Penyidikan Massal di SMAN 72: Polisi Periksa 46 Siswa, Serpihan Ledakan dari Tubuh Korban Disita - TribunTrends
Penyidikan Massal di SMAN 72: Polisi Periksa 46 Siswa, Serpihan Ledakan dari Tubuh Korban Disita - TribunTrends.com
Editor: jonisetiawan
Ringkasan Berita:
- Ayah pelaku ledakan bom di SMAN 72 Jakarta telah diperiksa pada 11 November 2025
TRIBUNTRENDS.COM - Insiden ledakan bom di SMAN 72 Jakarta terus menyeret perhatian publik. Polisi bergerak cepat mengurai potongan-potongan fakta yang berserakan di balik peristiwa mencekam itu.
Dari ruang kelas hingga area masjid, dari bank sampah hingga taman baca, setiap sudut kini berubah menjadi lokasi penyelidikan.
Di tengah tekanan publik, aparat kepolisian mempercepat proses pemeriksaan, menggali motif, jaringan, dan pihak yang mungkin terlibat dalam aksi ini.
Pemeriksaan Ayah Pelaku: Babak Awal Mengurai Jejak
Polda Metro Jaya mengonfirmasi bahwa ayah pelaku ledakan telah menjalani pemeriksaan.
Langkah ini menjadi bagian dari upaya penyidik memahami latar belakang pelaku serta kemungkinan adanya jejak yang lebih luas.

Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Budi Hermanto, menyampaikan bahwa pemeriksaan dilakukan pada Selasa (11/11/2025).
“(Ayah pelaku) diminta keterangan dua hari lalu,” kata Budi, Kamis (13/11/2025).
Pemeriksaan tersebut menjadi titik awal terkuaknya rangkaian informasi baru yang terus disisir penyidik.

Hari Penentuan: 46 Siswa Menjadi Saksi
Hari itu, penyidik melanjutkan langkah besar berikutnya. Sebanyak 46 siswa SMAN 72 Jakarta diperiksa sebagai saksi.
Proses pemeriksaan dilakukan secara paralel dengan observasi dari Asosiasi Psikologi Forensik (Apsifor), untuk memahami kondisi psikologis para pelajar yang terdampak.
“Kegiatan penyidik hari ini memeriksa saksi anak 46 orang, paralel dengan kegiatan observasi dari Apsifor,” ujar Kabid Humas.
Di balik ruang pemeriksaan, trauma dan ketakutan para siswa menjadi bagian dari penyelidikan menyeluruh yang diharapkan bisa mengungkap latar peristiwa.
Barang Bukti dari Tubuh Korban: Potongan Kecil, Cerita Besar
Proses penyelidikan terus melebar. Polisi menyita sejumlah barang bukti dari korban yang dirawat di RSI Cempaka Putih, Jakarta Pusat.
“Barang bukti yang menempel di tubuh para korban, serpihan seperti paku dan sebagainya yang sudah dikumpulkan pihak rumah sakit,” tutur Budi.
Serpihan itu betapapun kecil dapat menjadi kunci untuk mengidentifikasi kekuatan ledakan, jenis bahan peledak, hingga cara perakitan bom.
Dua Kawah Ledakan di Masjid: Bukti Dua Bom Meledak
Keterangan mengerikan datang dari Dansat Brimob Polda Metro Jaya, Kombes Henik Maryanto.
Dari lokasi masjid, tim menemukan fakta bahwa bukan hanya satu, namun dua bom yang meledak.
“Di sana ada dua crater, artinya ada dua kawah ledak yang kami temukan di TKP.
Berarti kemungkinan diduga memang ada dua bom yang diledakkan di dalam masjid,” kata Henik di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Selasa (11/11/2025).
Penemuan itu mempertegas tingkat ancaman yang dihadapi para siswa dan warga sekitar.
Bom dengan Remote: Pengendalian dari Jarak Jauh
Lebih mengejutkan lagi, polisi menemukan bahwa bom di masjid dikendalikan menggunakan perangkat remote yang ditemukan di taman baca.
“Dapat disimpulkan untuk di TKP pertama di masjid, bahwa berdasarkan material yang ditemukan, rangkaian tersebut adalah rangkaian bom aktif dengan menggunakan remote,” ungkap Dansat Brimob.
Teknologi pengendalian ini menunjukkan adanya perencanaan matang dari pelaku.
TKP Kedua: Bank Sampah dan Taman Baca yang Jadi Sasaran
Berbeda dengan bom di masjid, ledakan di bank sampah serta taman baca menggunakan sumbu bakar. Polisi menemukan sejumlah barang bukti seperti kaleng dan pipa logam.
Secara keseluruhan, tujuh bom ditemukan. Empat di antaranya sudah meledak, sementara tiga bom aktif sudah diamankan ke Markas Gegana Satbrimob Polda Metro Jaya.
“Jadi dari tujuh, empat yang meledak. Tiga yang masih aktif sudah kita kembalikan di Markas Gegana Satbrimob Polda Metro Jaya,” ujar Henik.
Meninggalkan Luka dan Pertanyaan Besar
Ledakan-ledakan itu tak hanya meninggalkan luka fisik, tapi juga goresan mendalam pada mental para siswa dan warga.
Di balik serpihan bom, masih tersisa pertanyaan besar: apa motif pelaku? Apakah ada pihak lain yang terlibat? Dan bagaimana mungkin rangkaian bom bisa dibawa ke lingkungan sekolah?
Penyelidikan terus berjalan, dan publik berharap satu hal: kebenaran segera terungkap sepenuhnya.
***
(TribunTrends/Sebagian artikel diolah dari TribunJakarta)