Total Korban Jiwa Banjir -Longsor Sumatera Capai 81 Orang | Republika Online
Total Korban Jiwa Banjir -Longsor Sumatera Capai 81 Orang | Republika Online
Para korban tersebar di Aceh, Sumatera Barat, dan Sumatera Utara.
Rep: Fitriyan Zamzami, Rizky Suryarandika

REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN – Total korban jiwa akibat rangkaian banjir dan bencana hidrometeorologi di berbagai wilayah Sumatera kini mencapai 81 orang. Jumlah ini menyusul laporan terbaru dari Sumatera Utara, Aceh, dan Sumatera Barat.
Di Sumatera Utara (Sumut), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat melaporkan 47 orang meninggal dunia dari total 123 korban di 13 kabupaten/kota. Selain itu, masih terdapat 9 warga hilang dan 67 orang mengalami luka-luka. Tapanuli Selatan menjadi daerah dengan korban terbanyak, yakni 73 jiwa, termasuk 15 meninggal dan 58 luka-luka.
Sponsored
Sementara itu, Pemerintah Aceh menetapkan status tanggap darurat bencana hidrometeorologi selama 14 hari, mulai 28 November hingga 11 Desember 2025. Penetapan ini dilakukan setelah bencana banjir, tanah bergerak, dan longsor meluas di 16 kabupaten/kota akibat curah hujan tinggi dan kondisi geologi labil.
Hingga Kamis sore, tercatat 22 korban jiwa, dengan sebaran terbanyak di Aceh Tengah sebanyak 15 orang. Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) melaporkan bencana sudah berdampak pada 3.817 kepala keluarga (119.988 jiwa), di mana 6.998 KK (20.759 jiwa) harus mengungsi.
Scroll untuk membaca
Dua kabupaten, yakni Aceh Tengah dan Bener Meriah, kini terisolasi setelah akses menuju wilayah tersebut terputus total akibat longsor di sejumlah titik. Bupati Aceh Tengah Haili Yoga menyebut daerah itu kini “betul-betul terkepung” karena seluruh jalur masuk tidak dapat dilalui kendaraan.
Di Sumatera Barat, cuaca ekstrem menyebabkan banjir, longsor, dan pohon tumbang di 14 titik yang tersebar di 17 kelurahan dan 7 kecamatan Kota Padang. BPBD Sumbar mencatat 12 korban meninggal dunia serta sekitar 12 ribu jiwa terdampak.
Wakil Gubernur Sumbar Vasko Ruseimy menyampaikan bahwa penanganan masih terkendala pembersihan material longsor, gangguan komunikasi, dan kerusakan infrastruktur vital.
Dengan perkembangan terbaru ini, total korban jiwa akibat bencana hidrometeorologi di seluruh Sumatera mencapai 81 orang, belum termasuk mereka yang masih hilang.
Sedangkan Wakil Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Diana Kusumastuti mengakui upaya identifikasi kerusakan infrastruktur masih terkendala hujan yang belum berhenti. Empat jembatan dilaporkan terputus di Aceh, sementara di Sibolga dan Tapanuli Tengah terdapat sekitar 20 titik longsor yang masih sulit dipetakan.
Kementerian PUPR mengirimkan alat berat untuk membersihkan material longsoran dan membuka akses, dengan harapan dapat segera mencapai lokasi terdampak.
“Sampai saat ini kami sudah mengirimkan beberapa alat berat untuk membersihkan longsoran. Mudah-mudahan segera bisa sampai ke lokasi," ucap Diana.
Dari sisi kesehatan, Kementerian Kesehatan memastikan pelayanan medis terus berjalan dengan menyiagakan seluruh fasilitas kesehatan di wilayah terdampak. Tenaga kesehatan cadangan telah dikirim. Kemenkes juga menyiapkan dukungan agar kegiatan pembelajaran dapat segera dimulai kembali setelah situasi di lapangan memungkinkan.
