Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home BPBD Featured Gunung Semeru Lintas Peristiwa Spesial

    Viral Satwa Tewas Kena Erupsi Semeru, BPBD Pastikan Kucing Hutan Bukan Macan - espos

    3 min read

     

    Viral Satwa Tewas Kena Erupsi Semeru, BPBD Pastikan Kucing Hutan Bukan Macan

    Jatim  -  Rabu, 26 November 2025 - 10:36 WIB


    ESPOS.ID - Tangkapan layar satwa diduga macan terkena abu erupsi Gunung Semeru yang viral di media sosial pada pekan terakhir November 2025. (Istimewa/Instagram/@jawatimurinfo)

    Esposin, LUMAJANG — Warganet dihebohkan dengan beredarnya rekaman video seekor satwa yang diduga sebagai harimau atau macan, yang ditemukan tewas di kawasan terdampak awan panas guguran atau erupsi Gunung Semeru, Lumajang, Jawa Timur.

    Dalam tayangan video amatir yang viral tersebut, tampak seekor satwa ditemukan tewas dengan sebagian besar tubuhnya tertimbun material vulkanik erupsi Semeru. Perekam video itu meyakini hewan tersebut adalah seekor macan.

    Lek iki duduk kucing, lur, macan asli iki,” ucap warga perekam video tersebut sambil memperlihatkan gigi taring dan kulit satwa itu.

    Namun otoritas terkait membantah informasi tersebut. Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Provinsi Jawa Timur, Satriyo Nurseno, menjelaskan bahwa berdasarkan laporan petugas di lapangan, hewan yang ditemukan tewas tersebut merupakan kucing hutan.

    “Itu hewan kucing hutan, bukan macan,” ujar Satriyo saat dikonfirmasi, Selasa (25/11/2025), dilansir Bisnis.com.

    Ia membeberkan bahwa bangkai satwa tersebut ditemukan di kawasan pertambangan pasir Curah Kobokan, salah satu daerah yang paling terdampak erupsi Semeru.

    “Lokasi penemuan di sekitar tambang kabel, berdekatan dengan Pos Pantau Curah Kobokan,” katanya.

    Diduga kucing hutan tersebut tidak dapat menyelamatkan diri dan terjebak saat erupsi Semeru terjadi pada Kamis (20/11/2025).

    Sebelumnya, Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melaporkan bahwa Gunung Semeru meletus pada Rabu (19/11/2025) pukul 16.00 WIB dengan tinggi kolom letusan sekitar 2.000 meter di atas puncak. Awan panas tercatat meluncur sejauh tujuh kilometer dengan kolom abu tebal ke arah utara dan barat laut.

    Erupsi terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 40 mm dan durasi sekitar 16 menit 40 detik, dan aktivitas erupsi dinyatakan berakhir pada pukul 18.11 WIB.

    Namun pemerintah daerah dan Badan Geologi Kementerian ESDM masih menetapkan status Level IV atau Awas untuk mengantisipasi potensi aktivitas susulan. Status Tanggap Darurat Bencana Alam juga masih berlaku hingga 26 November 2025 berdasarkan keputusan Pemkab Lumajang.

    Berita Terkait
    Komentar
    Additional JS