Bocoran Proposal Perdamaian AS: Ukraina Harus Relakan Wilayah-wilayahnya yang Direbut Rusia - SindoNews
4 min read
Bocoran Proposal Perdamaian AS: Ukraina Harus Relakan Wilayah-wilayahnya yang Direbut Rusia
Rudal-rudal Rusia serang kota Ternopil, Ukraina, tewaskan 26 orang. Serangan terjadi ketika bocoran proposal perdamaian usulan AS untuk akhiri perang Rusia-Ukraina muncul. Foto/Anadolu
A
A
A
KYIV - Sebuah proposal perdamaian baru yang diusulkan Amerika Serikat (AS) akan memaksa Ukraina merelakan wilayah-wilayahnya yang sudah direbut Rusia. Selain itu, Kyiv juga akan dipaksa mengurangi lebih dari separuh jumlah tentaranya.
Poin-poin penting proposal itu diungkap sumber pemerintah Washington yang mengetahui rinciannya kepada AFP pada hari Rabu. Ketika laporan tentang proposal itu muncul, rudal-rudal Rusia kembali menyerang kota Ternopil, Ukraina barat, yang menewaskan 26 orang, termasuk tiga anak-anak.
Usulan Washington itu tampaknya mengulangi tuntutan maksimalis Rusia sebagai syarat untuk mengakhiri perang, tuntutan yang secara konsisten ditolak oleh Ukraina karena dianggap sama saja dengan menyerah.
Baca Juga: PM Negara NATO Sebut Ukraina Mafia Perang: Mendanainya Bagaikan Vodka untuk Pecandu Alkohol
Upaya Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky untuk kembali melibatkan pemerintahan Presiden AS Donald Trump dalam proses perdamaian selama kunjungannya ke Turki gagal setelah seorang utusan Amerika yang diduga akan bergabung dengannya tidak ikut serta.
"Rancangan proposal perdamaian AS menetapkan pengakuan Crimea dan wilayah lain yang telah direbut Rusia," kata sumber tersebut kepada AFP, yang berbicara dengan syarat anonim, yang dilansir Kamis (20/11/2025).
"Dan pengurangan jumlah tentara menjadi 400.000 personel," lanjut dia. Ukraina, imbuh dia, juga akan menyerahkan semua senjata jarak jauhnya.
"Perbedaan pentingnya adalah kita tidak mengerti apakah ini benar-benar cerita Trump atau rombongannya, imbuh pejabat itu.
Tidak jelas apa yang seharusnya dilakukan Rusia sebagai imbalannya, menurut sumber tersebut.
Pada saat yang sama, Sekretaris Angkatan Darat AS Daniel Driscoll tiba di Kyiv, memimpin delegasi Pentagon yang berprofil tinggi untuk bertemu dengan para pejabat Ukraina dan mencari cara untuk menyelesaikan konflik, menurut laporan CBS News, mengutip militer AS. Driscoll bertemu dengan Menteri Pertahanan Ukraina Denys Shmygal pada hari Rabu.
Panglima Militer Ukraina Jenderal Oleksandr Syrsky mengatakan dia telah mengadakan pertemuan yang produktif dengan delegasi AS.
"Saya sekali lagi menekankan bahwa memperkuat perlindungan wilayah udara Ukraina, memperluas kemampuan serangan jarak jauh kami terhadap target militer musuh, dan mempertahankan serta menstabilkan garis depan akan melemahkan potensi ofensif musuh," ujarnya dalam unggahan media sosial.
Media Amerika,Axios, sebelumnya melaporkan bahwa Moskow dan Washington telah menyusun rencana rahasia untuk mengakhiri perang yang telah berlangsung hampir empat tahun.
Kremlin menolak berkomentar mengenai laporan tersebut, dan kemudian mengatakan tidak ada hal baru dalam kemajuan penyelesaian perdamaian.
Rusia kini menduduki sekitar seperlima wilayah Ukraina, yang sebagian besar telah porak-poranda akibat pertempuran.
Di Ternopil, jurnalis AFP melaporkan puluhan tim penyelamat mencari para korban di antara puing-puing bangunan setelah rudal jelajah menghantam blok-blok apartemen. Asap abu-abu tebal menyelimuti jalanan tepat setelah ledakan terdengar pukul 07.00.
