Banjir dan Tanah Longsor di Sumatera Jadi Sorotan Presiden, BMKG Upayakan Operasi Modifikasi Cuaca - Tribunnews.com
Banjir dan Tanah Longsor di Sumatera Jadi Sorotan Presiden, BMKG Upayakan Operasi Modifikasi Cuaca - Tribunnews.com
Ringkasan Berita:
- BMKG melaksanakan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) bersama BNPB untuk mengurangi intensitas hujan di wilayah terdampak.
- Pemantauan intensif dilakukan dari Bandara Kualanamu, Medan, dengan peringatan dini cuaca ekstrem disampaikan secara berkala.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Bencana banjir dan tanah longsor yang terjadi di wilayah Sumatera, mulai dari Aceh, Sumatera Utara hingga Sumatera Barat jadi sorotan Presiden Prabowo Subianto.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) pun menggelar Operasi Modifikasi Cuaca (OMC).
Kegiatan ini akan dilakukan dengan koordinasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk mengurangi ancaman hujan deras dan cuaca ekstrem.
“Fokus utama OMC kali ini adalah mengurangi intensitas hujan di wilayah terdampak bencana. Harapannya OMC dapat dilaksanakan secara tepat waktu dan tepat sasaran, sebagai bentuk upaya-upaya mitigasi dan penanggulangan bencana,” ujar Kepala BMKG Teuku Faisal Fathani dalam keteranganya, Minggu (30/11/2025).
Faisal menuturkan, tim OMC sedang melakukan supervisi di lapangan di Bandara Kualanamu, Medan.
Presiden RI Prabowo Subianto meminta agar penanganan bencana harus cepat, tepat sasaran, dan memastikan masyarakat terdampak mendapatkan perlindungan dasar yang dibutuhkan.
Dengan demikian, pihaknya menjadi bagian dari kolaborasi lintas kementerian dan lembaga untuk bekerja bersama mengantisipasi, merespons, dan menangani bencana yang sedang berlangsung.
Dalam hal ini, BMKG memberikan informasi peringatan dini cuaca ekstrem di wilayah terdampak secara berkala melalui seluruh kanal informasi yang BMKG miliki.
“Kami lakukan pemantauan intensif dan menyampaikan pembaruan informasi secara berkala sebagai dukungan terhadap seluruh upaya penanganan bencana yang sedang berjalan,” tegas dia.
Pada Puncak Peringatan Hari Guru Nasional 2025 di Indonesia Arena, Jakarta, Jumat (28/11/2025), Presiden Prabowo menyampaikan rasa duka mendalam dan keprihatinan atas musibah bencana alam yang melanda sejumlah wilayah di Indonesia.
Presiden Prabowo menegaskan, pemerintah bergerak cepat untuk menyalurkan bantuan melalui jalur darat maupun udara.
Negara dan seluruh elemen terus berupaya memenuhi kebutuhan di lapangan.
“Pada saat sekarang kita merasakan bahwa ada saudara-saudara kita yang mengalami duka, musibah, akibat bencana alam yang terjadi di beberapa tempat di nusantara kita ini, yang terakhir di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Tentunya kita berdoa agar mereka senantiasa dilindungi oleh Yang Mahakuasa, diringankan duka dan penderitaan mereka,” ujar Presiden Prabowo.
Jumlah Korban
Dari catatan BNPB per 28/11/2024, bencana hidrometeologi ini menimbulkan dampak besar, dimana ada ratusan korban jiwa meninggal dan hilang, serta pengungsian luas yang membutuhkan penanganan cepat.
Kepala BNPB Suharyanto merinci, bencana banjir dan tanah longsor yang melanda Sumatera Utara, Aceh, dan Sumatera Barat menyebabkan 174 orang meninggal, 79 hilang, dan 12 luka-luka.
Sumatera Utara: 116 meninggal, 42 hilang.
Korban tersebar di beberapa daerah yaitu Tapanuli Utara (11), Tapanuli Tengah (51), Tapanuli Selatan (32), Kota Sibolga (17), Humbang Hasundutan (6), Padang Sidempuan (1), Pakpak Barat (2) sementara Mandailing Natal tidak melaporkan korban jiwa.
“Data ini masih bisa bertambah karena ada wilayah yang belum dapat diakses,” ujar Suharyanto.
Aceh: 35 meninggal, 25 hilang, 8 luka-luka.
Korban terbanyak berada di Bener Meriah, Aceh Tenggara, dan Aceh Tengah.
Pendataan masih berjalan di Aceh Timur, Aceh Singkil, dan Aceh Utara.
Pengungsian tersebar di 20 kabupaten/kota, termasuk 96 titik di Lhokseumawe, sehingga percepatan distribusi bantuan menjadi prioritas.