Eks Ketua KPAI Minta Pendampingan Psikologis Diberikan Kepada Korban Ledakan di SMAN 72 Jakarta - Jawa Pos
Eks Ketua KPAI Minta Pendampingan Psikologis Diberikan Kepada Korban Ledakan di SMAN 72 Jakarta - Jawa Pos
JawaPos.com - Susanto selaku Pengamat Pendidikan dan Perlindungan Anak yang juga eks Ketua KPAI periode 2017-2022 menyampaikan keprihatinan mendalam atas terjadinya ledakan di SMAN 72 Kelapa Gading, Jakarta Utara, Jumat (7/11) siang.
Dia menyayangkan lembaga pendidikan yang seharusnya aman dan steril dari tindak kekerasan justru terjadi ledakan. Alhasil, belasan orang terkapar dan puluhan orang mengalami luka-luka. Banyak siswa mengalami luka ringan hingga luka berat.
Susanto meminta adanya perhatian serius adanya pendampingan psikologis terhadap para korban ledakan SMAN 72. Pasalnya, kejadian ini pastinya akan meninggalkan trauma mendalam pada para korban.
"Jika dinyatakan ada korban yang terdampak secara psikologis, tak kalah penting, para siswa dan guru yang terdampak perlu mendapatkan pendampingan psikologis. Pengalaman traumatis akibat suara ledakan atau proses evakuasi mendadak bisa berdampak jangka panjang jika tidak ditangani dengan tepat," kata Susanto kepada JawaPos.com.
Baca Juga:
Dia pun meminta kejadian ledakan di lingkungan sekolah harus mendapat perhatian yang serius dari banyak pihak. Hal itu supaya tidak terjadi hal serupa di masa yang akan datang.
"Perlu peningkatan edukasi dan kesiapsiagaan darurat. Insiden ini menegaskan pentingnya pendidikan keselamatan di sekolah. Siswa dan guru perlu rutin mengikuti simulasi evakuasi dan pelatihan tanggap darurat agar tahu langkah yang harus dilakukan jika terjadi insiden serupa," ungkap Susanto.
Dia pun meminta masalah ini harus diinformasikan ke publik secara terbuka dan transparan. Hal ini sangat penting supaya masyarakat dan publik tidak terjebak dalam spekulasi liar dan tidak berdasar.
Selian itu, Susanto juga meminta kasus ini diusut sampai tuntas oleh pihak kepolisian untuk memberikan efek jera pada pelaku kejahatan di lingkungan sekolah.
"Kami berharap hasil investigasi dapat segera mengungkap penyebab pasti insiden ini, dan yang lebih penting menjadi pelajaran berharga untuk memperkuat sistem keamanan di semua satuan pendidikan di Indonesia," tandas Susanto.