Ternyata Ini Bekingan Menkeu Purbaya Tidak Takut Menentang Luhut dan Bahlil - Bangkapos
Ternyata Ini Bekingan Menkeu Purbaya Tidak Takut Menentang Luhut dan Bahlil - Bangkapos.com
Penulis: M Zulkodri CC | Editor: M Zulkodri
Kolase Tribunnews.com/Taufik Ismail
Ringkasan Berita:
- Menkeu Purbaya Tegaskan hanya loyal kepada presiden
- Dengan gayanya Menkeu Purbaya medadak jadi Media Darling
BANGKAPOS.COM--Baru sebulan lebih menjabat, Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa langsung mencuri perhatian publik.
Sejak dilantik Presiden Prabowo Subianto pada 8 September 2025, Purbaya menampilkan gaya kepemimpinan yang tegas, berani, dan tak ragu menentang tokoh besar di kabinet seperti Luhut Binsar Pandjaitan dan Bahlil Lahadalia.
Loyal Hanya kepada Presiden
Usut punya usut langkah yang diambil oleh Menkeu Purbaya ternyata memiliki bekingan yakni Presiden Prabowo Subianto.
Purbaya menegaskan bahwa seluruh langkahnya sebagai Menkeu hanya mengikuti arahan Presiden Prabowo Subianto.
Ia tidak peduli dengan pihak lain, termasuk tokoh-tokoh senior seperti Luhut Binsar Pandjaitan.
Menurutnya, semua kebijakan telah dikomunikasikan langsung dengan Presiden Prabowo Subianto dan siap berubah jika diminta.

Dalam berbagai kesempatan, Purbaya menegaskan bahwa dirinya hanya tunduk pada arahan Presiden Prabowo.
Ia menyebut tidak akan mengikuti tekanan dari pihak mana pun, termasuk pejabat senior pemerintah.
“Saya hanya bertanggung jawab ke RI-1, yang lain saya nggak peduli,” tegasnya dalam sebuah talk show ekonomi di Jakarta.
Menurut Purbaya, seluruh kebijakan fiskal yang diambil telah dikomunikasikan langsung dengan Presiden Prabowo Subianto.
Ia juga menilai, kestabilan ekonomi menjadi faktor kunci dalam menjaga kepercayaan publik dan mencegah krisis nasional.
Tolak Proyek Luhut
Langkah berani Purbaya mulai terlihat saat ia menolak proyek Family Office yang diinisiasi Luhut Binsar Pandjaitan.
Ia memastikan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tidak akan digunakan untuk proyek tersebut.
“Biar saja, kalau Dewan Ekonomi Nasional bisa bangun sendiri, ya bangun aja sendiri,” ujarnya tegas.
Ia mengaku belum memahami sepenuhnya konsep proyek itu dan memilih fokus pada kebijakan prioritas yang berdampak langsung pada rakyat.
Sikap Tegas soal Kereta Cepat
Tak hanya itu, Purbaya juga menolak pembiayaan utang proyek Kereta Cepat Jakarta–Bandung (KCJB) menggunakan dana pemerintah.
Menurutnya, proyek tersebut merupakan tanggung jawab konsorsium PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC).
“Jangan kita lagi yang tanggung, karena kalau enggak ya semua kita lagi, termasuk dividennya,” ucap Purbaya.
Dirjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu, Suminto, mendukung pernyataannya dan menegaskan bahwa pembiayaan KCJB bersifat business to business, bukan utang negara.
Adu Data dengan Menteri Bahlil
Ketegangan juga muncul antara Purbaya dan Menteri ESDM Bahlil Lahadalia dalam rapat Komisi XI DPR RI.
Purbaya memaparkan data subsidi LPG 3 kg, Pertalite, dan Solar yang disebut mencapai 70 persen dari harga keekonomian.
Namun, Bahlil menilai data tersebut tidak akurat.
Menanggapi hal itu, Purbaya menyebut perbedaan data bisa terjadi karena metode perhitungan yang berbeda.
Ia siap meninjau ulang dan melakukan klarifikasi secara terbuka.
Polemik Anggaran Makanan Bergizi Gratis
Purbaya juga bersitegang dengan Luhut terkait anggaran Program Makanan Bergizi Gratis (MBG).
Ia mengancam akan memangkas anggaran jika serapan tidak optimal hingga akhir Oktober 2025.
Luhut meminta agar dana tersebut tidak ditarik karena tingkat penyerapan sudah meningkat.
Namun Purbaya bersikukuh, dana tak terserap akan dialihkan ke program bantuan pangan berupa beras 10 kilogram bagi masyarakat miskin.
Mendadak Jadi Media Darling
Sikap lugas, berani, dan penuh data membuat nama Purbaya melejit di media sosial.
Pengamat politik Hendri Satrio menyebut Purbaya sebagai “fenomena baru” di pemerintahan Prabowo.
“Purbaya berhasil menghipnotis publik dengan narasi ekonomi yang ringan dan mudah dipahami,” kata Hendri.
Meski begitu, Hendri menilai dampak nyata kebijakan Purbaya terhadap ekonomi nasional masih perlu waktu untuk dilihat.
Fenomena Baru di Kabinet Prabowo
Purbaya Yudhi Sadewa kini dianggap sebagai simbol perubahan gaya kepemimpinan di Kementerian Keuangan.
Ia tampil sebagai sosok “Menkeu koboi” berani, tidak basa-basi, dan setia kepada Presiden.
Namun, di tengah sorotan publik dan gesekan internal kabinet, pertanyaan besar pun muncul
Apakah gaya tegas Purbaya mampu membawa arah baru bagi ekonomi Indonesia, atau justru memicu konflik di dalam pemerintahan?
Artikel sebagian telah tayang di TribunJakarta.com