Bingung Tertinggal Kereta di Rangkasbitung, Tak Mampu Bayar Rp 500 Ribu, Agung Habiskan Malam di Stasiun - Kompas
Bingung Tertinggal Kereta di Rangkasbitung, Tak Mampu Bayar Rp 500 Ribu, Agung Habiskan Malam di Stasiun


LEBAK, KOMPAS.com – Agung (33) duduk dengan gelisah di kursi ruang tunggu Stasiun Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Selasa (4/11/2025) malam.
Ponsel di tangannya terus menempel di telinga, nada bicaranya cepat, sayup terdengar mengabarkan kepada seseorang bahwa dia tertinggal kereta di Stasiun Rangkasbitung.
Sesekali dia berjalan ke arah petugas, memastikan apakah benar tidak ada kereta lagi yang menuju Jakarta malam ini.
Jawabannya membuat dia kecewa;
KRL terakhir dari Rangkasbitung ke Tanah Abang berangkat pukul 22.02 WIB.
Sementara saat itu waktu menunjukkan pukul 23.15. Dia baru saja turun dari kereta lokal Merak.
Rencananya, dia hendak ke Kebayoran dengan naik KRL transit di Rangkasbitung.
"Enggak tahu kalau sudah tidak ada kereta ke Kebayoran, adanya ke Parungpanjang, tetapi masih jauh sekali ke tujuan saya," kata Agung saat berbincang dengan Kompas.com di Stasiun Rangkasbitung, Selasa malam.
Alternatif Mahal dan Senasib
Agung berasal dari Kalianda, Lampung, dan hendak berkunjung ke rumah kerabatnya di Kebayoran.
Dia mengaku ini adalah kali pertama mencoba naik kereta dari Merak karena merupakan yang paling murah.
Saat mengetahui bahwa dia tertinggal kereta terakhir ke Jakarta, Agung sempat mencari tahu transportasi alternatif, tetapi tidak ada selain taksi online.
"Bus sudah tidak ada, ada taksi online tadi dibilang tarifnya Rp 500.000 ke Jakarta, enggak mampu saya bayar," kata dia.
Agung akhirnya memutuskan untuk menginap di Stasiun Rangkasbitung malam itu.
Menurut dia, kursi ruang tunggu bisa jadi tempat istirahat untuk menunggu keberangkatan KRL ke Kebayoran besok pagi pukul 04.00 WIB.
Di ruang tunggu tersebut, juga terdapat sejumlah penumpang lain yang bernasib sama seperti Agung, tertinggal KRL maupun KA Lokal Merak.
Misalnya adalah Aisah (63) yang sudah duduk di kursi ruang tunggu itu sejak pukul 22.00 WIB.
Aisah dari Depok hendak ke Cilegon, tetapi tertinggal kereta ke Merak yang berangkat pukul 21.22 WIB.

Serupa dengan Agung, Aisah mengatakan tidak ada pilihan transportasi jika tertinggal kereta selain taksi online yang tarifnya tidak bisa dia jangkau.
"Saya cuma punya uang Rp 6.000, pas buat ongkos kereta Rp 3.000 dan sama angkot ke rumah dari stasiun sisanya," katanya.
Aisah juga mengaku tidak membawa handphone sehingga tidak bisa mengabari keluarganya jika dia ketinggalan kereta di Rangkasbitung.
Rencananya, dia akan naik KA Lokal Merak paling pagi yang berangkat dari Stasiun Rangkasbitung pukul 05.30 WIB.
"Enggak apa-apa, menunggu di sini saja bareng sama yang lain," ujar Aisah.
Malam itu, Stasiun Rangkasbitung menjadi saksi sunyi perjalanan banyak orang yang tertunda.
Di antara dingin udara dan deru kereta yang telah lewat, Agung dan Aisah memilih bertahan, menunggu pagi dengan harapan sederhana: bisa kembali melanjutkan perjalanan yang sempat terhenti...