Pejabat kota melaporkan kebakaran telah menyebabkan kadar klorin di udara melonjak hingga enam kali lipat dari normal, dan mengimbau 200.000 penduduk Ternopil untuk tinggal di rumah dan menutup jendela mereka.
Terbungkus selimut merah muda, Oksana yang berusia 46 tahun menunggu kabar dari putranya yang berusia 20 tahun, Bohdan.
"Saya pergi bekerja, dan putra saya tinggal di rumah. Saya meneleponnya dari minibus dan berkata, 'Bohdan, ganti baju dan keluarlah'," katanya. "Dia berkata, 'Bu, jangan khawatir, semuanya akan baik-baik saja'. Tapi sudah terlambat," katanya kepada AFP.
Kakaknya, Natalia Bachinska, mengatakan keluarga itu tinggal di lantai sembilan.
"Apartemen mereka benar-benar hilang... Dia masih belum ditemukan," katanya.
Layanan darurat negara Ukraina mengatakan 26 orang, termasuk tiga anak-anak, tewas, dan 92 orang lainnya, termasuk 18 anak-anak, terluka.
"Mereka adalah orang-orang yang hanya berada di rumah, tidur nyenyak," kata Presiden Zelensky.
Kepala Hak Asasi Manusia PBB, Volker Turk, mengatakan dia terkejut dengan banyaknya korban sipil dalam serangan itu.
"Kengerian rudal jarak jauh yang kuat, dikombinasikan dengan gelombang drone yang semakin sering digunakan oleh pasukan Rusia, kembali terungkap dengan menyakitkan di Ukraina pagi ini," kata Turk dalam sebuah pernyataan.
"Beginilah 'rencana perdamaian' Rusia terlihat dalam kenyataan," sindir Menteri Luar Negeri Ukraina, Andriy Sybiga.
Poin-poin penting proposal itu diungkap sumber pemerintah Washington yang mengetahui rinciannya kepada AFP pada hari Rabu. Ketika laporan tentang proposal itu muncul, rudal-rudal Rusia kembali menyerang kota Ternopil, Ukraina barat, yang menewaskan 26 orang, termasuk tiga anak-anak.
Usulan Washington itu tampaknya mengulangi tuntutan maksimalis Rusia sebagai syarat untuk mengakhiri perang, tuntutan yang secara konsisten ditolak oleh Ukraina karena dianggap sama saja dengan menyerah.
Baca Juga: PM Negara NATO Sebut Ukraina Mafia Perang: Mendanainya Bagaikan Vodka untuk Pecandu Alkohol
Upaya Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky untuk kembali melibatkan pemerintahan Presiden AS Donald Trump dalam proses perdamaian selama kunjungannya ke Turki gagal setelah seorang utusan Amerika yang diduga akan bergabung dengannya tidak ikut serta.
"Rancangan proposal perdamaian AS menetapkan pengakuan Crimea dan wilayah lain yang telah direbut Rusia," kata sumber tersebut kepada AFP, yang berbicara dengan syarat anonim, yang dilansir Kamis (20/11/2025).
"Dan pengurangan jumlah tentara menjadi 400.000 personel," lanjut dia. Ukraina, imbuh dia, juga akan menyerahkan semua senjata jarak jauhnya.
"Perbedaan pentingnya adalah kita tidak mengerti apakah ini benar-benar cerita Trump atau rombongannya, imbuh pejabat itu.
Tidak jelas apa yang seharusnya dilakukan Rusia sebagai imbalannya, menurut sumber tersebut.
Pada saat yang sama, Sekretaris Angkatan Darat AS Daniel Driscoll tiba di Kyiv, memimpin delegasi Pentagon yang berprofil tinggi untuk bertemu dengan para pejabat Ukraina dan mencari cara untuk menyelesaikan konflik, menurut laporan CBS News, mengutip militer AS. Driscoll bertemu dengan Menteri Pertahanan Ukraina Denys Shmygal pada hari Rabu.
Panglima Militer Ukraina Jenderal Oleksandr Syrsky mengatakan dia telah mengadakan pertemuan yang produktif dengan delegasi AS.
