Polisi Tunggu Kesiapan Keluarga Korban Bullying di SMPN Tangsel Lanjutkan Pemeriksaan - Kompas
Polisi Tunggu Kesiapan Keluarga Korban Bullying di SMPN Tangsel Lanjutkan Pemeriksaan
TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Polisi menyatakan masih menunggu kesiapan keluarga MH (13), siswa SMPN di Tangerang Selatan (Tangsel) yang diduga di-bully, untuk melanjutkan pemeriksaan kasus yang menimpa korban.
Kapolres Tangerang Selatan AKBP Victor Ingkiriwang mengatakan, pihaknya memahami kondisi keluarga yang saat ini masih fokus pada pemulihan kesehatan korban.
"Dari pihak keluarga yang memang masih fokus untuk mengobati yang diduga korban. Kami juga sudah tiga kali mendatangi korban," ujar Victor saat ditemui di Mapolres Tangerang Selatan, Serpong, Sabtu (15/11/2025).
Oleh karena itu, sampai saat ini polisi belum menetapkan tersangka dalam kasus tersebut lantaran pemeriksaan terhadap korban belum dapat dilanjutkan.
"Sampai dengan saat ini masih dalam tahap penyelidikan. Jika korban sudah membaik keadaannya, pihak orangtua juga sudah siap untuk memberikan informasi dan keterangan, kami 24 jam siap untuk melayani," jelas dia.
Meski demikian, Polres Tangerang Selatan telah memeriksa empat saksi dan melakukan pendalaman bersama Unit Pelaksana Teknis Daerah Perlindungan Perempuan dan Anak (UPTD PPA) Kota Tangsel.
"Sudah empat saksi yang kami lakukan pemeriksaan, dan dari ahli juga sudah ada penampingan dari UPTD PPA Kota Tangsel," jelas dia.
Sebelumnya, Siswa SMPN di Tangerang Selatan berinisial MH (13) diduga menjadi korban bullying oleh teman sekelasnya.
Peristiwa disebut bukan pertama kali terjadi, namun sudah berlangsung sejak masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS).
MH diduga mengalami intimidasi, salah satunya adalah pemukulan. Puncak kejadian itu terjadi pada Senin (20/10/2025).
Ketika itu, MH diduga mengalami kekerasan yang dilakukan temannya dengan dipukul menggunakan kursi besi.
"Sering ditusukin sama sedotan tangannya. Kalau lagi belajar, ditendang lengannya. Asal nulis ditendang, sama punggungnya itu dipukul," kata ibu korban, Y.
Setelah pengakuan itu, Y kaget dan segera menghubungi pihak sekolah untuk melaporkan dugaan kekerasan tersebut.
Kemudian pihak sekolah mempertemukan keluarga korban dengan keluarga terduga pelaku untuk mediasi dan disepakati akan membiayai pengobatan korban hingga sembuh.
Hingga kini, korban masih menjalani perawatan intensif di RSUP Fatmawati.