3 Alasan Danantara Danai Peternakan Ayam Rp20 Triliun demi Pasok MBG - detik
5 min read
3 Alasan Danantara Danai Peternakan Ayam Rp20 Triliun demi Pasok MBG
Minggu, 16 November 2025 - 09:40 WIB
Pemerintah menyiapkan investasi khusus senilai Rp20 triliun untuk memperkuat pasokan ayam dan telur nasional. Foto/Dok
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah menyiapkan investasi khusus senilai Rp20 triliun untuk memperkuat pasokan ayam dan telur nasional. Hal ini dilakukan guna meningkatkan produksi dan mendukung program makan bergizi gratis (MBG) .
Investasi jumbo Rp20 triliun untuk memperkuat ekosistem peternakan ayam pedaging dan petelur terintegrasi di seluruh Indonesia disiapkan melalui Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara . Langkah strategis ini diyakini bakal memperkokoh ketahanan pangan nasional, terutama dalam penyediaan protein hewani berkualitas bagi masyarakat.
Ditekankan pembangunan peternakan ayam menjadi bagian penting dari percepatan hilirisasi pangan nasional. Upaya tersebut dilakukan untuk memastikan ketersediaan daging ayam dan telur sebagai kebutuhan utama dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Baca Juga: BPS: Program Makan Bergizi Gratis Dongkrak Sektor Peternakan
“Investasi ini akan difokuskan pada penguatan rantai produksi di hulu, dengan pembagian peran yang jelas antara BUMN dan peternak rakyat,” ujar Amran usai rapat di Kantor Kemenko Pangan, Jakarta.
Investasi jumbo Rp20 triliun untuk memperkuat ekosistem peternakan ayam pedaging dan petelur terintegrasi di seluruh Indonesia disiapkan melalui Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara . Langkah strategis ini diyakini bakal memperkokoh ketahanan pangan nasional, terutama dalam penyediaan protein hewani berkualitas bagi masyarakat.
Ditekankan pembangunan peternakan ayam menjadi bagian penting dari percepatan hilirisasi pangan nasional. Upaya tersebut dilakukan untuk memastikan ketersediaan daging ayam dan telur sebagai kebutuhan utama dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Baca Juga: BPS: Program Makan Bergizi Gratis Dongkrak Sektor Peternakan
“Investasi ini akan difokuskan pada penguatan rantai produksi di hulu, dengan pembagian peran yang jelas antara BUMN dan peternak rakyat,” ujar Amran usai rapat di Kantor Kemenko Pangan, Jakarta.
Alasan melibatkan Danantara menjadi sorotan mengingat yang menjadi fokus Badan Pengelola Investasi itu di antaranya yakni investasi infrastruktur, logistik, dan sektor strategis. Namun jika dilihat dari mandat dan strategi investasi, Danantara ikut berperan dalam sektor strategis dan ketahanan pangan.
Berikut 3 Alasan Danantara Mendanai Peternakan:
1. Ketahanan Pangan
Pembangunan peternakan ini diterangkan demi memperkuat ketahanan pangan di dalam negeri. Sebelumnya, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyiapkan pembangunan peternakan ayam terintegrasi senilai Rp 20 triliun pada 2026 untuk mendukung program Makan Bergizi Gratis (MBG) serta memperkuat ketahanan dan kemandirian pangan nasional.
“Kemudian, peternakan ayam, pedaging, dan telur terintegrasi. Itu ada anggaran khusus Rp20 triliun. Kita akan buat seluruh Indonesia untuk menyuplai Badan Gizi Nasional (BGN). Kita menyuplai, jangan sampai telur dan ayamnya ke depan shortage atau kekurangan. Jadi kita siapkan dari sekarang,” terang Mentan.
Mentan juga mengungkapkan bahwa rencana investasi Rp20 triliun akan diarahkan untuk membangun pusat pembibitan modern, laboratorium genetik, dan fasilitas distribusi bibit serta pakan yang terintegrasi dengan sistem logistik nasional. Selain itu dana tersebut juga diperuntukkan memperkuat rantai pasok mulai dari pembibitan, pemeliharaan, hingga pengembangan industri pakan lokal.
