0
News
    Home Dunia Internasional Featured Istimewa Spesial

    Wanita AS Lahir Tanpa Otak Rayakan Ultah ke-20, Padahal Prediksi Dokter Hanya Bertahan Hidup 4 Tahun - SINDOnews.com

    2 min read

     

    Wanita AS Lahir Tanpa Otak Rayakan Ultah ke-20, Padahal Prediksi Dokter Hanya Bertahan Hidup 4 Tahun

    Selasa, 11 November 2025 - 07:26 WIB

    Alex Simpson, wanita asal AS yang terlahir tanpa otak, merayakan ulang tahunnya yang ke-20. Padahal dokter memprediksi Alex hanya bertahan hidup 4 tahun. Foto/via NDTV
    A
    A
    A
    WASHINGTON - Alex Simpson, seorang wanita asal Omaha, Nebraska, Amerika Serikat (AS), yang terlahir tanpa belahan otak, telah merayakan ulang tahun (ultah)-nya yang ke-20 pada 4 November lalu. Kehidupan Alex merupakan keajaiban karena dokter pernah memprediksi dirinya tak akan bertahan hidup lebih dari empat tahun.

    Alex dilahirkan dengan hydranencephaly, suatu kondisi langka di mana sebagian besar belahan otak hilang. Orangtuanya ketika ditanya mengapa mereka yakin Alex hidup lebih lama dari perkiraan dokter, mereka menjawab: "cinta".

    Hydranencephaly adalah kelainan neurologis yang parah dan langka di mana belahan otak, bagian terbesar otak yang bertanggung jawab untuk berpikir dan koordinasi, sebagian besar atau seluruhnya tidak ada dan digantikan oleh cairan serebrospinal.

    Baca Juga: Gali Kebun untuk Kolam Renang, Pria Ini Temukan Harta Karun Emas Senilai Rp13,3 Miliar

    Kondisi ini biasanya mengakibatkan kematian pada tahun pertama kehidupannya, sehingga kelangsungan hidup Alex hingga usia 20 tahun merupakan sebuah "keajaiban medis" bagi keluarganya.

    "(Hydranencephaly) artinya otaknya tidak ada, tidak separuh otaknya, seluruh otaknya. Secara teknis, dia memiliki ukuran sekitar setengah jari kelingking otak kecil saya di bagian belakang otaknya, tapi hanya itu yang ada di sana," kata ayah Alex, Shawn Simpson.

    Alex tidak bisa melihat atau mendengar, tapi keluarganya yakin dia bisa merasakan kehadiran mereka dan emosi orang-orang di sekitarnya.

    "Katakanlah ada seseorang yang stres di dekatnya. Bahkan tidak akan terjadi apa-apa-bisa jadi diam saja - tapi Alex akan tahu. Dia akan merasakan sesuatu. Seperti, jika nenek saya sakit, di punggungnya, dia akan memancarkannya – itu gila," kata SJ, saudara laki-laki Alex yang berusia 14 tahun.

    Orangtuanya, Shawn dan Lorena Simpson, memuji keyakinan dan cinta mereka karena dia menentang rintangan medis, menyebutnya sebagai "pejuang".

    “Dua puluh tahun yang lalu, kami merasa takut, namun menurut saya keyakinanlah yang membuat kami tetap hidup,” kata Shawn, seperti KETV, Selasa (11/11/2025).

    Hydranencephaly terjadi selama perkembangan janin, biasanya karena masalah pembuluh darah atau traumatis, yang menyebabkan gangguan fisik dan kognitif yang parah. Kondisi ini mempengaruhi 1 dari 5.000 hingga 1 dari 10.000 kehamilan, biasanya berakibat fatal dalam tahun pertama, menurut Cleveland Clinic.

    Penyebabnya seringkali akibat stroke, infeksi, atau kerusakan otak janin selama kehamilan sang ibu, yang berujung pada rusaknya jaringan otak.

    Gejalanya adalah bayi mungkin tampak normal saat lahir tetapi kemudian menunjukkan tanda-tanda seperti kejang, pola makan yang buruk, pertumbuhan terhambat, kebutaan, dan keterlambatan perkembangan.

    Diagnosisnya biasanya dikonfirmasi melalui pencitraan (MRI atau CT scan). Hydranencephaly tidak ada obatnya. Angka harapan hidup dari si penderita bisa berkurang secara signifikan, namun beberapa anak dapat hidup lebih lama dengan perawatan suportif.
    (mas)
    Komentar
    Additional JS