Pengamat Respons Danantara yang Siap Danai Kereta Cepat Jakarta-Surabaya: Bukan Kebutuhan Mendesak - NU Online
Pengamat Respons Danantara yang Siap Danai Kereta Cepat Jakarta-Surabaya: Bukan Kebutuhan Mendesak
NU Online · Kamis, 13 November 2025 | 14:15 WIB
Gambar hanya sebagai ilustrasi berita. (Foto: instagram keretacepat_id)
Jakarta, NU Online
Pengamat Transportasi Unika Soegijapranata Djoko Setijowarno merespons CEO Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) Rosan Roeslani yang siap mendanai Kereta Cepat Jakarta-Surabaya.
Djoko menilai, pembangunan kereta cepat dari Jakarta ke Surabaya hanya keinginan semata. Sebab, kebutuhan infrastruktur di Jawa masih perlu difokuskan terhadap peningkatan angkutan umum perkotaan dan perdesaan.
"(Kereta cepat Jakarta-Surabaya) bukan kebutuhan mendesak. Kebutuhan vital infrastruktur transportasi di Jawa saat ini adalah fokus pada peningkatan angkutan umum perkotaan dan perdesaan, reaktivasi jalur rel, layanan angkutan kota dalam provinsi (AKDP), serta kemantapan jaringan jalan hingga ke pelosok desa," katanya saat dihubungi NU Online pada Kamis (13/11/2025).
Baca Juga
Pengamat Sarankan Utang Kereta Cepat Jakarta-Bandung Tak Bergantung APBN
Menurut Djoko, infrastruktur transportasi di Pulau Jawa sudah lebih maju dibandingkan wilayah lain, terutama dengan tersambungnya jalan tol Merak-Surabaya yang kini bahkan telah mencapai Probolinggo.
"(Sehingga) telah memberikan tingkat mobilitas yang cukup tinggi di Pulau Jawa baik pergerakan orang maupun barang. Waktu tempuh memangkas hingga 50 persen dibanding menggunakan jalan nasional," jelasnya.
Djoko juga menyoroti bahwa pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) merupakan inisiatif Presiden ke-7 Joko Widodo yang dinilai bukan kebutuhan mendesak masyarakat, sehingga menimbulkan pro dan kontra.
"Apalagi setelah PT KAI mengangsur hutang Rp2,2 triliun untuk tahun 2025," jelasnya.
Baca Juga
Terdampak Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung, Pesantren Nurul Iman Tempati Lahan Baru
Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa konektivitas transportasi antarkota di Pulau Jawa sudah cukup memadai berkat Tol Trans-Jawa dan jalur rel ganda. Namun tantangan utamanya masih terletak pada integrasi transportasi di kawasan perkotaan, perdesaan, dan permukiman.
"Oleh karena itu, percepatan pembenahan transportasi umum menjadi sangat mendesak," tegasnya.
Menurutnya, Pulau Jawa lebih membutuhkan fondasi transportasi yang kuat dan merata yang mencakup transportasi umum perkotaan dan perdesaan yang andal, reaktivasi jalur rel yang mati, pemaksimalan angkutan AKDP, serta jaringan jalan yang memastikan setiap pelosok desa dapat terjangkau.
"Penting untuk diingat bahwa Indonesia adalah negara kepulauan, bukan daratan," terangnya.
Sebelumnya, Rosan Roeslani memastikan bahwa proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya akan memiliki struktur keuangan yang lebih baik dan berkelanjutan, meski detail rencana pembangunan belum dipaparkan.
“Intinya kalau ini yang (Kereta Cepat) Jakarta-Surabaya dilaksanakan, strukturnya itu adalah struktur (keuangan) yang benar-benar sustainable,” katanya dikutip Kompas di kawasan Jakarta International Convention Center, Rabu (8/10/2025).
Diketahui bahwa, Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), menyampaikan bahwa Presiden Prabowo Subianto KCJB harus dilanjut hingga Surabaya. Ia menegaskan bahwa proyek tersebut merupakan bagian dari visi untuk meningkatkan mobilitas di Jawa.
“Ini lebih daripada sebuah lanjutan dan ini menunjukkan visi utama untuk menghubungkan mobilitas di Jawa. Kita sedang menyiapkan framework regulasi baru," ungkapnya dalam pembukaan Indonesia Railway 2025 di Jakarta, pada Selasa (29/7/2025) lalu.