Trump Marah Usai Kemenangan Zohran Mamdani di New York - Kompas
Trump Marah Usai Kemenangan Zohran Mamdani di New York
NEW YORK CITY, KOMPAS.com - Presiden Amerika Serikat Donald Trump bereaksi keras setelah Zohran Mamdani dari Partai Demokrat meraup lebih dari 50 persen suara dalam pemilihan wali kota New York pada Selasa (4/11/2025).
Dalam unggahan di platform Truth Social, Trump mengaitkan kekalahan Partai Republik di New York, New Jersey, dan Virginia, dengan absennya dirinya dari surat suara serta dampak penutupan pemerintahan (government shutdown) baru-baru ini
“TRUMP TIDAK ADA DI SURAT SUARA, DAN PENUTUPAN PEMERINTAH (government shutdown) ADALAH DUA ALASAN REPUBLIKAN KALAH DALAM PEMILU MALAM INI,” tulis Trump, mengutip hasil jajak pendapat internal yang disebutnya sebagai dasar pernyataan itu.
Kemenangan bersejarah Mamdani
Zohran Mamdani, 34 tahun, berhasil mengalahkan mantan gubernur Andrew Cuomo dan kandidat Republik Curtis Sliwa untuk menjadi wali kota termuda sekaligus wali kota Muslim pertama dalam sejarah New York City.
Ia akan menggantikan Eric Adams, yang mundur dari pencalonan kembali pada September meski namanya tetap tercantum di surat suara.
Mamdani sebelumnya adalah anggota Majelis Negara Bagian New York dari Queens dan relatif tidak dikenal di tingkat kota. Namun kampanyenya yang menekankan isu keterjangkauan hidup dan keadilan sosial berhasil menarik perhatian luas.
Pemilihan kali ini mencatat lebih dari dua juta pemilih, angka tertinggi dalam sejarah pemilihan wali kota New York sejak 1969.
Pertarungan Trump dan Mamdani

Kampanye Mamdani sempat berubah menjadi ajang adu wacana antara dirinya dan Presiden Trump, yang ikut turun langsung ke arena politik kota meski tidak mencalonkan diri.
Trump beberapa kali menyebut Mamdani sebagai “komunis” dan “bencana” jika ia terpilih sebagai Wali Kota New York.
Sebaliknya, Mamdani menanggapinya dengan tenang namun tegas. Dalam wawancara dengan kanal satire politik The Good Liars, ia mengatakan, “Saya akan bekerja sama dengan presiden demi kepentingan warga New York, tapi saya tidak akan tunduk. Jika Anda ingin mempersulit hidup warga New York, maka saya akan berada di sana untuk melawan Anda.”
Trump bahkan sempat secara terbuka mendesak pendukungnya untuk memilih Andrew Cuomo demi mencegah kemenangan Mamdani.
“Apakah Anda menyukai Andrew Cuomo atau tidak, Anda sebenarnya tidak punya pilihan. Anda harus memilihnya dan berharap ia melakukan pekerjaan yang hebat,” tulis Trump dalam salah satu unggahannya.
Tak berhenti di situ, Trump juga memperingatkan akan mengurangi bantuan federal untuk New York jika Mamdani terpilih.
“Jika kandidat komunis Zohran Mamdani memenangi pemilihan wali kota New York City, sangat kecil kemungkinan saya akan memberikan dana federal lebih dari jumlah minimum yang diwajibkan. Karena sebagai seorang komunis, kota besar ini tidak akan punya peluang untuk sukses—bahkan untuk bertahan hidup!” tulisnya lagi.
New York di bawah sorotan
Kemenangan Mamdani menandai perubahan besar bagi New York, kota berpenduduk lebih dari 8 juta orang yang terdiri atas Manhattan, Brooklyn, Queens, Bronx, dan Staten Island.
Sebagai wali kota, Mamdani akan mengelola anggaran tahunan sekitar 116 miliar dollar AS (sekitar Rp 1.940. triliun), termasuk kebijakan utama di bidang pendidikan, kepolisian, dan perumahan.
Kota ini juga merupakan pusat keuangan dan teknologi global, dengan lebih dari 2.000 startup kecerdasan buatan (AI) dan sekitar 40.000 tenaga kerja di sektor tersebut—menjadikannya salah satu ekosistem teknologi terbesar di dunia.