"Saya sekali lagi menekankan bahwa memperkuat perlindungan wilayah udara Ukraina, memperluas kemampuan serangan jarak jauh kami terhadap target militer musuh, dan mempertahankan serta menstabilkan garis depan akan melemahkan potensi ofensif musuh," ujarnya dalam unggahan media sosial.
Media Amerika,Axios, sebelumnya melaporkan bahwa Moskow dan Washington telah menyusun rencana rahasia untuk mengakhiri perang yang telah berlangsung hampir empat tahun.
Kremlin menolak berkomentar mengenai laporan tersebut, dan kemudian mengatakan tidak ada hal baru dalam kemajuan penyelesaian perdamaian.
Rusia kini menduduki sekitar seperlima wilayah Ukraina, yang sebagian besar telah porak-poranda akibat pertempuran.
Di Ternopil, jurnalis AFP melaporkan puluhan tim penyelamat mencari para korban di antara puing-puing bangunan setelah rudal jelajah menghantam blok-blok apartemen. Asap abu-abu tebal menyelimuti jalanan tepat setelah ledakan terdengar pukul 07.00.
Pejabat kota melaporkan kebakaran telah menyebabkan kadar klorin di udara melonjak hingga enam kali lipat dari normal, dan mengimbau 200.000 penduduk Ternopil untuk tinggal di rumah dan menutup jendela mereka.
Terbungkus selimut merah muda, Oksana yang berusia 46 tahun menunggu kabar dari putranya yang berusia 20 tahun, Bohdan.
"Saya pergi bekerja, dan putra saya tinggal di rumah. Saya meneleponnya dari minibus dan berkata, 'Bohdan, ganti baju dan keluarlah'," katanya. "Dia berkata, 'Bu, jangan khawatir, semuanya akan baik-baik saja'. Tapi sudah terlambat," katanya kepada AFP.
Kakaknya, Natalia Bachinska, mengatakan keluarga itu tinggal di lantai sembilan.
"Apartemen mereka benar-benar hilang... Dia masih belum ditemukan," katanya.
Layanan darurat negara Ukraina mengatakan 26 orang, termasuk tiga anak-anak, tewas, dan 92 orang lainnya, termasuk 18 anak-anak, terluka.
"Mereka adalah orang-orang yang hanya berada di rumah, tidur nyenyak," kata Presiden Zelensky.
Kepala Hak Asasi Manusia PBB, Volker Turk, mengatakan dia terkejut dengan banyaknya korban sipil dalam serangan itu.
"Kengerian rudal jarak jauh yang kuat, dikombinasikan dengan gelombang drone yang semakin sering digunakan oleh pasukan Rusia, kembali terungkap dengan menyakitkan di Ukraina pagi ini," kata Turk dalam sebuah pernyataan.
"Beginilah 'rencana perdamaian' Rusia terlihat dalam kenyataan," sindir Menteri Luar Negeri Ukraina, Andriy Sybiga.
Musim Dingin Mendekat
Serangan terhadap kota Ternopil terjadi ketika Rusia menggempur jaringan energi Ukraina menjelang musim dingin, dan dengan pasukan Kyiv yang kewalahan di garis depan.
Kyiv telah menyatakan kunjungan tak terduga Zelensky ke Turki sebagai bagian dari upaya untuk kembali melibatkan Amerika Serikat dalam upaya mengakhiri perang.
Namun, utusan Trump, Steve Witkoff, tidak melakukan perjalanan setelah Ukraina mengatakan dia diharapkan untuk bergabung dalam perundingan.
Tidak ada pejabat Rusia yang hadir.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mendesak pihak-pihak yang bertikai untuk bergabung dalam perundingan di Istanbul, di mana tiga putaran perundingan tahun ini hanya menghasilkan pertukaran tawanan perang dan pemulangan jenazah tentara yang meninggal dalam perang.
Zelensky mengatakan dia ingin melanjutkan pertukaran tawanan perang dengan Rusia pada akhir tahun.
Namun, harapan utama Ukraina adalah Washington dapat mendorong Rusia ke meja perundingan, termasuk dengan menjatuhkan sanksi.
Di medan perang, pasukan Rusia bergerak maju perlahan namun pasti, dan Moskow bersikeras akan terus bertempur jika Ukraina tidak memenuhi tuntutannya.
(mas)