Status Gunung Semeru Meningkat, BPBD Lumajang Evakuasi 300 Warga ke Balai Desa dan SD Supiturang - Kompas TV
Status Gunung Semeru Meningkat, BPBD Lumajang Evakuasi 300 Warga ke Balai Desa dan SD Supiturang
KOMPAS.TV - Petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang beserta unsur terkait mengevakuasi sekitar 300 warga tiga desa ke dua tempat pengungsian. Evakuasi tersebut dilakukan setelah Gunung Semeru mengalami erupsi pada Rabu (19/11/2025).
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyampaikan, status aktivitas vulkanik Gunung Semeru naik dari level III atau ‘Siaga’ ke level IV atau ‘Awas’ pada hari ini pukul 17.00 WIB.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari menyebut berdasarkan data sementara, terdapat 300 warga yang mengungsi.
“Data sementara sebanyak 300 warga mengungsi sementara waktu di dua tempat,” jelasnya melalui keterangan tertulis, Rabu.
“Pos pengungsian tersebut tersebar di beberapa tempat, di antaranya Balai Desa Oro-oro Ombo sekitar 200 jiwa dan SD 2 Supiturang 100 jiwa,” imbuhnya.
Selain itu, terdapat sejumlah warga dievakuasi menuju Balai Desa Penanggal. Namun pihak BPBD masih melakukan pendataan di lapangan.
Muhari menyampaikan, kenaikan status Gunung Semeru tersebut telah dipantau oleh Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BNPB, khususnya terkait dengan potensi dampak dan kemungkinan terjadinya pengungsian warga.
Menurutnya, Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto telah memerintahkan jajaran untuk merespons perkembangan situasi dan dampak erupsi, khususnya dampak korban, kerusakan dan pengungsian.
Laporan sementara Pusdalops pada malam ini, terdapat tiga desa di dua kecamatan di Kabupaten Lumajang yang terdampak, yakni Desa Supit Urang dan Desa Oro-Oro Ombo di kecamatan Pronojiwo, dan Desa Penanggal di Kecamatan Candipuro.

Ia menuturkan, Gunung Semeru di perbatasan Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Malang terpantau erupsi pada Rabu siang (19/11), sekitar pukul 14.13 WIB.
Berdasarkan informasi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), jarak luncur awan panas saat erupsi kurang dari 13 km. Menyikapi situasi ini, pemerintah daerah telah menginformasikan kepada warga untuk berhati-hati.
Dilihat secara visual, awan panas guguran teramati dengan jarak luncur 13 m mengarah ke tenggara dan selatan. Di samping itu, juga teramati satu kali awan panas kurang dari 13 km tenggara-selatan Besuk Kobokan.
“Dengan kenaikan status tersebut, otoritas kegunungapian PVMBG merekomendasikan beberapa langkah,” kata Muhari.
Pertama, tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 20 km dari puncak (pusat erupsi).
Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar.
Kedua, tidak beraktivitas dalam radius 8 Km dari kawah atau puncak Gunung Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar).
Berikutnya, mewaspadai potensi awan panas, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.