Mentan menambahkan, program besar ini sejalan dengan visi Presiden Prabowo Subianto untuk mewujudkan kedaulatan pangan dan kemandirian protein hewani berbasis pulau. Dengan sistem pembibitan dan pakan yang kuat, Indonesia diharapkan tidak lagi bergantung pada impor bibit unggul atau bakalan dari luar negeri.
“Kalau bibit dan pakan kita kuat, peternakan nasional pasti mandiri. Kuncinya ada pada kolaborasi antara negara, BUMN, dan rakyat,” tegasnya.
Ditegaskan juga olehnya bahwa peternak rakyat tidak perlu khawatir terhadap perubahan kebijakan yang sedang dijalankan pemerintah. Sebaliknya kebijakan tersebut dirancang untuk memperkuat posisi peternak sebagai tulang punggung produksi nasional.
“Peternak rakyat jangan khawatir. Justru sekarang saatnya peternak rakyat bangkit. Pemerintah hadir untuk memastikan mereka tidak sendirian. Kita siapkan dukungan bibit, pakan, teknologi, bahkan akses pembiayaan,” ungkapnya.
“Kemudian, peternakan ayam, pedaging, dan telur terintegrasi. Itu ada anggaran khusus Rp20 triliun. Kita akan buat seluruh Indonesia untuk menyuplai Badan Gizi Nasional (BGN). Kita menyuplai, jangan sampai telur dan ayamnya ke depan shortage atau kekurangan. Jadi kita siapkan dari sekarang,” terang Mentan.
Mentan juga mengungkapkan bahwa rencana investasi Rp20 triliun akan diarahkan untuk membangun pusat pembibitan modern, laboratorium genetik, dan fasilitas distribusi bibit serta pakan yang terintegrasi dengan sistem logistik nasional. Selain itu dana tersebut juga diperuntukkan memperkuat rantai pasok mulai dari pembibitan, pemeliharaan, hingga pengembangan industri pakan lokal.
Mentan menambahkan, program besar ini sejalan dengan visi Presiden Prabowo Subianto untuk mewujudkan kedaulatan pangan dan kemandirian protein hewani berbasis pulau. Dengan sistem pembibitan dan pakan yang kuat, Indonesia diharapkan tidak lagi bergantung pada impor bibit unggul atau bakalan dari luar negeri.
“Kalau bibit dan pakan kita kuat, peternakan nasional pasti mandiri. Kuncinya ada pada kolaborasi antara negara, BUMN, dan rakyat,” tegasnya.
Ditegaskan juga olehnya bahwa peternak rakyat tidak perlu khawatir terhadap perubahan kebijakan yang sedang dijalankan pemerintah. Sebaliknya kebijakan tersebut dirancang untuk memperkuat posisi peternak sebagai tulang punggung produksi nasional.
“Peternak rakyat jangan khawatir. Justru sekarang saatnya peternak rakyat bangkit. Pemerintah hadir untuk memastikan mereka tidak sendirian. Kita siapkan dukungan bibit, pakan, teknologi, bahkan akses pembiayaan,” ungkapnya.
2. Mendukung Pasokan MBG
Mentan mengatakan langkah besar itu menjadi bagian penting dari strategi nasional untuk mendukung program MBG yang diinisiasi Presiden Prabowo Subianto demi memperbaiki gizi anak bangsa menuju Indonesia Emas 2045.
Pembangunan peternakan ayam pedaging dan petelur dilakukan secara menyeluruh di wilayah Indonesia yang masih mengalami kekurangan pasokan daging ayam dan telur. Investasi besar itu merupakan hasil kerja sama strategis antara Kementerian Pertanian dan Danantara yang turut mengambil peran dalam pendanaan dan pelaksanaan program.
Pembangunan peternakan ayam pedaging dan petelur dilakukan secara menyeluruh di wilayah Indonesia yang masih mengalami kekurangan pasokan daging ayam dan telur. Investasi besar itu merupakan hasil kerja sama strategis antara Kementerian Pertanian dan Danantara yang turut mengambil peran dalam pendanaan dan pelaksanaan program.
3. Pemerataan Ekonomi lewat Pembukaan Lapangan Kerja
Menteri Investasi Rosan Roeslani menegaskan, bahwa hilirisasi sektor pertanian, perkebunan, dan peternakan memiliki dampak sosial yang lebih besar karena padat karya dan langsung menyentuh masyarakat di lapangan.
