Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home Featured Istimewa Spesial

    Hewan Semakin Menderita seperti Manusia Akibat Degradasi Lingkungan - SINDOnews

    2 min read

     

    Hewan Semakin Menderita seperti Manusia Akibat Degradasi Lingkungan

    Selasa, 18 November 2025 - 08:29 WIB


    Spesies Primata. FOTO/ IFL Science
    A
    A
    A
    LONDON - Semakin banyak hewan di seluruh dunia, termasuk hewan peliharaan, ternak, dan spesies laut, yang menderita penyakit kronis yang sebelumnya dianggap sebagai masalah kesehatan manusia, menurut sebuah studi baru yang menyoroti bagaimana perubahan lingkungan mengubah kesehatan hewan.



    Seperti dilansir dari Anadolu Agency, studi yang dipublikasikan dalam Risk Analysis dan dipimpin oleh Antonia Mataragka dari Universitas Pertanian Athena ini memperkenalkan kerangka kerja berbasis bukti baru untuk meningkatkan pemantauan penyakit tidak menular (PTM) pada hewan.

    Model ini bertujuan untuk mendukung deteksi dini dan memandu otoritas kesehatan karena peningkatan penyakit kronis terjadi secara paralel pada manusia dan hewan.

    Menurut studi tersebut, predisposisi genetik memainkan peran kunci, terutama pada anjing, kucing, dan ternak hasil pembiakan selektif, yang menunjukkan tingkat diabetes, penyakit jantung, dan degenerasi sendi yang lebih tinggi. Namun, stresor lingkungan tetap menjadi faktor dominan.

    Pola makan yang tidak seimbang, kurang olahraga, paparan bahan kimia, dan stres jangka panjang semakin membentuk pola penyakit di berbagai spesies.

    Survei terbaru menunjukkan bahwa lebih dari separuh kucing dan anjing peliharaan mengalami kelebihan berat badan, yang berkontribusi pada peningkatan diabetes, terutama pada kucing. Dalam sistem pertanian, sekitar 20 persen babi yang dipelihara dalam sistem pertanian intensif menderita osteoartritis.

    Spesies laut menghadapi ancaman serupa: paus beluga didiagnosis menderita kanker gastrointestinal, sementara salmon Atlantik yang dibudidayakan sering menunjukkan sindrom kardiomiopati.

    Satwa liar di muara yang tercemar dan dipenuhi bahan kimia industri menunjukkan tingkat tumor hati hingga 25 persen.

    Mataragka menjelaskan bahwa perubahan iklim dan urbanisasi yang pesat memperburuk ancaman ini.

    Pemanasan laut dan degradasi habitat terkait dengan peningkatan tingkat tumor pada penyu dan ikan, sementara peningkatan suhu perkotaan dan polusi udara semakin memengaruhi kesehatan metabolisme dan kekebalan tubuh hewan peliharaan.

    “Seiring perubahan lingkungan mempercepat munculnya penyakit, kurangnya sistem diagnosis dini terus menunda deteksi PTM pada hewan,” kata Mataragka, seraya mencatat bahwa data PTM yang komprehensif untuk hewan masih kurang dibandingkan dengan statistik kesehatan manusia.
    (wbs)
    Komentar
    Additional JS