Pemkab Agam Salurkan 5 Ton Bantuan Beras untuk Ribuan Korban Bencana Alam - Merdeka
Pemkab Agam Salurkan 5 Ton Bantuan Beras untuk Ribuan Korban Bencana Alam
Pemerintah Kabupaten Agam bergerak cepat menyalurkan lima ton bantuan beras bagi ribuan korban bencana alam di lima kecamatan. Distribusi Bantuan Beras Korban Bencana Agam ini diharapkan memenuhi kebutuhan darurat.

Pemerintah Kabupaten Agam, Sumatera Barat, telah bergerak cepat menyalurkan lima ton bantuan beras kepada ribuan warga yang terdampak bencana alam. Distribusi ini dilakukan menyusul serangkaian bencana banjir bandang, banjir, dan longsor yang melanda sejumlah wilayah di daerah tersebut. Bantuan beras ini diharapkan dapat meringankan beban masyarakat yang terpaksa mengungsi dari rumah mereka.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Agam, Rosva Deswira, menyatakan bahwa beras tersebut didistribusikan di lima kecamatan utama. Kecamatan yang menjadi sasaran antara lain Malalak, Palembayan, Ampek Nagari, Tanjung Raya, dan Tanjung Mutiara. Penyaluran ini merupakan respons cepat Pemkab Agam terhadap kondisi darurat yang terjadi.
Bantuan beras ini diprioritaskan untuk memenuhi kebutuhan dapur umum serta keluarga yang terdampak langsung oleh bencana. Sekitar 3.000 warga dilaporkan mengungsi akibat bencana yang terjadi selama sepekan terakhir. Curah hujan tinggi yang terus-menerus menjadi pemicu utama serangkaian musibah tersebut di berbagai lokasi.
Distribusi dan Prioritas Bantuan
Penyaluran lima ton bantuan beras ini merupakan langkah awal tanggap darurat dari Pemerintah Kabupaten Agam. Menurut Rosva Deswira, data distribusi yang ada saat ini masih bersifat sementara dan akan terus bergerak seiring perkembangan situasi di lapangan. Hal ini menunjukkan komitmen Pemkab Agam untuk terus memantau dan memberikan bantuan sesuai kebutuhan mendesak.
"Beras yang kita distribusikan tersebut untuk kebutuhan dapur umum dan warga terdampak banjir bandang, longsor, dan banjir," ujar Rosva Deswira di Lubuk Basung. Pernyataan ini menegaskan fokus utama bantuan pada pemenuhan kebutuhan pangan dasar bagi mereka yang paling membutuhkan. Prioritas utama adalah memastikan tidak ada warga yang mengalami kesulitan pangan di lokasi pengungsian.
Lima kecamatan yang menerima bantuan beras ini merupakan wilayah yang paling parah terdampak bencana alam. Banjir bandang, banjir, dan tanah longsor terjadi akibat curah hujan tinggi yang berlangsung selama sepekan penuh. Kondisi ini menyebabkan ribuan rumah terendam, lahan pertanian rusak, dan akses jalan terputus di beberapa titik vital.
Upaya distribusi bantuan beras ini melibatkan berbagai pihak terkait di tingkat kabupaten, termasuk BPBD dan relawan. Koordinasi yang baik antara dinas terkait memastikan bantuan sampai tepat sasaran kepada masyarakat. Warga terdampak diharapkan dapat memanfaatkan bantuan ini sebaik-baiknya untuk bertahan di tengah situasi sulit.
Sumber Cadangan dan Ketersediaan Pangan
Beras yang didistribusikan ini berasal dari cadangan beras milik Pemerintah Kabupaten Agam yang disimpan di Perum Bulog. Total cadangan beras yang tersedia di Bulog mencapai 22 ton sebelum pengambilan ini. Pengambilan lima ton beras ini menyisakan 17 ton cadangan yang masih dapat digunakan untuk kebutuhan mendesak lainnya di masa mendatang.
Rosva Deswira menjelaskan bahwa cadangan beras tersebut memang dialokasikan khusus untuk kebutuhan bencana dan kondisi darurat. "Ada sebanyak 22 ton beras di Perum Bulog dan diambil lima ton, sehingga tersisa 17 ton lagi," katanya. Ini menunjukkan adanya perencanaan yang matang dalam pengelolaan cadangan pangan daerah untuk situasi tak terduga.
Ketersediaan beras di Perum Bulog dipastikan aman dan mencukupi untuk menghadapi kebutuhan selanjutnya. Hal ini berkat pasokan yang terus dikirim dari Bulog pusat ke daerah. "Kondisi beras aman setelah Perum Bulog pusat mengirim dengan jumlah banyak," tambah Rosva, memberikan jaminan pasokan.
Bencana alam yang melanda 16 kecamatan di Kabupaten Agam telah menyebabkan dampak signifikan, termasuk pengungsian dan kerusakan infrastruktur. Selain 3.000 warga yang mengungsi, banyak fasilitas umum dan lahan pertanian juga mengalami kerusakan parah. Ketersediaan pangan menjadi salah satu prioritas utama dalam fase tanggap darurat ini untuk menjaga stabilitas.
Sumber: AntaraNews