“Kalau hilirisasi mineral investasinya besar, tapi tenaga kerja yang terserap sedikit. Justru hilirisasi di bidang pertanian, perkebunan, dan peternakan ini jauh lebih tinggi dampaknya terhadap penciptaan lapangan pekerjaan. Ini yang akan kita akselerasi bersama,” ujar Rosan.
Rosan juga menambahkan, pihaknya bersama Kementerian Pertanian dan Danantara telah mengidentifikasi proyek-proyek prioritas hilirisasi serta menugaskan sejumlah BUMN untuk mengeksekusinya.
“Kami dari Danantara akan mensupport penuh dan ikut mengevaluasi setiap tahapan. Produk unggulan seperti kelapa dan kakao memiliki competitive advantage yang tinggi. Karena itu, kita akan jalankan program ini secara cepat, masif, dan tepat sasaran, dengan melibatkan para petani kecil,” jelasnya.
Baca Juga: Danantara Bongkar Ada Aktor di Belakang Layar Bikin BUMN Rugi
Sementara itu Mentan menjelaskan dalam skema yang dirancang pemerintah, BUMN akan berfungsi sebagai penyangga strategis guna memastikan keberlanjutan pasokan dan stabilitas harga, sementara proses budidaya tetap berada di tangan masyarakat. Model ini diyakini dapat menciptakan ekosistem ekonomi baru yang lebih berpihak kepada peternak kecil sekaligus meningkatkan daya saing sektor peternakan unggas nasional.
“Kita bangun ekosistem, bukan sekadar proyek. Tujuan akhirnya adalah kemandirian, dan itu hanya bisa dicapai kalau peternak kecil ikut tumbuh bersama,” imbuh Mentan Amran.
Selain mendorong peningkatan produktivitas, Mentan juga menilai program ini akan membuka lapangan kerja baru di berbagai sektor pendukung, seperti logistik, pakan, transportasi, dan pengolahan hasil peternakan.
“Peternakan itu bukan hanya soal ternak, tapi soal martabat ekonomi rakyat. Saat peternak rakyat bangkit, maka ketahanan pangan nasional ikut kuat,” pungkas Mentan Amran.
“Kalau hilirisasi mineral investasinya besar, tapi tenaga kerja yang terserap sedikit. Justru hilirisasi di bidang pertanian, perkebunan, dan peternakan ini jauh lebih tinggi dampaknya terhadap penciptaan lapangan pekerjaan. Ini yang akan kita akselerasi bersama,” ujar Rosan.
Rosan juga menambahkan, pihaknya bersama Kementerian Pertanian dan Danantara telah mengidentifikasi proyek-proyek prioritas hilirisasi serta menugaskan sejumlah BUMN untuk mengeksekusinya.
“Kami dari Danantara akan mensupport penuh dan ikut mengevaluasi setiap tahapan. Produk unggulan seperti kelapa dan kakao memiliki competitive advantage yang tinggi. Karena itu, kita akan jalankan program ini secara cepat, masif, dan tepat sasaran, dengan melibatkan para petani kecil,” jelasnya.
Baca Juga: Danantara Bongkar Ada Aktor di Belakang Layar Bikin BUMN Rugi
Sementara itu Mentan menjelaskan dalam skema yang dirancang pemerintah, BUMN akan berfungsi sebagai penyangga strategis guna memastikan keberlanjutan pasokan dan stabilitas harga, sementara proses budidaya tetap berada di tangan masyarakat. Model ini diyakini dapat menciptakan ekosistem ekonomi baru yang lebih berpihak kepada peternak kecil sekaligus meningkatkan daya saing sektor peternakan unggas nasional.
“Kita bangun ekosistem, bukan sekadar proyek. Tujuan akhirnya adalah kemandirian, dan itu hanya bisa dicapai kalau peternak kecil ikut tumbuh bersama,” imbuh Mentan Amran.
Selain mendorong peningkatan produktivitas, Mentan juga menilai program ini akan membuka lapangan kerja baru di berbagai sektor pendukung, seperti logistik, pakan, transportasi, dan pengolahan hasil peternakan.
“Peternakan itu bukan hanya soal ternak, tapi soal martabat ekonomi rakyat. Saat peternak rakyat bangkit, maka ketahanan pangan nasional ikut kuat,” pungkas Mentan Amran.
(akr)