Ditolak Kader dan Pengurus Gerindra, Budi Arie: Itu Hak Mereka - Kompas
Ditolak Kader dan Pengurus Gerindra, Budi Arie: Itu Hak Mereka
JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum (Ketum) Projo Budi Arie Setiadi tidak mempermasalahkan sikap sejumlah kader dan pengurus Partai Gerindra di tingkat daerah yang menolaknya bergabung ke partai tersebut.
Budi Arie menilai, sikap tersebut merupakan hak dan aspirasi dari para kader Gerindra sehingga ia tidak perlu meresponsnya.
"Ya itu hak, ya itu hak mereka. Saya menghargai mereka, enggak apa-apa. Saya menganggap teman-teman, enggak usah. Itu kan hak mereka. Mereka yang punya partai, masa saya apa, menjawab," kata Budi Arie dalam tayangan Gaspol! Kompas.com, Rabu (12/11/2025).
Budi Arie menjelaskan, alasan utamanya menyampaikan keinginan bergabung ke Gerindra secara terbuka adalah untuk menjawab pertanyaan Presiden RI Prabowo Subianto.
Pada Kongres PSI di Solo, Juli 2025, Prabowo memang sempat bertanya kepada Budi Arie, apakah akan berlabuh ke Gerindra atau Partai Solidaritas Indonesia.
"Sudah, kan saya cuma, saya sudah sampaikan, satu, saya menjawab pertanyaan presiden," tegasnya.
Budi Arie juga membantah tudingan bahwa keinginannya masuk Gerindra dalam rangka mencari perlindungan hukum.
Budi mengeklaim tidak memiliki kasus hukum yang membuatnya butuh perlindungan.
"Saya tidak berlindung dari kasus hukum, karena menurut saya kasus hukum apa? Ketiga, kalau soal judi online saya sudah pakai perumpamaan tadi berkali-kali, berbusa-busa. Jangan ini, jangan nuduh-nuduh, nanti yang nuduh-nuduh kebaca. Jangan-jangan, iya kan," kata dia.
Budi Arie pun mengaku sudah berkomunikasi dengan sejumlah elite Partai Gerindra soal keinginannya bergabung, tetapi ia menyerahkan penuh keputusan dan mekanismenya ke partai tersebut.
"Saya sudah komunikasi, disampaikan langsung. Karena kan yang minta, yang minta dalam forum terbuka itu kan Pak Ketua Umum, Pak Presiden. Paling tidak momentum itu adalah momentum menjawab," kata dia.
Jika nantinya ditolak atau tidak bisa gabung Gerindra, Budi Arie tidak akan keberatan dan akan menghormati proses dan mekanisme partai tersebut.
Setidaknya, ia masih akan berkarya dan memimpin organisasi masyarakat (ormas) Projo.
"Ya enggak apa-apa. Jangan berandai-andai. Kalau ditolak ya sudah. Toh saya tetap Ketua Umum Projo, pemimpin ormas kan," tuturnya.
Sebaliknya, jika Gerindra menerimanya di partai, tentu Budi Arie akan tunduk pada ketetapan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.
Dia menegaskan akan tegak lurus mengikuti arahan Partai Gerindra, jika direstui bergabung.
"Ketika kita menjadi anggota partai, setengah hak kita sudah kita serahkan kepada partai. Kita enggak bisa punya keinginan atau kemauan sendiri. Semua harus tunduk pada aturan dan disiplin partai, disiplin organisasi," kata Budi.
Kader Gerindra tolak Budi Arie
Diberitakan sebelumnya, Budi Arie Setiadi menyatakan ambisi untuk bergabung dengan Partai Gerindra di depan relawan Projo yang tengah berkongres pada Sabtu (1/11/2025) dan Minggu (2/11/2025).
Akan tetapi, sejumlah Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Gerindra menolak keinginan Budi Arie itu.
Salah satunya, Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Gerindra Kota Blitar, Jawa Timur.
Sekretaris DPC Partai Gerindra Kota Blitar, Tan Ngi Hing, mengatakan bahwa pengurus Gerindra Kota Blitar melihat Budi Arie Setiadi sebagai sosok yang oportunis sehingga membahayakan soliditas kader Partai Gerindra.
“Kalau kita menyebut beliau itu apa ya, oportunis ya,” ujar Hing kepada Kompas.com, Senin (10/11/2025) malam.
Menurut Hing, dalam dua pemilihan umum presiden sebelum Pilpres 2024, Budi Arie dan Projo merupakan relawan pendukung Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Selama itu, Budi bahkan dikenal beberapa kali bermanuver melakukan serangan kepada sosok Prabowo Subianto dalam Pilpres melawan Jokowi.
Sikap oportunistik Budi dan Projo, kata Hing, juga tecermin dari rencana mengganti gambar wajah Jokowi yang selama ini menjadi bagian dari logo Projo.
Oleh karena itu, jajaran pengurus DPC Partai Gerindra Kota Blitar pun segera menggelar rapat pekan lalu untuk menentukan sikap atas rencana masuknya Budi ke jajaran DPP Partai Gerindra.
“Dan teman-teman Gerindra Kota Blitar sepakat bulat menolak Pak Budi masuk DPP Partai Gerindra,” ujarnya.