SMPN 19 Tangsel Tak Pernah Terima Laporan Bullying dari Korban - Kumparan
SMPN 19 Tangsel Tak Pernah Terima Laporan Bullying dari Korban
Kepala SMPN 19 Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Frida Tesalonika, menyatakan pihaknya tak pernah menerima laporan dari MH, terkait dugaan tindakan bullying yang dilakukan teman sekelasnya sejak masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS).
“Jadi wali kelasnya sering bertanya kepada anak-anak, ada masalah enggak sih di dalam kelas? Atau ada bercanda yang berlebihan, itu selalu ditanyain,” kata Frida kepada wartawan saat ditemui di SMPN 19 Tangsel, Selasa (18/11).
Menurut Frida, upaya deteksi dini juga dilakukan secara tertulis dengan meminta siswa mencatat setiap permasalahan di kelas. Namun seluruh siswa, termasuk MH, menuliskan bahwa semua teman mereka bersikap baik.

“Selain dengan polling, juga secara manual ditulis di kertas, dan jawabannya tidak ada. Semua temannya baik, termasuk almarhum yang menulis hal yang sama dengan siswa lainnya,” ujarnya.
Frida menjelaskan, pada tanggal 20 Oktober 2025, saat dugaan perundungan terjadi, dirinya sempat melakukan pengawasan atau supervisi di kelas tersebut, namun tidak menerima laporan terkait adanya tindakan perundungan.
“Usai kejadian itu, saya baru selesai supervisi. Si guru ada di kelas itu,” jelasnya.
Ia juga menambahkan, berdasarkan laporan wali kelas, MH beberapa kali tidak masuk sekolah dengan alasan sakit. Sejak Juli hingga Oktober, MH tercatat tujuh kali mengajukan izin.
“Memang informasi dari walasnya (wali kelas), anak ini sering tidak masuk. Izin sakit sejak bulan Juli kurang lebih tujuh kali,” katanya.
Meski demikian, Frida mengaku belum memastikan apakah izin sakit tersebut disertai surat keterangan dokter atau tidak.
“Belum, cuma izin sakit saja dari mamanya. Dan tanggalnya sudah tertuang dalam pelaporan kami ketika kami di polres, sudah ada di dalam absen izin sakit,” pungkasnya.
Korban Meninggal

Setelah sepekan dirawat di rumah sakit, MH meninggal dunia. MH menjalani perawatan intensif akibat luka serius yang dialaminya dari penganiayaan di lingkungan sekolah.
Kabar duka tersebut dibenarkan kuasa hukum keluarga, Alvian. Ia menyampaikan bahwa pihak keluarga menerima informasi langsung dari kerabat yang mendampingi korban di rumah sakit.
“Pukul enam pagi, keluarga di rumah mendapat kabar dari paman korban yang menjaga di rumah sakit,” ujar Alvian, saat dihubungi, Minggu (16/11).