Prabowo Tunda ke Australia Demi Rapat, Purbaya Justru Absen, Gerindra: Capek Harus Ngejelasin - TribunTrends
Prabowo Tunda ke Australia Demi Rapat, Purbaya Justru Absen, Gerindra: Capek Harus Ngejelasin - TribunTrends.com
Editor: jonisetiawan
Ringkasan Berita:
TRIBUNTRENDS.COM - Drama politik kembali mewarnai dinamika pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. Sebuah rapat khusus yang digelar secara tertutup mendadak memunculkan tanda tanya besar di publik, terutama setelah satu kursi penting dalam kabinet diketahui kosong.
Kursi tersebut milik Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa tokoh sentral dalam pengelolaan keuangan negara.
Ketidakhadirannya bukan hanya menjadi bahan perbincangan internal pemerintahan, tetapi juga memantik spekulasi liar di media sosial.
Dalam suasana politik yang panas, publik bertanya-tanya. Apa yang sebenarnya terjadi?
Rapat Tertutup Dua Jam yang Ganggu Jadwal Presiden
Pada Selasa (11/11/2025), Presiden Prabowo Subianto menggelar rapat penting di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta.

Rapat ini disebut membahas persoalan pengelolaan finansial negara isu yang sangat strategis dan biasanya membutuhkan kehadiran Menteri Keuangan sebagai jantung kebijakan fiskal.
Namun justru absennya Purbaya yang membuat suasana rapat itu jadi penuh tanda tanya. Terlebih, Presiden Prabowo sampai menunda penerbangannya ke Australia hanya untuk memimpin rapat rahasia tersebut.
Dalam keterangan resmi, Sekretaris Kabinet menegaskan:
"Presiden Prabowo Subianto menunda jadwal penerbangan selama dua jam untuk memimpin rapat khusus di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta, pada Selasa, 11 November 2025," ujar Seskab dalam keterangan tertulisnya.
Ketegangan seolah menggantung. Bila rapat sepenting ini digelar, mengapa sang bendahara negara tidak hadir?

Media Sosial Bergejolak: “Di Mana Menkeu Purbaya?”
Begitu kabar absennya Purbaya tersiar, warganet langsung turun tangan.
Berbagai spekulasi muncul: dari isu profesional, administratif, hingga yang bernuansa politik.
Di banyak platform, pertanyaan yang sama terus menggema: Mengapa Purbaya tidak tampak di rapat khusus tersebut?
Dalam situasi yang dipenuhi rumor tersebut, Partai Gerindra akhirnya buka suara.
Gerindra Angkat Bicara: “Pak Pur Lagi Ngerjain Tugas Presiden”
Melalui akun TikTok resminya, admin Partai Gerindra memberikan penjelasan tegas soal absennya Purbaya. Menurut mereka, sang Menkeu sebenarnya sedang menjalankan tugas negara di kota lain.
"Padahal Pak Pur lagi ngejalanin tugas dari presiden," katanya.
Lebih jauh, admin tersebut juga mengungkapkan bahwa semenjak ramai isu utang proyek Whoosh, banyak pihak disebut sengaja memelintir informasi mengenai Purbaya dan pemerintah.
"Tar digoreng lagi kayak berita soal utang Whoosh," ucap admin Gerindra.
Kejengahan pun diungkapkan secara terbuka:
"Udah capek banget harus ngejelasin hal-hal yang sebenarnya nggak ada, jadi diada-adain," tambahnya.
Pernyataan tersebut seolah menandakan bahwa pihak Gerindra mulai jengah dengan munculnya isu-isu yang dinilai sengaja diciptakan untuk memperburuk citra pemerintah.
Jejak Purbaya di Surabaya: Agenda Padat dan Unggahan TikTok
Sementara Jakarta dibanjiri spekulasi, Menkeu Purbaya ternyata tengah menjalankan agenda resmi di Surabaya, Jawa Timur.
Salah satu kegiatannya adalah menghadiri acara Dies Natalis Universitas Airlangga pada hari yang sama dengan rapat tersebut: Selasa (11/11/2025).
Kehadiran dan aktivitasnya pun tidak ditutup-tutupi. Ia membagikan momen tersebut secara terbuka melalui akun TikTok pribadinya, @purbayayudhis, seolah menegaskan bahwa ia berada di tempat yang telah dijadwalkan sebelumnya.
Drama absennya Menkeu Purbaya di rapat penting Presiden Prabowo kembali memperlihatkan betapa rentannya opini publik digiring hanya oleh ketidakhadiran satu tokoh.
Dalam era media sosial yang serba cepat, celah sekecil apa pun dapat menjadi bola panas.
Meski penjelasan dari Gerindra sudah disampaikan, spekulasi publik mungkin tidak akan berhenti dalam waktu dekat.
Namun yang jelas, ketidakhadiran Purbaya bukan karena pembangkangan atau kelalaian melainkan karena agenda resmi yang dijalankan atas perintah negara.
Kisah ini pada akhirnya memperlihatkan betapa satu kursi kosong dalam ruang rapat dapat mengguncang dinamika politik nasional.
***
(TribunTrends/Sebagian artikel diolah dari TribunVideo)