Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home Dunia Internasional Featured Konflik Rusia Ukraina Rusia Ukraina

    Sedang Perang Melawan Rusia, 21.602 Tentara Ukraina Malah Desersi - SINDOnews

    2 min read

     

    Sedang Perang Melawan Rusia, 21.602 Tentara Ukraina Malah Desersi

    Minggu, 09 November 2025 - 06:42 WIB

    Sedang perang melawan invasi Rusia, 21.602 tentara Ukraina malah desersi sejak bulan lalu. Foto/The New York Times
    A
    A
    A
    KYIV - Ketika perang melawan invasi Rusia terus memanas, lebih dari 21.000 tentara Ukraina malah desersi atau meninggalkan angkatan bersenjata tanpa izin sejak bulan lalu. Data ini diungkap BBC Ukraine, Sabtu (8/11/2025).

    Ini merupakan jumlah laporan desersi bulanan terbesar dalam empat tahun terakhir perang Rusia-Ukraina, menurut laporan tersebut yang mengutip data terbaru dari Kejaksaan Agung Ukraina.

    Menurut mantan anggota Parlemen Ukraina Igor Lutsenko, yang kini bertugas di militer, jumlah sebenarnya bisa lebih tinggi lagi.

    Baca Juga: Inggris Pasok Lebih Banyak Rudal Storm Shadow ke Ukraina untuk Serang Balik Rusia

    Di Facebook pada hari Jumat, dia menulis: "21.602 pada bulan Oktober...Ini rekor. Ini rekor yang sangat buruk."

    "Ini hanya data resmi. Kenyataannya, banyak kasus desersi atau meninggalkan tugas militer yang tidak tercatat," lanjut dia.

    "Pasukan Ukraina di garis depan berada di bawah tekanan yang sangat besar, karena beban ganda, bahkan tiga kali lipat, menimpa setiap prajurit yang belum melarikan diri," imbuh Lutsenko. "Kami memiliki lubang besar di pertahanan kami di garis depan karena hal ini."

    Kyiv telah meningkatkan kampanye wajib militernya dalam beberapa bulan terakhir untuk mengimbangi menipisnya jumlah tentaranya, seiring dengan meningkatnya kemajuan pasukan Rusia.

    Ada dua kali lipat keluhan tentang wajib militer sejak awal Juni dibandingkan selama lima bulan pertama tahun ini, ungkap Komisaris Hak Asasi Manusia Parlemen Ukraina Dmitry Lubinets kepada Ukrainskaya Pravda pada hari Rabu.

    Video saksi mata yang bermunculan secara rutin menunjukkan gerombolan pers Ukraina menyergap dan mengejar pria-pria usia militer di jalanan dan memaksa mereka masuk ke dalam van, seringkali berkelahi dengan calon wajib militer dan orang-orang yang lewat.

    Praktik ini, yang sekarang dikenal sebagai "busifikasi", telah memicu ketidakpuasan yang semakin besar di seluruh Ukraina.

    Bulan lalu, Mykyta Poturaiev, Ketua Komite Kebijakan Kemanusiaan dan Informasi Parlemen Ukraina, mengeklaim bahwa video-video tersebut palsu atau dibuat menggunakan AI.

    Pada awal Oktober, otoritas wajib militer Ukraina mendesak warga untuk berhenti merekam dan membagikan video gerombolan pers yang secara brutal menahan calon rekrutan.
    (mas)
    Komentar
    Additional JS