Berdasarkan keterangan relawan setempat, Jahid, kondisi Kamaludin semakin memprihatinkan. Ia telah menjalani sejumlah perawatan medis di Rumah Sakit Hafiz Cianjur dan Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung antara 2019 hingga 2020, namun hasilnya belum menunjukkan perkembangan signifikan.Sabtu (15/11/2025).

Penyakit yang dideritanya memerlukan penanganan intensif yang melibatkan koordinasi antara tiga dokter spesialis. Sayangnya, proses ini sering terhambat oleh kendala waktu dan kesiapan para dokter yang harus bekerja sama.

“Saat ini, saya sudah tidak bisa bekerja lagi sejak 2019, dan ini membuat kondisi ekonomi keluarga kami semakin sulit. Meski BPJS menanggung biaya medis utama, namun biaya pendampingan, transportasi, dan kebutuhan hidup sehari-hari menjadi beban yang sangat berat,” ujar Kamaludin dengan suara berat.

Beban ekonomi ini semakin terasa karena Kamaludin harus meminjam uang dari tetangga untuk menutupi biaya-biaya yang tidak ditanggung oleh BPJS. Dengan kondisi tubuh yang semakin lemah, ia berharap ada bantuan yang datang, baik dari pemerintah maupun masyarakat yang tergerak hati untuk membantu meringankan beban keluarganya.

“Dengan kondisi saya seperti ini, saya hanya bisa berharap ada donatur, Pemerintah Desa, maupun Pemerintah Daerah, yang mau membantu. Terutama untuk kelancaran pengobatan saya. Saya juga berharap Bapak Dedi Mulyadi, Gubernur Jawa Barat, bisa memberikan perhatian dan bantuan untuk meringankan beban saya,” harap Kamaludin dengan penuh harapan.

Perjuangan Kamaludin adalah cerminan dari tantangan besar yang dihadapi banyak warga kurang mampu dalam memperoleh akses pengobatan yang memadai. Masyarakat sekitar berharap, bantuan dari pihak yang lebih mampu, baik itu dari pemerintah atau individu yang peduli, dapat segera terwujud untuk meringankan penderitaan Kamaludin.

Ben