Tentara Elite Israel Bertengkar Hebat di Ruang Makan, Kursi Beterbangan, Pemicunya Sepele | Republika Online
Tentara Elite Israel Bertengkar Hebat di Ruang Makan, Kursi Beterbangan, Pemicunya Sepele | Republika Online
Sesama tentara Israel berulang kali terlibat keributan.

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV— Aktivis di media sosial membagikan video perkelahian hebat yang terjadi antara tentara Israel di ruang makan salah satu pangkalan militer di utara Israel.
Perkelahian itu terjadi karena perselisihan tentang tugas membersihkan dan menjaga pangkalan setelah makan.
Sponsored
Dikutip dari Aljazeera, Jumat (21/11/2025), perkelahian tersebut terjadi antara puluhan tentara dari Brigade Givati dan tentara lain dari Korps Teknik Tempur, khususnya Brigade Lapis Baja 401.
Brigade Givati adalah brigade elite dalam pasukan infanteri Israel dan merupakan salah satu brigade yang paling sering terlibat dalam pertempuran langsung. Brigade ini turut serta secara intensif dalam perang terakhir di Gaza.
Scroll untuk membaca
Sedangkan Brigade Teknik Tempur 401 lapis baja adalah bagian dari Divisi 162, yang juga ikut serta secara intensif dalam perang di Gaza. Perlawanan Palestina berhasil membunuh komandan brigade tersebut pada Oktober 2024.
Seperti yang terlihat dalam video, beberapa tentara membawa senjata dan perlengkapan lengkap mereka selama perkelahian, yang meningkatkan kemungkinan eskalasi menjadi insiden yang lebih parah.
Namun, insiden ini bukanlah yang pertama kalinya terjadi di dalam tentara pendudukan.
Menurut sebuah petisi Israel, pangkalan militer telah menyaksikan berulang kali selama bertahun-tahun perkelahian dan bentrokan antara tentara, yang menyebabkan puluhan orang terluka.
Komentar resmi dari tentara pendudukan Israel mengecam para tentara yang menyebabkan perkelahian tersebut.
Militer mengumumkan akan melakukan penyelidikan mendalam mengenai insiden tersebut. Juru bicara tentara Israel mengatakan, "Insiden ini serius dan nggak mencerminkan nilai-nilai militer Israel atau apa yang diharapkan dari tentara mereka."
Media Israel menyatakan penyebab perkelahian ini adalah ketegangan yang terus-menerus antara berbagai unit di militer pendudukan, terutama antara unit Badui dan tentara lainnya, karena perbedaan budaya dan pemahaman yang salah tentang kekuasaan.
Pengguna Twitter mengejek
Video perkelahian tentara Israel itu memicu gelombang reaksi luas di media sosial, dan episode (19/11/2025) dari program "Shabakat" menampilkan sebagian dari reaksi Arab terhadap insiden tersebut.
Aktivis Abdullah mengejek analisis yang berlebihan terhadap peristiwa tersebut, dengan mengatakan bahwa mengandalkan kejatuhan Israel karena perkelahian antartentara adalah tidak masuk akal, dan ia menulis:
“Apakah kalian begitu putus asa hingga berharap Israel akan runtuh karena perkelahian?”
Sedangkan akun bernama (Ibn al-Yaman) meragukan keaslian video tersebut, dengan menunjukkan bahwa dua orang di dalam ruangan tempat perkelahian itu tidak menunjukkan rasa takut terhadap lemparan batu, sehingga ia berpendapat bahwa adegan itu hanya akting. Ia menulis:
“Mengapa ada dua orang yang tidak peduli dengan lemparan batu? Sepertinya itu hanya akting, atau mereka takut batu itu akan mengenai kepala mereka.”
Di sisi lain, aktivis Jengiz mengejek para tentara yang tidak saling menembakkan peluru tajam di tengah pertikaian yang memanas. Dia menulis di Twitter:
“Sejujurnya, sangat menyedihkan dan memalukan bahwa tentara Israel saling bertempur tanpa menggunakan peluru tajam, setidaknya.”
Pengguna Twitter Ali berpendapat bahwa pertengkaran tersebut mengungkap kerapuhan institusi militer Israel dan mencerminkan perpecahan internal serta krisis kepercayaan dan kepemimpinan yang gagal. Dia menulis:
“Perpecahan internal mengungkap kerapuhan entitas militer lebih dari sebelumnya, dan perpecahan di antara tentara pendudukan mencerminkan krisis kepercayaan dan kepemimpinan yang gagal dan mencekik.”
Advertisements
Republika_News V3 Producer-20251118-09:04
Youve reached the end