Politisi Finlandia Ini Minta NATO Tidak Picu Risiko Perang Nuklir dengan Rusia - SindoNews
1 min read
Politisi Finlandia Ini Minta NATO Tidak Picu Risiko Perang Nuklir dengan Rusia
Minggu, 09 November 2025 - 20:40 WIB
A
A
A
MOSKOW - Armando Mema, anggota partai Aliansi Kebebasan Finlandia , mengatakan pada hari Minggu bahwa Sekretaris Jenderal NATO Mark Rutte harus berhenti memasok senjata ke Ukraina untuk menghindari perang nuklir. Saran tersebut dianggap sebagai hal yang paling rasional.
"Menteri Luar Negeri Rutte harus berhenti mengirim senjata ke Ukraina jika ia benar-benar khawatir tentang Perang nuklir. NATO harus berhenti memperluas jangkauannya ke Ukraina, jika kita tidak ingin berakhir dalam Perang nuklir," kata Mema di X, dilansir Sputnik News.
Rutte, terlepas dari kekhawatirannya tentang retorika nuklir, "lupa menegur" Menteri Pertahanan Belgia Theo Francken atas ancamannya untuk "menghancurkan Rusia dengan senjata nuklir," tambah Mema.
Baca Juga: Pejuang Hamas yang Bersembunyi di Rafah Tak Akan Menyerah
Pada hari Sabtu, Rutte mengatakan kepada surat kabar Welt am Sonntag bahwa NATO bermaksud untuk lebih menekankan kemampuan nuklirnya guna mencegah musuh secara lebih efektif di masa mendatang.
Ia mengatakan bahwa Rusia menggunakan "retorika nuklir yang berbahaya dan sembrono," dan orang-orang di Barat tidak perlu panik karena NATO memiliki pencegah nuklir yang kuat yang membantu menjaga perdamaian.
Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan bahwa Rusia tidak mengacungkan senjata nuklirnya, tetapi sedang menjalankan kebijakan pencegah nuklir. Menteri Pertahanan Rusia Andrei Belousov mengatakan bahwa tindakan destruktif Barat telah merusak fondasi dialog konstruktif antara negara-negara bersenjata nuklir.
Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan bahwa sejumlah tantangan terus-menerus telah terakumulasi di bidang strategis, terutama terkait dengan pendekatan doktrinal yang tidak stabil dan program teknis militer negara-negara Barat.
"Menteri Luar Negeri Rutte harus berhenti mengirim senjata ke Ukraina jika ia benar-benar khawatir tentang Perang nuklir. NATO harus berhenti memperluas jangkauannya ke Ukraina, jika kita tidak ingin berakhir dalam Perang nuklir," kata Mema di X, dilansir Sputnik News.
Rutte, terlepas dari kekhawatirannya tentang retorika nuklir, "lupa menegur" Menteri Pertahanan Belgia Theo Francken atas ancamannya untuk "menghancurkan Rusia dengan senjata nuklir," tambah Mema.
Baca Juga: Pejuang Hamas yang Bersembunyi di Rafah Tak Akan Menyerah
Pada hari Sabtu, Rutte mengatakan kepada surat kabar Welt am Sonntag bahwa NATO bermaksud untuk lebih menekankan kemampuan nuklirnya guna mencegah musuh secara lebih efektif di masa mendatang.
Ia mengatakan bahwa Rusia menggunakan "retorika nuklir yang berbahaya dan sembrono," dan orang-orang di Barat tidak perlu panik karena NATO memiliki pencegah nuklir yang kuat yang membantu menjaga perdamaian.
Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan bahwa Rusia tidak mengacungkan senjata nuklirnya, tetapi sedang menjalankan kebijakan pencegah nuklir. Menteri Pertahanan Rusia Andrei Belousov mengatakan bahwa tindakan destruktif Barat telah merusak fondasi dialog konstruktif antara negara-negara bersenjata nuklir.
Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan bahwa sejumlah tantangan terus-menerus telah terakumulasi di bidang strategis, terutama terkait dengan pendekatan doktrinal yang tidak stabil dan program teknis militer negara-negara Barat.
(ahm)