Langkah Inovatif Ketua RT di Duren Sawit, Sulap Selokan Jadi Sumber Rezeki - Kompas
Langkah Inovatif Ketua RT di Duren Sawit, Sulap Selokan Jadi Sumber Rezeki


JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua RT 08 RW 04 Malaka Jaya, Duren Sawit, Jakarta Timur, Taufiq Supriadi, memiliki cara inovatif untuk memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber penghasilan, yakni membuat kolam ikan lele di atas selokan di wilayah tempat tinggalnya.
Ide tersebut muncul setelah Taufiq melihat sistem saluran air di Tokyo, Jepang, yang bisa dimanfaatkan untuk memelihara ikan.
“Waktu ke Tokyo, saya lihat ada ikan di saluran air. Itu sama seperti ini dua lantai, bagian bawah untuk air kotor, bagian atasnya untuk ikan,” ujar Taufiq saat ditemui Kompas.com di Duren Sawit, Rabu (5/11/2025).
Ia menjelaskan, saluran air di Tokyo dibuat bertingkat agar air di selokan tetap bisa mengalir tanpa mengganggu habitat ikan.
“Saya terpikir menerapkan hal itu (membuat kolam ikan di atas selokan) di sini karena kita punya keterbatasan lahan. Di sini semua sudah beton, enggak ada tanah kosong. Tujuan saya juga supaya lingkungan punya pemasukan lingkungan dan ketahanan pangan,” katanya.
Hasilkan puluhan juta rupiah
Taufiq mengatakan, kolam lele yang ia bangun di atas selokan bisa menghasilkan puluhan juta rupiah dari empat kali panen dalam setahun.
Saat ini, terdapat satu kolam yang mampu menghasilkan sekitar 800 kilogram ikan setiap panen.
Program ini baru berjalan dua bulan dan akan memasuki masa panen pertama dalam satu bulan ke depan.
"Lele yang dipanen itu dijual Rp 25.000 per kilo, jadi kalau sekali panen bisa dapat Rp 20 juta. Kalau dalam satu tahun ada empat kali panen, dalam setahun bisa dapat Rp 80 juta satu kolam," ujar Taufiq
Taufiq tengah mempersiapkan dua kolam lele tambahan di atas selokan dengan panjang masing-masing 14 meter dari dana CSR sebuah perusahaan.
Keuntungan penjualan dibagikan
Hasil panen yang didapat tidak sepenuhnya digunakan sebagai biaya operasional, tetapi juga dibagikan untuk kepentingan warga.
"Kelompok tani itu dapat Rp 2 juta, pemilik rumah yang kebetulan kolam dapat Rp 400.000, kas RT dan RW Rp 400.000, koordinator kolam Rp 720.000, dan dua penjaga kolam Rp 6,4 juta," ujar Taufik.
Untuk menjaga dan mengelola kolam lele itu, Taufiq memberdayakan warga yang telah pensiun atau belum bekerja.
Total ada tiga penjaga yang telah mendapatkan pelatihan dari Suku Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (KPKP) agar ikan tetap sehat dan tumbuh optimal.
Tidak pernah banjir
Taufiq memastikan kolam lele yang dibangun di atas selokan lingkungan tempat tinggalnya tidak akan mengganggu aliran air dan banjir.
Ia menjelaskan, selama 22 tahun tinggal di wilayah tersebut, saluran air di lingkungannya tidak pernah meluap.
"Alhamdulilah belum pernah banjir, saluran air ini belum pernah meluber, sepenuhnya pas hujan deras cuma naik 3-4 sentimeter," ungkap Taufiq.
Taufiq mengatakan, kolam lele tersebut dibangun di atas saluran air sepanjang 14 meter menggunakan beton tipe U-Ditch.
Menurut dia, U-Ditch tersebut memiliki kedalaman 60 sentimeter, dengan pembagian 25 sentimeter untuk kolam lele di bagian atas dan 35 sentimeter untuk saluran air di bawahnya.
“Saya bikin dua lantai, di atas untuk lele, di bawah tetap saluran air. Enggak ditutup, enggak mengganggu. Saya juga sudah izin ke Kementerian PU dan Dinas SDA,” kata Taufiq.
Kolam gizi untuk cegah stunting
Taufiq juga membuat “kolam gizi warga” berisi ikan konsumsi untuk memenuhi kebutuhan gizi balita dan lansia, sekaligus mencegah stunting di wilayahnya.
Program "kolam gizi warga" tersebut merupakan pengembangan dari budidaya ikan lele di atas selokan yang telah menjadi sumber ekonomi lingkungan.
“Saya bikin kolam gizi buat warga, untuk lansia dan balita, isinya ikan nila dan bawal yang bisa ambil dan dikonsumsi secara gratis,” ujar Taufiq.
Taufiq menjelaskan, warga dapat mengambil ikan secara langsung saat masa panen tanpa prosedur yang rumit, asalkan memperhatikan ukuran ikan yang layak dikonsumsi.
“Kolam gizi warga ini kalau sudah waktunya panen, warga kami izinkan ambil. Biasanya ini tiga bulan, ini sudah waktunya panen yang ini kan sudah gede-gede,” katanya.