Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home Featured

    5 Drone Tempur yang Dipakai Negara Superpower, Mana yang Paling Efektif?- SINDOnews

    7 min read

     

    5 Drone Tempur yang Dipakai Negara Superpower, Mana yang Paling Efektif?

    views: 

    Kronstadt Orion merupakan drone Rusia yang paling efektif. Foto/X/@shadowh55543098
    WASHINGTON - Drone atau Kendaraan Udara Tempur Nirawak (UCAV) sedang merevolusi medan perang. Drone militer terbaik dunia telah menghadirkan kemampuan dalam serangan presisi, pengintaian, dan pengawasan yang sebelumnya tidak mungkin dilakukan, semuanya tanpa risiko bagi operator manusia.

    Melansir aerotime, drone yang dulunya dianggap sebagai alat khusus, kini menjadi aset penting dalam persenjataan militer mana pun. Permintaan akan platform yang cepat, mematikan, dan otonom belum pernah setinggi saat ini, dan beberapa drone militer terbaik sedang dipesan dalam jumlah puluhan.

    Baik itu MQ-9 Reaper yang tangguh, Bayraktar TB2 yang hemat biaya dan mematikan, atau platform baru dari China dan Rusia, drone militer terbaik sedang membentuk kembali masa depan peperangan udara.

    1. General Atomics MQ-9 Reaper (Amerika Serikat)

    Peran: Serangan, pengawasan, dan pengintaian dengan daya tahan lama

    Muatan: 1.700 kg (rudal Hellfire, JDAM, bom GBU-12 Paveway)

    Penggunaan tempur: Banyak digunakan di Afghanistan, Irak, Suriah, Yaman, dan Somalia

    Harga: USD30 – USD40 juta per unit

    MQ-9 Reaper adalah standar emas dalam drone tempur. Drone ini terkenal karena keserbagunaannya, daya tahannya, dan kemampuan membawa senjata berat, serta telah membuktikan kemampuannya dalam pertempuran berkali-kali. Dirancang sebagai penerus MQ-1 Predator, drone ini merupakan aset penting bagi militer AS dan sekutunya di seluruh dunia.

    Dikembangkan oleh General Atomics pada awal tahun 2000-an, MQ-9 melakukan penerbangan perdananya pada tahun 2001 dan mulai beroperasi dengan Angkatan Udara AS pada tahun 2007. Sejak saat itu, pesawat ini terus ditingkatkan dengan sensor yang lebih baik, otonomi yang dibantu AI, dan kemampuan yang lebih baik.

    Atribut utama yang menjadikannya salah satu drone militer terbaik di dunia pada tahun 2025 antara lain:

    Daya tahan lama: MQ-9 dapat terbang hingga 27 jam, memberikan jangkauan lebih dari 1.000 NM.

    Muatan masif: Dapat membawa hingga 1.700 kg (3.750 lbs) senjata, termasuk bom dan rudal berpemandu presisi.

    Kemampuan multi-peran: MQ-9 sama nyamannya dalam peran ISR (Intelijen, pengawasan, pengintaian) maupun dalam memberikan dukungan udara jarak dekat, serangan presisi, dan melakukan peperangan elektronik.

    Sensor dan penargetan canggih: MQ-9 menggunakan radar apertur sintetis (SAR), kamera elektro-optik/inframerah (EO/IR), dan penargetan laser.

    Otonom dan berjejaring: Drone ini dapat beroperasi secara semi-otonom dan dapat dipiloti dari jarak jauh melalui satelit.

    Terbukti dalam pertempuran: MQ-9 telah digunakan di setiap zona konflik besar sejak 2007

    Saat ini, MQ-9 dioperasikan oleh 10 negara dan terus menarik minat dari seluruh dunia. AS adalah operator terbesar dengan lebih dari 300 unit di armadanya, tetapi juga telah dijual ke militer asing termasuk Prancis, Inggris, Italia, Belanda, Spanyol, India, dan lainnya.

    2. Bayraktar TB2 (Turki)

    Peran: ISR (Intelijen, Pengawasan, Pengintaian) dan Serangan Presisi

    Muatan: 150 kg (munisi berpemandu MAM-L, MAM-C)

    Penggunaan tempur: Terbukti di Suriah, Libya, Nagorno-Karabakh, Ukraina

    Harga: USD5 – USD10 juta per unit

    Bayraktar TB2 adalah salah satu drone militer yang paling banyak digunakan dalam peperangan modern. Dikembangkan oleh Baykar Defense Turki, drone ini telah merevolusi peperangan drone dengan menyediakan kekuatan udara yang terjangkau, efektif, dan sangat mudah dikerahkan bagi negara-negara yang kekurangan UAV Barat yang mahal.

