Imbas Harga Emas Terus Alami Kenaikan, Inflasi Sumsel Tembus 0,13 Persen di Oktober 2025 - Sripoku
Imbas Harga Emas Terus Alami Kenaikan, Inflasi Sumsel Tembus 0,13 Persen di Oktober 2025 - Sripoku.com
Penulis: Linda Trisnawati | Editor: Odi Aria

Ringkasan Berita:
- BPS Sumsel mencatatkan inflasi sebesar 0,13 persen pada Oktober 2025, lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya, tetapi masih lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu
- Secara tahunan, inflasi tercatat 3,49 persen, dan inflasi kumulatif mencapai 2,38 persen
- Kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya menjadi penyumbang utama inflasi, sementara kelompok makanan, minuman, dan tembakau mengalami deflasi
- Lonjakan harga emas juga berkontribusi terhadap inflasi
SRIPOKU.COM, PALEMBANG– Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) mencatatkan inflasi sebesar 0,13 persen (month to month/mtm) pada Oktober 2025.
Meskipun ada penurunan dibandingkan bulan sebelumnya, inflasi ini masih lebih tinggi dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu.
Kepala BPS Sumsel, Moh Wahyu Yulianto, menjelaskan bahwa inflasi pada Oktober ini lebih rendah dibandingkan September 2025 yang tercatat 0,27 persen.
Namun, jika dibandingkan dengan Oktober 2024 yang hanya mencatatkan inflasi sebesar 0,09 persen, inflasi kali ini lebih tinggi.
Secara tahunan (year on year/yoy), inflasi Sumsel tercatat sebesar 3,49 persen, sementara inflasi kumulatif (year to date/ytd) mencapai 2,38 persen.
Secara rinci, kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya menyumbang inflasi terbesar dengan kenaikan 2,95 persen, yang memberikan andil 0,25 persen terhadap inflasi umum.
Sebaliknya, kelompok makanan, minuman, dan tembakau mengalami deflasi 0,10 persen akibat penurunan harga komoditas yang mencapai 0,30 persen.
Salah satu faktor utama yang mempengaruhi inflasi di Oktober adalah lonjakan harga emas perhiasan yang sempat menyentuh angka Rp 2,48 juta per gram pada 21 Oktober, seiring dengan tren kenaikan harga emas global.
Selain itu, komoditas seperti telur ayam ras, daging ayam, dan wortel turut berkontribusi terhadap inflasi.
BPS Sumsel juga mencatatkan variasi inflasi di beberapa wilayah pantauan utama, di antaranya Palembang 0,16 persen, Muara Enim 0,13 % , Lubuk Linggau 0,09 % , dan Ogan Komering Ilir 0,05 % .
Inflasi Oktober turut dipengaruhi oleh penyesuaian harga BBM dan penurunan harga komoditas hortikultura yang disebabkan oleh pasokan yang melimpah.
Wahyu menilai bahwa program pemerintah, seperti Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP), berhasil menahan kenaikan harga beras, meskipun program Makan Bergizi Gratis (MBG) menambah tekanan pada permintaan bahan pangan.
Ia juga mengingatkan agar pemerintah daerah tetap waspada terhadap potensi tekanan inflasi yang bisa meningkat pada dua bulan terakhir tahun ini.
"Potensi tekanan inflasi di akhir tahun masih tinggi, terutama dengan adanya peningkatan permintaan dari program MBG dan libur Natal serta Tahun Baru. Kolaborasi lintas sektor dibutuhkan untuk mengantisipasi potensi kenaikan harga," ujar Wahyu.