BGN Sebut MBG Sumbang 48 Persen Kasus Keracunan Pangan di Indonesia | tempo.co
BGN Sebut MBG Sumbang 48 Persen Kasus Keracunan Pangan di Indonesia | tempo.co
"Secara umum total kejadian keracunan pangan ada 411 kasus di seluruh Indonesia dan MBG menyumbang kurang lebih 48 persen dari total kasus keracunan pangan," kata Kepala BGN Dadan Hindayana dalam rapat evaluasi dan penyerapan anggaran bersama Komisi IX DPR di Kompleks DPR pada Rabu, 12 November 2025.

Dia melanjutkan, dalam catatan BGN total penerima manfaat yang mengalami gangguan kesehatan dan harus menjalani rawat inap adalah 636 orang. Data ini berbeda dengan Kementerian Kesehatan. Kementerian Kesehatan mencatat 638 orang harus menjalani rawat inap.
Adapun penerima manfaat yang melakukan rawat jalan tercatat 11.004 orang. Sedangkan data Kementerian Kesehatan mencatat lebih banyak yakni 12.755 orang. Dadan mengakui terdapat perbedaan data antara data BGN dan Kementerian Kesehatan. Namun, ia meminta publik untuk tidak khawatir. "Memang ada ketidaksinkronan. Tetapi, akan segera kami selesaikan," ujar guru besar IPB University itu.

Adapun, Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia atau JPPI mencatat jumlah kasus keracunan pada proyek MBG mencapai 16.109 orang. Angka itu terhitung sejak pertama kali MBG diluncurkan pada 6 Januari hingga 31 Oktober 2025.
"Angka ini menjadikan kasus keracunan MBG sebagai tragedi pangan terbesar di sektor pendidikan tahun ini," ujar Koordinator JPPI Ubaid Matraji, Selasa, 4 November 2025.
Ubaid memaparkan korban keracunan pada Oktober melonjak signifikan menjadi 6.823 orang dari 6.052 pada September dan 2.226 orang pada Agustus. Ia menyebut angka ini menunjukan bahwa evaluasi yang digembor-gemborkan Badan Gizi Nasional selama dua bulan terakhir tidak berdampak signifikan terhadap perbaikan program di lapangan.
"Evaluasi yang ditempuh BGN dengan cara menutup sebagian dapur, terbukti tidak efektif dan tidak mampu mengerem laju kasus keracunan," kata dia.
Ubaid menyampaikan keracunan yang semula hanya terjadi pada siswa, kini mulai merambah ke guru, orang tua, balita, dan ibu hamil.