    TB2 melakukan penerbangan perdananya pada tahun 2009 dan mulai beroperasi dengan militer Turki pada tahun 2014. Drone ini telah diakui sebagai salah satu drone militer terbaik di dunia berkat keberhasilan tempurnya di Suriah, Libya, Nagorno-Karabakh, dan Ukraina.

    Beberapa alasan TB2 menjadi salah satu drone militer terbaik di dunia pada tahun 2025 antara lain:

    Biaya rendah, dampak tinggi: TB2 adalah drone tempur terjangkau yang telah terbukti menjadi perlengkapan penting bagi negara-negara yang menganggap MQ-9 terlalu mahal.

    Pengoperasian dan penyebaran yang mudah: Drone ini dapat lepas landas dari landasan udara sederhana dan hanya membutuhkan perawatan minimal agar tetap terbang.

    Terbukti dalam pertempuran: Bahkan melawan militer yang canggih, TB2 telah bertahan, mengalahkan pertahanan udara, tank, dan kendaraan lapis baja Rusia.

    Peningkatan berkelanjutan: Seperti MQ-9, TB2 terus ditingkatkan agar lebih efektif.

    TB2 digunakan secara luas oleh negara asalnya, Turki, tetapi juga memainkan peran penting dalam konflik Ukraina-Rusia. Azerbaijan, Qatar, Ethiopia, dan Libya juga telah mengoperasikan TB2, sementara Polandia adalah negara NATO pertama yang membeli platform tersebut. Sejak mulai beroperasi, TB2 telah mencatat lebih dari satu juta jam terbang dan lebih dari 600 unit telah diproduksi.

    Baca Juga: Usai Ancam Venezuela dan Kolombia, Trump Oke Serang Meksiko

    3. TAI Anka (Turki

    Peran: Medium Altitude Long Endurance (MALE) UAV untuk ISR & Serangan

    Muatan: 359 kg (sistem pengintaian SAR/EO/IR, muatan peperangan elektronik SIGINT/COMINT)

    Penggunaan tempur: Terbukti di Turki, Libya

    Harga: USD10 – USD20 juta per unit

    Drone Turki lainnya, TAI Anka, tidak digunakan seluas TB2, tetapi merupakan peningkatan dalam hal kemampuan. Memadukan daya tahan yang lama dengan muatan yang lebih berat, Anka awalnya dirancang sebagai drone pengintai dan pengintai udara jarak jauh, tetapi telah berkembang menjadi platform yang dipersenjatai.

    Pertama kali terbang pada tahun 2010, Anka mulai beroperasi dengan Angkatan Udara Turki pada tahun 2016 sebagai Anka-A. Anka-B pertama kali terbang pada tahun 2015, mampu mendarat otomatis dan membawa muatan yang jauh lebih besar daripada Anka-A, membuka jalan bagi persenjataan drone tersebut. Terakhir, Anka-S adalah konfigurasi produksi massal Anka, dilengkapi antena SATCOM dan berbagai pilihan amunisi.

    Karakteristik unggulan TAI Anka yang menjadikannya salah satu drone militer terbaik saat ini antara lain:

    Daya tahan lama: Dengan waktu terbang lebih dari 30 jam, Anka dapat menjalankan misi yang lebih panjang dan terbang lebih jauh daripada TB2.

    Muatan berat: Meskipun tidak mendekati muatan MQ-9, Anka menawarkan peningkatan muatan dibandingkan TB2.

    Otonomi tingkat lanjut: Anka dapat menjalankan misi kompleks dengan input manusia minimal, dan varian Anka-S dapat dikendalikan oleh satelit.

    Performa multi-peran: Anka telah terbukti dalam berbagai peran, termasuk ISR, serangan presisi, peperangan elektronik, dan pengawasan maritim.

    Beberapa negara telah mengoperasikan drone Anka, termasuk Chad, Kazakhstan, Tunisia, dan, tentu saja, Turki. Drone ini sedang dipesan oleh Indonesia, Uzbekistan, Pakistan, dan Aljazair.

    Sementara Anka masih berupaya untuk mendapatkan daya tarik di kalangan pasukan pertahanan global, Turki sudah merencanakan penggantinya. Anka-3 akan menjadi drone siluman supersonik bermesin jet ganda, dan diproyeksikan akan mulai beroperasi pada tahun 2026.

