25 Hari Pascabanjir, Listrik Kecamatan Langkahan Aceh Utara Belum Menyala - Kompas
25 Hari Pascabanjir, Listrik Kecamatan Langkahan Aceh Utara Belum Menyala .
ACEH UTARA, KOMPAS.com – Memasuki hari ke-25 pascabanjir, suplai listrik di Kecamatan Langkahan, Kabupaten Aceh Utara, Provinsi Aceh, belum juga menyala sehingga warga terpaksa bertahan tanpa penerangan memadai pada malam hari.
Kepala Desa Leubok Pusaka, Kecamatan Langkahan, Janni, mengatakan sejak hari pertama banjir hingga Minggu (21/12/2025), aliran listrik di wilayahnya belum pulih.
“Sampai hari ini belum menyala listrik. Kami membakar kayu untuk penerangan pada malam hari di lokasi pengungsian,” ujar Janni.
Menurut dia, kondisi tanpa listrik sangat menyulitkan warga, terutama korban banjir yang masih bertahan di pengungsian.
“Lampu templok, bakar kayu, lilin, semua kami gunakan malam hari,” terangnya.
Ia berharap suplai listrik segera dipulihkan agar aktivitas warga pada malam hari lebih aman dan nyaman.
Puskesmas Masih Mengandalkan Genset
Sementara itu, Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Aceh Utara, Mahzar, mengatakan listrik di Puskesmas Langkahan hingga kini juga belum menyala.
“Puskesmas Langkahan itu pakai mesin generator dari relawan. Kita terdampak 19 puskesmas, satu Langkahan itu belum menyala. Tadi rapat dengan PLN sudah saya laporkan lagi,” jelas Mahzar saat dihubungi terpisah.
Ia menyebutkan, manajemen PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) berjanji suplai listrik di wilayah yang mengalami kerusakan terparah akibat banjir akan dipulihkan dalam pekan ini.
“Mereka juga janji akan memberi pinjaman mesin generator secepatnya sebelum suplai listrik pulih di Kabupaten Aceh Utara,” kata Mahzar.
Dampak Banjir Masih Terasa
Sebagai informasi, Kabupaten Aceh Utara menjadi salah satu wilayah yang mengalami kerusakan paling parah akibat banjir pada 26 November 2025.
Ribuan rumah dilaporkan rusak dan tidak bisa ditempati. Selain itu, berbagai fasilitas umum seperti gedung pemerintah, jalan, jembatan, bendungan, hingga sarana ibadah mengalami kerusakan berat akibat bencana tersebut.
