Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home Amerika Serikat China Dunia Internasional Featured

    Demi Gencatan Dagang, China Minta AS Hindari 4 Isu Sensitif Ini - Sindo news

    3 min read

     

    Demi Gencatan Dagang, China Minta AS Hindari 4 Isu Sensitif Ini


    Kamis, 06 November 2025 - 07:41 WIB

    Presiden Donald Trump (kiri) dan Presiden China Xi Jinping berjabat tangan sebelum pertemuan puncak AS-China di Bandara Internasional Gimhae, Busan, Korea Selatan, Kamis, 30 Oktober 2025. FOTO/AP
    A
    A
    A
    BEIJING - Pemerintah China meminta Amerika Serikat untuk menghindari empat isu sensitif agar kesepakatan gencatan dagang antara Presiden Xi Jinping dan Donald Trump dapat bertahan. Permintaan ini menyoroti luasnya perbedaan pandangan yang masih membayangi hubungan kedua negara.

    Duta Besar China untuk Amerika Serikat, Xie Feng, menyebut empat “garis merah” yang tidak boleh dilanggar Washington, yakni isu Taiwan, demokrasi dan hak asasi manusia, sistem politik China, serta hak pembangunan.

    "Hal yang paling penting adalah saling menghormati kepentingan inti dan kekhawatiran utama masing-masing pihak," kata Xie dalam pidato virtual di forum Dewan Bisnis AS-China, sebagaimana pernyataan Kedutaan Besar China di Washington, dikutip dari Bloomberg, Kamis (6/11).

    Baca Juga: Dari Dinasti Qing hingga Xi Jinping: Ambisi Panjang China atas Tibet

    Xie menegaskan, prioritas utama saat ini adalah menindaklanjuti kesepakatan yang telah dicapai antara Presiden Xi dan Trump, serta pejabat tinggi kedua negara. “Kita perlu meyakinkan kedua bangsa dan ekonomi global melalui langkah nyata dan hasil konkret,” ujarnya.

    Ia memperingatkan, perselisihan terkait tarif, industri, atau teknologi hanya akan berujung pada jalan buntu. Peringatan ini disampaikan di tengah laporan The Wall Street Journal yang menyebut Presiden Trump menahan diri untuk tidak membahas chip kecerdasan buatan generasi terbaru dengan Xi, setelah mendapat penolakan dari sejumlah pejabat senior AS. Mereka beralasan, pemberian akses chip Blackwell kepada China dapat menimbulkan risiko keamanan nasional.



    Komentar Xie mencerminkan rapuhnya gencatan dagang yang baru dicapai kedua negara pekan lalu di Busan, Korea Selatan. Meski isu Taiwan tidak dibahas langsung dalam pertemuan Xi-Trump, Beijing menegaskan persoalan itu tetap menjadi kepentingan vital.

    China memandang Taiwan sebagai wilayah yang hilang dan harus kembali berada di bawah kendalinya, bila perlu dengan kekuatan militer, pandangan yang ditolak keras oleh Taipei. Sementara itu, Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth menyatakan keprihatinan mendalam atas aktivitas angkatan laut China di sekitar Taiwan dan Laut China Selatan dalam pembicaraan dengan Menteri Pertahanan China Dong Jun, Jumat lalu.

    Baca Juga: Digebuk Sanksi Baru AS, Kilang-kilang China Mulai Jauhi Minyak Rusia

    Hegseth mengatakan kedua pihak sepakat untuk membangun jalur komunikasi langsung antara militer guna mencegah potensi konflik. Selain Taiwan, kedua negara juga kerap berselisih dalam isu hak asasi manusia di Hong Kong, Xinjiang, dan Tibet. Sejumlah pejabat AS, termasuk Menteri Keuangan Scott Bessent, juga mendesak China untuk menyeimbangkan ekonominya ke arah konsumsi domestik guna mengurangi ketimpangan dagang akibat ekspor besar-besaran negara tersebut.

    Pertemuan antara Xi dan Trump di Busan tidak menghasilkan kesepakatan terkait akses Beijing terhadap chip semikonduktor paling canggih asal AS. Trump menyebut dirinya dan Xi sempat membahas soal akses Nvidia Corp di China dan menegaskan pembicaraan dengan perusahaan itu akan terus dilanjutkan.

    Sementara itu, David Daokui Li, penasihat kebijakan rutin bagi pemerintah China, menilai kesepakatan Xi dan Trump merupakan terobosan penting karena menunjukkan bahwa China kini diperlakukan sebagai “mitra setara” oleh Amerika Serikat.

    Dalam wawancara dengan Bloomberg TV, Li yang juga profesor ekonomi di Universitas Tsinghua dan mantan penasihat Bank Sentral China, menyampaikan optimisme bahwa konflik dagang, keuangan, dan teknologi antara kedua negara hanyalah “persoalan kecil” yang bisa diselesaikan dengan dialog dan kerja sama.
    (nng)
    Komentar
    Additional JS