Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home Banjir Bencana Featured Istimewa Lintas Peristiwa Spesial

    28 Helikopter Dikerahkan Untuk Evakuasi Korban dan Distribusi Bantuan Bencana Banjir di Sumatera - Tribunnews

    8 min read

     

    28 Helikopter Dikerahkan Untuk Evakuasi Korban dan Distribusi Bantuan Bencana Banjir di Sumatera - Tribunnews.com

    Editor: Adi Suhendi

    /Andri Mardiansyah
    BANJIR DAN LONGSOR - Orang-orang berdiri di dekat rumah yang rusak di Kabupaten Agam, Sumatera Barat, Indonesia, 27 November 2025. Pemerintah kerahkan 28 helikopter untuk evakuasi korban dan distribusi bantuan bencana banjir di Sumatera. 
    Ringkasan Berita:
    • 28 helikopter dari TNI, Polri, BNPB, dan Basarnas dikerahkan

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah terus berupaya cepat memulihkan lokasi terdampak bencana banjir dan longsor di AcehSumatera Utara, dan Sumatera Barat.

    Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya mengatakan hingga Minggu (30/11/2025), pemerintah telah mengerahkan total 28 helikopter untuk penanganan bencana di tiga provinsi tersebut.

    "Sampai hari ini, 30 November 2025, pemerintah telah mengirimkan total 28 helikopter ke lokasi bencana di Aceh, Sumatra Barat, dan Sumatera Utara," kata Teddy dikutip dari Sekretariat Kabinet.

    28 helikopter yang diterjunkan tersebut berasal dari berbagai institusi, mulai dari TNI baik itu matra darat, laut, maupun udara.

    Lalu dari Kepolisian, Basarnas, dan BNPB.

    "Yang dikerahkan pemerintah untuk melakukan distribusi bantuan dan juga evakuasi korban bencana," katanya.

    Agar pengiriman bantuan berjalan dengan baik dan juga evakuasi korban bencana berjalan dengan lancar, pemerintah melakukan modifikasi cuaca.

    "Modifikasi cuaca juga dilakukan dalam 3 hari terakhir dan telah berhasil mengurangi curah hujan di seluruh provinsi terdampak, sehingga evakuasi dan pengiriman bantuan logistik dari udara dapat dilakukan dengan cepat," katanya.

    Pemerintah, kata Seskab, terus memantau dan memonitor upaya penanganan bencana yang dilakukan sehingga berjalan dengan baik cepat.

    "Mulai dari evakuasi, pengiriman bantuan logistik, hingga pemulihan akses," ucapnya.

    303 Meninggal Dunia

    Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat data sementara 303 jiwa meninggal dunia akibat bencana alam yang terjadi di AcehSumatera Utara, dan Sumatera Barat.

    BNPB bersama seluruh unsur pemerintah daerah, TNI, Polri, dan para relawan terus melakukan penanganan darurat bencana yang melanda tiga provinsi tersebut.

    Penanganan difokuskan pada pencarian dan pertolongan korban, pemenuhan kebutuhan dasar pengungsi, pembukaan akses wilayah terisolir, serta percepatan distribusi logistik, baik melalui darat maupun udara.

    Pada hari ketiga setelah penetapan status tanggap darurat bencana di Provinsi Sumatera Utara, tercatat 166 korban meninggal dunia dan 143 orang masih dinyatakan hilang.

    Dampak terbesar terjadi di Kabupaten Tapanuli Tengah, Tapanuli Selatan, dan Kota Sibolga.

    “Sumatra Utara sekarang menjadi 166 jiwa meninggal dunia. Dalam satu hari ini bertambah menjadi 60 korban jiwa berkat operasi pencarian dan pertolongan oleh tim gabungan yang dipimpin oleh Basarnas. Kemudian ada 103 jiwa yang masih hilang,” ungkap Suharyanto, Sabtu (29/11).

    Sementara itu, ribuan warga mengungsi di berbagai titik akibat kondisi permukiman yang rusak dan akses yang terputus. 

    Jumlah pengungsi mencapai ribuan jiwa di Tapanuli Selatan dan Kota Sibolga, serta ratusan hingga ribuan kepala keluarga di Mandailing Natal, Tapanuli Utara, dan Humbang Hasundutan.

    Akses transportasi di wilayah ini banyak mengalami kerusakan. Jalur nasional Sibolga–Padang Sidempuan serta Sibolga–Tarutung mengalami putus total dan tertutup longsor di banyak titik.

    Beberapa jembatan termasuk Jembatan Pandan dan jembatan pada ruas Sibolga–Manduamas, juga terputus.

    Sejumlah jalur kabupaten turut terputus dan belum dapat diperbaiki karena medan yang berat.

    Di Mandailing Natal, sedikitnya tujuh wilayah terisolir akibat tertutupnya jalur lintas provinsi, sementara beberapa desa hanya bisa dijangkau menggunakan alat berat atau transportasi udara.

    Sementara itu di Aceh, sebanyak 47 korban dinyatakan meninggal dunia, 51 orang hilang, serta 8 orang luka-luka.

    Jumlah pengungsi mencapai 48.887 kepala keluarga yang tersebar di berbagai wilayah, dengan sebaran tertinggi di Aceh Utara, Bener Meriah, Aceh Tengah, dan Aceh Singkil.

    “Untuk wilayah Aceh ada 47, kemudian 51 masih hilang dan 8 luka-luka. Ini akan berkembang terus datanya, karena ada operasi SAR gabungan yang kemungkinan akan terus menemukan korban,” terang Suharyanto.

    Banyaknya kerusakan jembatan dan jalan nasional berdampak pada terputusnya akses utama, termasuk jalur Banda Aceh–Lhokseumawe serta jalur perbatasan Aceh–Sumatera Utara di Aceh Tamiang.

    Hingga kini, beberapa daerah seperti Gayo Lues, Aceh Tengah, dan Bener Meriah masih belum dapat diakses melalui jalur darat.

    BNPB telah mengaktifkan dukungan komunikasi darurat menggunakan jaringan satelit Starlink di sejumlah titik, terutama di wilayah yang terisolir jaringan. 

    Pengiriman logistik dilakukan melalui udara menggunakan helikopter dan pesawat Cessna Caravan untuk menjangkau daerah yang tidak dapat diakses melalui jalur darat.

    Bantuan Presiden berupa alat komunikasi, tenda, genset, perahu karet, makanan siap saji, dan perlengkapan keluarga telah tiba di Aceh dan sebagian besar telah didistribusikan ke 17 kabupaten/kota terdampak.

    Dua helikopter BNPB juga telah dikerahkan dari Bandara Sultan Iskandar Muda untuk mendukung distribusi ke titik-titik kritis.

    Kemudian di Provinsi Sumatera Barat, tercatat 90 korban meninggal dunia, 85 orang hilang, dan 10 orang mengalami luka-luka. Kabupaten Agam mencatat jumlah korban tertinggi.

    “Korban jiwanya ada 90 yang meninggal dunia, 85 hilang dan 10 luka-luka,” jelas Suharyanto.

    Data sementara menunjukkan sebanyak 11.820 kepala keluarga atau sekitar 77.918 jiwa mengungsi, terutama di Kota Padang dan Kabupaten Pesisir Selatan.

    Sejumlah jalur provinsi dan nasional terputus akibat longsor dan kerusakan jembatan, sehingga menyulitkan akses distribusi. 

    Meski demikian, logistik dari Padang Pariaman dan Pesisir Selatan telah tiba, dan delapan titik tambahan dalam proses pengiriman dengan pengawalan kepolisian.

    Komentar
    Additional JS