Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home Featured Istimewa Kesehatan Spesial UNICEF Vaksin

    Unicef: Vaksin dapat Cegah Risiko Penyakit Berbahaya - RRI

    2 min read

     

    Unicef: Vaksin dapat Cegah Risiko Penyakit Berbahaya

    Oleh: Jane Angriani Rohi
    Editor: Aloysius Tani
    16 Oct 2025 - 12:27
    Kupang


    Ilustrasi imunisasi pada bayi. (Foto: pinterest)

    KBRN, Kupang: Lebih dari 14 juta bayi di seluruh dunia tidak menerima satu pun vaksin pada tahun lalu, kondisi yang menempatkan mereka pada risiko tinggi terhadap penyakit berbahaya yang sebenarnya dapat dicegah melalui imunisasi. Laporan terbaru UNICEF memperingatkan bahwa penurunan bantuan internasional dan menurunnya kepercayaan publik terhadap vaksin dapat memperburuk situasi, berpotensi menghapus kemajuan puluhan tahun dalam kesehatan anak dan memicu wabah penyakit baru.

    Padahal, vaksin terbukti menjadi salah satu alat kesehatan masyarakat paling efektif dan aman, mencegah antara 3,5 hingga 5 juta kematian setiap tahun akibat penyakit seperti campak, difteri, pertusis, dan polio. Selain memberikan perlindungan fisik, imunisasi juga sering menjadi pintu masuk pertama anak dan keluarga ke sistem layanan kesehatan dasar, mulai dari pemantauan tumbuh kembang, hingga konseling gizi.

    UNICEF menyalurkan lebih dari 2 miliar dosis vaksin setiap tahun, menjangkau hampir setengah dari seluruh anak balita di dunia dan membantu pemerintah membangun sistem kesehatan yang lebih kuat dan inklusif. Selama 50 tahun terakhir, imunisasi berhasil menurunkan angka kematian bayi global sebesar 40 persen, menyelamatkan lebih dari 154 juta jiwa sejak 1974, 95 persen di antaranya adalah anak-anak di bawah lima tahun.

    Vaksin campak saja diperkirakan telah menyelamatkan hampir 94 juta nyawa. Penyakit cacar, yang pernah menewaskan sekitar 300 juta orang di abad ke-20, berhasil diberantas pada 1980, sementara kasus polio menurun hingga 99 persen sejak 1988.

    Kini vaksin tersedia untuk lebih dari 30 jenis penyakit, termasuk rotavirus, pneumonia, HPV, dan campak. Namun, akses terhadap vaksin seperti HPV yang dapat mencegah 90 persen kasus kanker serviks masih timpang. Anak perempuan di negara berpenghasilan rendah dan menengah masih menjadi kelompok paling rentan.

    Ketika cakupan vaksin menurun, wabah mudah muncul kembali. Pada tahun 2024, Eropa dan Asia Tengah mencatat lonjakan kasus campak tertinggi dalam 25 tahun terakhir, akibat menurunnya tingkat imunisasi.

    Lebih dari setengah anak yang belum divaksinasi tinggal di 31 negara yang rentan konflik atau krisis, di mana sistem kesehatan dan keamanan sering kali tidak memadai. UNICEF menegaskan, vaksin telah melalui uji keamanan yang ketat dan terus dipantau. Efek samping serius sangat jarang terjadi, dan sistem global telah tersedia untuk mendeteksi serta menangani potensi masalah keamanan.

    Imunisasi juga memberikan dampak ekonomi besar: setiap US$1 yang diinvestasikan menghasilkan US$54 manfaat kesehatan dan ekonomi. Dengan kata lain, vaksin bukan hanya menyelamatkan nyawa, tetapi juga membangun masa depan generasi mendatang. (JR)

    Kata Kunci:
    Komentar
    Additional JS