    4. CAIG Wing Loong II (China)

    Peran: Serangan dan pengawasan

    Muatan: 480 kg (rudal anti-tank HJ-10, bom presisi)

    Penggunaan tempur: Digunakan oleh beberapa negara, termasuk UEA dan Arab Saudi, di Yaman dan Libya

    Harga: USD1 – USD5 juta per unit

    Dikembangkan oleh Chengdu Aircraft Industry Group (CAIG) Tiongkok, Wing Loong II adalah kendaraan udara tak berawak dengan ketinggian sedang dan daya tahan lama (MALE) yang dirancang untuk berbagai misi. Dari misi intelijen hingga serangan, alternatif MQ-9 Tiongkok ini merupakan drone hemat biaya yang telah menarik perhatian luas di Timur Tengah, Afrika, dan Asia.

    Pertama kali diperkenalkan pada tahun 2015, Wing Loong II melakukan penerbangan perdananya pada tahun 2017 dan mulai beroperasi di tahun yang sama. Desain dan kemampuannya sangat terinspirasi oleh MQ-9 Reaper, tetapi Tiongkok telah berhasil memproduksi Wing Loong II dengan biaya yang jauh lebih rendah.

    Beberapa atribut utamanya yang menjadikannya salah satu drone militer terbaik di tahun 2025 antara lain:

    Hemat biaya: Wing Loong II memiliki kemampuan yang sebanding dengan MQ-9, tetapi dengan biaya yang jauh lebih murah.

    Muatan yang luas: Mampu membawa amunisi sekitar dua kali lipat TB2 dan Anka, termasuk hingga 12 rudal udara-ke-darat.

    Daya tahan lama: Drone ini dapat terbang hingga 32 jam, meskipun hanya 20 jam pada kecepatan maksimum 200 knot.

    Potensi ekspor: Wing Loong II adalah salah satu drone tempur Tiongkok yang paling banyak diekspor. Integrasinya yang mudah dengan sistem persenjataan Tiongkok memberikan keuntungan bagi sekutu Tiongkok.

    Wing Loong II digunakan oleh Angkatan Udara Tentara Pembebasan Rakyat (PLAAF), tetapi juga telah mendapatkan daya tarik di kalangan pelanggan internasional, terutama mereka yang tidak dapat membeli UAV Barat karena pembatasan politik. Drone ini digunakan oleh Arab Saudi, Mesir, UEA, Pakistan, dan banyak negara lainnya.

    5. Kronstadt Orion (Rusia)

    Peran: UCAV MALE untuk ISR dan Serangan

    Muatan: 250 kg (Bom berpemandu KAB-20, KAB-50, rudal udara-ke-darat Vikhr-1)

    Penggunaan tempur: Digunakan oleh Rusia di Suriah dan Ukraina

    Harga: USD5 – USD10 juta per unit

    Kronstadt Orion adalah drone MALE pertama yang diproduksi di dalam negeri oleh Rusia. Dikembangkan oleh Kronstadt Group

    Sejak 2011, pesawat ini melakukan penerbangan perdananya pada tahun 2016 dan mulai beroperasi dengan Kementerian Pertahanan Rusia pada tahun 2020. Juga dikenal sebagai Inokhodets, yang berarti 'pelancong', drone sepanjang delapan meter (26 kaki) ini dapat membawa empat bom berpemandu atau empat rudal dengan muatan 250 kg.

    Meskipun belum sesukses beberapa platform lain dalam daftar kami, Orion memiliki beberapa atribut utama yang menjadikannya salah satu drone militer terbaik yang beroperasi pada tahun 2025.

    Daya tahan lama: Orion dapat terbang hingga 24 jam, sehingga mampu menjalankan misi jarak sangat jauh.

    Kemampuan multiperan: Drone ini dapat melakukan misi pengintaian dan intelijen, serta serangan udara presisi dan operasi peperangan elektronik.

    MALE Rusia pertama: Sebagai UCAV MALE pertama dari Rusia, Orion merupakan terobosan dan menjembatani kesenjangan antara drone taktis kecil dan UAV strategis besar. Kompatibel dengan amunisi Rusia: Orion menggunakan rudal dan bom berpemandu buatan Rusia, sehingga operator tidak perlu lagi bergantung pada sistem persenjataan buatan Barat.

    Meskipun muatan Orion lebih kecil daripada Wing Loong II, muatannya sebanding dengan TB2 dan Anka. Muatannya dapat berupa kombinasi bom berpemandu KAB-20/50, bom bisu FAB-50, rudal berpemandu X-50, rudal anti-tank Kornet-D (setara rudal Hellfire milik Rusia), dan pod peperangan elektronik.

    Saat ini, Orion hanya dioperasikan oleh Rusia, tetapi Kronstadt secara aktif mencari pelanggan internasional untuk platform tersebut. Versi ekspor Orion-E telah dipromosikan kepada pelanggan di Afrika, Asia, dan Timur Tengah sebagai alternatif drone Chinaatau Turki.

    (ahm)
    Komentar
    Additional JS