anggota Parlemen akan ditunjuk oleh presiden sementara, Ahmed al-Sharaa.
Daftar nama akhir akan diumumkan pada hari Senin (6/10/2025), sebagaimana dikutip dari Reuters.
Menurut pejabat Suriah, lebih dari 1.500 kandidat, termasuk lebih dari 200 perempuan, mencalonkan diri untuk majelis tersebut, yang akan memiliki mandat 30 bulan yang dapat diperpanjang.
Baca Juga: Eks Diktator Suriah Bashar al-Assad Nyaris Meninggal Diduga akibat Diracun di Rusia
Provinsi Sweida di timur laut Suriah dan selatan yang mayoritas penduduknya Druze dikeluarkan dari proses tersebut karena berada di luar kendali Damaskus, dan 32 kursi mereka akan tetap kosong.
Sejak rezim Assad tumbang, provinsi yang dikuasai Kurdi tersebut telah dilanda pembantaian terhadap minoritas Alawite, Druze, dan Kristen.
Berdasarkan konstitusi sementara yang diumumkan pada bulan Maret, Parlemen yang akan datang akan menjalankan fungsi legislatif hingga konstitusi permanen diadopsi dan Pemilu baru diadakan.
Al-Sharaa sebelumnya mengatakan bahwa mustahil untuk menyelenggarakan Pemilu langsung sekarang, karena jutaan warga Suriah melarikan diri ke luar negeri atau telah mengungsi secara internal akibat perang.
Pada bulan Mei, Presiden AS Donald Trump bertemu dengan al-Sharaa dan mengumumkan pencabutan sanksi, yang sebagian besar telah diberlakukan selama pemerintahan Assad. Al-Sharaa menyebut langkah Trump sebagai "keputusan bersejarah dan berani, yang meringankan penderitaan rakyat, berkontribusi pada kebangkitan mereka, dan meletakkan fondasi bagi stabilitas di kawasan."
(mas)