Adapun Kementerian Dalam Negeri menyampaikan pemerintah daerah telah diberikan keleluasaan menggunakan Belanja Tidak Terduga (BTT) serta melakukan pergeseran anggaran untuk memastikan kebutuhan penanggulangan darurat dapat dipenuhi dengan cepat.
Dari sisi pencarian dan pertolongan, Kepala Basarnas Muhammad Syafii menyebut delapan operasi SAR tengah berlangsung di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Operasi difokuskan untuk mengevakuasi warga yang terisolasi dan mencari korban yang belum ditemukan. Basarnas memprioritaskan penyelamatan nyawa dan melakukan operasi menggunakan metode manual maupun teknologi pendukung sesuai kondisi lapangan.
Pemerintah menyatakan mengambil sejumlah langkah guna menangani rangkaian bencana hidrometeorologi basah akibat cuaca ekstrem yang menimpa Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat sejak Senin (24/11). Salah satunya rencana pengiriman bantuan lewat udara.
Menteri Koordinator (Menko PMK) Pratikno menyampaikan agar seluruh kementerian dan lembaga baik di pusat maupun daerah, memprioritaskan keselamatan masyarakat. Ia meminta semua elemen pemerintah memastikan pemenuhan kebutuhan dasar hingga tahap pemulihan pascabencana.
"Di saat kita melakukan penanganan darurat, tapi di saat yang sama kita mempersiapkan pascadaruratnya untuk pemulihan, karena ini infrastruktur juga harus pulih,” kata Pratikno dalam keterangannya pada Jumat (28/11/2025).
Pratikno menjelaskan dalam beberapa hari terakhir, Siklon Tropis Senyar membawa hujan dengan intensitas sangat tinggi di tiga provinsi terdampak. Inilah yang menurutnya memicu banjir, banjir bandang, dan longsor, serta mengganggu layanan transportasi maupun pelayaran.
Dampak dari fenomena cuaca tersebut telah menimbulkan korban jiwa, kerusakan infrastruktur, terputusnya akses, listrik dan jaringan telekomunikasi. Upaya kaji cepat oleh tim gabungan di daerah terus dilakukan dan untuk sementara pendataan masih terus diperbarui.
"Ini telah memakan cukup banyak korban jiwa, tapi data masih di-update," ujar Pratikno.
Pratikno menyebut situasi cuaca ekstrem membuat penyaluran bantuan menghadapi kendala. Sehingga sebagian bantuan akan dikirim melalui jalur udara karena akses darat banyak yang terputus.
“Pemerintah melalui BNPB akan mengirimkan bantuan melalui udara. Kita tidak bisa mengirim bantuan melalui infrastruktur darat dan menunggu sampai in selesai,” ujar Pratikno.
Sementara itu, Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto saat ini berada di Sumatera Utara untuk memimpin penanganan darurat bencana. BNPB akan membentuk Posko Darurat di Tarutung. Dari posko ini, seluruh upaya penanganan bencana akan dilakukan secara terpadu dan terkoordinasi dengan baik.
Rangkaian penanganan darurat ini akan dilakukan sembari mempersiapkan pemulihan infrastruktur dan layanan dasar. Operasi pencarian dan penyelamatan korban menjadi fokus utama BNPB.
BNPB juga segera menggelar Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) untuk menghalau awan dan meredistribusi curah hujan. Hal ini sebagai bentuk upaya percepatan penanganan darurat dan mitigasi bencana susulan dalam jangka pendek.
Selanjutnya, Suharyanto membagi tugas jajaran Kedeputian BNPB hingga Tenaga Ahli serta Unsur Pengarah untuk membantu koordinasi penanganan darurat di Aceh, Sumatra Barat dan Sumatra Utara.
“Untuk wilayah Aceh, ada Deputi Rehabilitasi dan Rekonstruksi BNPB yang akan memimpin koordinasi penanganan di sana. Termasuk beberapa Tenaga Ahli dan Unsur Pengarah serta para direktur BNPB di masing-masing wilayah,” ucap Suharyanto.
Advertisements
general_URL_gpt_producer-20250818-18:16
arrow_forward_ios
Baca selengkapnya
Youve reached the end